"Jika kita ditakdirkan bersama, di sudut bumi manapun kamu berada kita pasti akan bertemu."
Happy reading!
Jangan lupa vote, comment & share!....
Pagi ini suasana sekolah terbilang cukup ramai. Hari Sabtu yang biasanya diisi kegiatan di rumahnya masing-masing, berbeda dengan Sabtu kali ini yang menjadi penentu murid GHS naik kelas atau tidaknya. Rasa senang dan tegang bercampur aduk karena sebentar lagi mereka akan libur panjang setelah melihat hasil kerja payahnya selama setahun.
Seperti saat ini, kelas 11 IPS 1 bersorak gembira setelah menerima rapot yang beberapa saat lalu dibagikan. Tak ada yang mengecewakan, semua nilai mereka meningkat dan tak ada yang tinggal kelas.
"FOTO YUK!"
Kegiatan yang wajib dilaksanakan setelah pembagian rapot selesai. Mereka semua menyetujui ide Dion, dan segera beranjak ke lapangan basket yang sudah menjadi langganan tempat foto anak-anak GHS.
"Permisi! Yang pendek di depan." Arsya membelah kerumunan teman-temannya, menempatkan posisi paling depan.
"Gerak cepat, woi! Udah pada ngantre di belakang!" atur Dion selaku ketua kelas.
Setelah menyelesaikan perdebatan kecil, akhirnya mereka berhasil mengatur posisinya dengan rapi. Beberapa jepretan yang diambil oleh anak kelas sebelah, menjadi penutup pertemuan mereka hari ini. Setidaknya untuk tiga minggu ke depan, tidak ada pertikaian kecil yang biasanya mengisi kelas mereka.
"Ke Bandung, kuy! Nginep di villa kelurga gue," tawar Nadya menggiurkan.
Ketujuhnya saat ini tengah berkumpul di kantin yang masih lumayan ramai oleh beberapa siswa. Lita tidak bergabung dengan mereka, karena harus pulang terlebih dahulu.
"Sabi, lah. Mau kapan, guys?" Berta dengan semangat memajukan diri.
"Kalo gue, sih, terserah kalian aja. Gue free selama liburan," kata Sevi, yang dianggukan setuju oleh Rizka.
"Senin. Lebih cepat, lebih baik," usul Yeza tidak sabaran.
"Gue tanya Mami dulu, deh. Takutnya ada acara keluarga." Alena mencuatkan bibirnya kesal.
"Lo gimana, Sya?"
Arsya mengangkat wajahnya yang sejak tadi menunduk pada ponsel. "Kira-kira berapa hari? Gue Sabtu, Minggu mau ke puncak soalnya. Beberapa hari sebelum itu harus persiapan dulu."
"Ngapain ke puncak?" tanya Rizka.
"Kemping, dong."
"Dih, lo enggak ngajak kita?" sewot Berta.
Arsya mendelik kecil, lalu berdecak. "Acara ekskul. Ya kali gue ngajak kalian."
"Berarti ada Vraka juga, dong?"
"Iya, lah. Malahan kita satu kelompok," kata Arsya dengan garis wajah merekah jika sudah membahas tentang cowok itu.
"Eh, btw, itu yang di paper bag lo apaan? Perasaan dari tadi gak dibuka." Alena bertanya penasaran
Arsya melirik sebentar pada barangnya, lalu tersenyum dengan lebar. "Hoodie-nya Vraka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
FanfictionKata orang, masa SMA itu merupakan masa paling indah dibalut putih abu-abu. Masa ketika seorang remaja mendapatkan jati dirinya. Mulai dari bertemu dengan sosok baru yang menjadi sahabat, sampai pengalaman jatuh cinta pertama kali. Semua terasa begi...