ninth story

194 17 3
                                    


Abel memasuki area vila lalu ia mendapati Amel dan juga Fauzan tengah menyusun piring-piring untuk di bawa keluar. Dapat Abel liat Amel begitu riang saat berada di dekat Fauzan. Apakah Amel menyukai Fauzan? Bahkan cara Amel menatap Fauzan seperti seseorang yang baru saja mendapat sesuatu yang berharga dan takut kehilangan hal berharga itu.

Abel menghiraukan pikirannya itu lalu naik menuju kamarnya dan juga Suzy. Ia mengambil ponsel yang sudah lama ia anggurkan.

"Abel!!"

"Iya?!"sahutnya sedikit berteriak.

"Ayo turun! Dagingnya udah matang nih."

"Iya, ci." Abel bergegas keluar dari kamar dan turun menemui yang lainnya.

"Lama amat. Dari mana lu?" Tanya Suzy.

"Dari dalem ambil hp."

"Hei kalian berdua ayo makan! Keburu dagingnya di habisin sama Jaka." Teriak Amel kepada Abel dan Suzy.

Sedangkan Jaka yang namanya disebut hanya mendengus kesal."bawa-bawa nama gue." Gumamnya.

Tiga hari sudah mereka berlibur. Saatnya mereka kembali ke kesibukan masing-masing. Jefri mengantar Abel juga Suzy pulang ke asrama tempat mereka berdua tinggal. Setelah sampai, Abel merebahkan badannya, ia merasa badannya sangat lah pegal.

Saat hendak menutup matanya, suara pintu terbuka membuatnya membuka kedua matanya dan mendapati Suzy yang ingin keluar. "Mau kemana?" Abel menaikkan sebelah alisnya. Apakah teman sekamarnya ini tidak capek saat perjalan pulang? Ya...walaupun hanya duduk di mobil, tapi tetap saja terasa pegal.

"Mau keluar sebentar."jawabnya dan tanpa menunggu jawaban dari Abel, Suzy pergi begitu saja.

"Aneh banget." Gumam Abel.

Karena merasa penasaran, Abel mengikuti teman sekamarnya itu secara diam-diam. Abel terus mengikuti kemana arah Suzy berjalan. Hingga Suzy memasuki sebuah cafe yang berada dekat dari asrama mereka. Abel mendudukkan bokongnya di kursi yang lumayan jauh dari tempat Suzy duduk. Mungkin Uci mau ketemu sama orang. Begitu pikir Abel. Tidak lama setelahnya seseorang datang dan duduk tepat di depan Suzy. Mereka saling menyapa dan Suzy juga berbicara sopan dengan orang itu.

Karena merasa telah mencampuri privasi temannya itu, Abel beranjak secara diam-diam takut ketahuan oleh temannya itu. Tapi tetap saja Abel merasa penasaran dengan siapa Suzy bertemu, pasalnya orang tersebut memakai masker dan juga kacamata hitam.

"Siapa yah orang yang ketemuan sama Suzy..." Abel terus saja memikirkan orang tersebut. Abel yakin orang itu sudah tua. Abel sekilas melihat kalung yang di pakai orang tadi, sangat familiar bagi Abel. Abel serasa pernah melihat kalung itu. Tapi dimana.

"Nggak mungkin orang tuanya Suzy. Kan kata Uci mereka udah meninggal." Gumamnya lagi.

Bukannya kembali dan beristirahat di asrama. Abel malah berkeliling sembari melihat-lihat beberapa pedagang kaki lima. Terbesit di benak Abel ingin pergi ke sebuah perpustakaan yang berada tidak jauh dari tempatnya berpijak. Tiba-tiba saja seseorang mengagetkan dirinya.

"Beauty!!!!" Teriaknya.

Abel tersentak dan menatap orang itu tajam. "Lo lagi?" Keluhnya. Abel memijat pangkal hidungnya pelan. Kepalanya tiba-tiba saja terasa pening.

Ya, orang yang bertemu dengan Abel adalah Azka. Azka terkekeh."hehe....mau kemana? Ke perpustakaan yang ada di sini yok?" Ajaknya.

Abel menatap sengit pria tinggi di hadapannya itu. "Lu ngikutin gue??"

brothership || Lee Haechan [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang