Karya 4 (bagian 1)

7 2 0
                                    

JUDUL : Kegagalan Matematika Yang Menyapaku
KARYA : Khadijah

Aku sambut pagi ini dengan helaan napas yang sedikit gusar. Entah mengapa rasanya hari ini sedikit berbeda.

"Jalani aja lah, hidup kagak ada yang tau," gumamku sambil terus mengayuh sepeda menuju sekolah.

Tidak berapa lama kemudian, aku sudah sampai di depan sekolahku. SMAN DHARMA BAKTI, itu lah nama sekolahku. Jarak antara rumah dan sekolahku cukup dekat.

Aku pun meletakkan sepeda di parkiran. Lalu melangkahkan kaki menuju kelas. Sebagian murid yang menyapa, tentunya aku membalasnya dengan ramah, ya kali, kalo kagak disapa balik nanti dikira sombong, ye kan.

Tidak berapa lama kemudian aku telah sampai di kelas, dan langsung saja aku pergi menuju tempat duduk.

Sekarang jam menunjukkan pukul 07.30 WIB. Jadi pelajaran sudah dimulai, dan tentunya aku bertemu dengan si Matematika ini lagi. Pantas saja rasanya hari ini berbeda.

"Hai Matematika, kita ketemu lagi," rintihku. Memperhatikan buku matematika.

"Jadi hari ini kita belajar tentang Trigonometri, tolong diperhatikan ya," kata Bu Marni, guru Matematika.

Pelajaran terus berlangsung, dan aku hanya memperhatikan Bu Marni yang sedang menjelaskan rumus-rumus Trigonometri ini.

Sesekali aku menghembuskan napas dengan kasar, huh sulit sekali. Pikirku dulu pelajaran tentang segitiga tidak seperti ini, hei, tapi setelah datang sin, cos, tan semuanya berbeda.

"Oke semuanya di sini Ibu berikan kalian tugas, mohon diselesaikan ya," ujar Bu Marni, sambil menuliskan soal yang akan kami kerjakan di papan tulis.

"Susah sekali kawan," gerutuku sambil terus mengerjakan soal matematika ini.

Waktu terus berjalan dan tidak terasa tugas kami sudah kami kumpulkan, dan langsung diperiksa oleh Bu Marni.

"Macam mana lah nilaiku ini. Ya Rabbi, kalo gagal lagi, harus coba lagi berarti seperti waktu-waktu itu," pikirku.

Aku ini memang tidak berteman dengan si Matematika, jadi sering gagal. Aku terus melamun sambil memikirkan si Matematika, bagaimana nasibku ini.
Lamunanku buyar saat Bu Marni memanggil namaku.

"Raina Azimah," Panggil Bu Marni. Aku pun langsung maju ke depan saat namaku dipanggil, pasti nih kena alamat lagi.

"Raina, jadi kamu masih ada beberapa kesalahan. Dan Ibu minta, tolong kerjakan tugas halaman 54-57 ya," ucap Bu Marni.

"Iya Bu," sahutku dengan senyuman. Aku pun kembali ke mejaku.

"Nah benarkan tebakan gua, pasti gagal lagi. Tapi ya gapapa lah, coba lagi, mungkin lain waktu pasti bisa kok," pikirku.

Sama juga halnya dengan sebagian teman-temanku, mereka yang masih ada kesalahan harus mengerjakan tugas tambahan.

"Oke, anak-anak sudah waktunya istirahat. Ibu permisi dulu, assalamu'alaikum," pamit Bu Marni.

"Wa'alaikumussalam Bu," Jawab kami. Dan saat itu juga para siswa dan siswi pergi berhamburan menuju kantin sekolah.

Dan tentunya aku dan teman-temanku pergi menuju kantin juga.

"Eh Rain, gimana lagi soal Matematika lo?" tanya Mita, sambil menyeruput es tehnya.

"Ya gitulah, gagal lagi," sahutku dengan wajah sedih. Huhu kasihan sekali diriku ini.

"Coba lagi Rain, pasti bisa kok," ujar Syila menyemangatiku sambil menepuk bahuku. Dan aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"Iya Rain, lo harus belajar lagi, kayak Biologi kan lo bisa. Kalo Biologi bisa, insyaa Allah Matematika juga bisa. Iya gak Syil?" ucap Mita.

"He'um," jawab Syila sambil memakan semangkok baksonya.

"Iya, nanti di rumah gua belajar lagi," jawabku.

Tak berapa lama kemudian, pelajaran kembali dimulai. Dan tidak terasa sudah waktunya pulang sekolah. Senangnya hati ini.

Aku pun segera bergegas pulang ke rumah, untuk mengerjakan tugas tambahan tadi tentunya.

"Gua duluan ya. Mit, Syil," ucapku dengan sedikit berteriak.

"Yoi," jawab mereka.

Kini aku sudah sampai tepat di depan sepedaku, dan langsung saja aku menaikinya, dan mengayuhnya menuju rumahku.

Merayakan KegagalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang