Bab 5 |> Penguntit(?)

183 53 25
                                    

"Bukan pacar, tapi aku gak suka kalau kamu dekat sama orang lain!"

Happy reading!
Jangan lupa vote, comment & share!

....

Kerlingan menggoda yang terlempar dari gadis berseragam ketat dan bedak yang Vraka yakini tebalnya hingga 5 lapis itu berhasil membuat Vraka bergidik jijik.

Dia baru memasuki kelasnya, tetapi sudah disuguhi oleh manusia macam Amel. Wajahnya tidak terlalu buruk, tetapi perilakunya yang ingin Vraka enyahkan sekarang juga.

Cowok itu melewati Amel begitu saja tanpa peduli. Cekalan di pergelangan tangannya membuat dia langsung menyentak tangan sang pelaku.

Amel mencuatkan bibir, menghentakkan kaki kelantai. "Ih Vraka mah!"

"Apa?!" gertakan Vraka berhasil membuat nyali Amel menciut seketika.

Vraka menyipitkan mata, seakan tengah menilai penampilan Amel.

"Lo mau berurusan sama gue atau guru BK?"

Amel bergerak kikuk, tahu maksud dari kalimat yang dilontarkan cowok yang berada dihadapannya itu. Belum sempat dia menjawab, Vraka sudah memotongnya.

"Gue udah beberapa kali peringatin sama lo, ini sekolah bukan club. Jadi, berhenti berpenampilan kayak tante-tante girang!"

Amel mendengus sebal, seakan bosan Vraka selalu berbicara seperti itu padanya.

"Came on Vraka, ini tuh tren," katanya seraya menyilangkan tangan didada.

"Tren pale lo!" pupilnya membesar.

Vraka mengibaskan tangan tak perduli. "Gue gak ngelaporin lo ke BK bukan berarti lo dengan seenaknya terus dandan seperti ini. Tapi sekarang, waktunya lo ikut gue ke ruang BK."

Sebenarnya, guru-guru yang mengajar dikelasnya sudah sering menegur Amel, tetapi cewek itu saja yang keras kepala, dan terus mementingkan penampilannya.

"Gue gak mau!" Amel menahan tubuhnya, saat Vraka mendorong bahunya keluar kelas.

"Yaudah, biar gue aja yang panggil guru BK kesini." Dengan santai, Vraka berniat melangkahkan kaki keluar kelas, tetapi lagi-lagi tangannya ditahan oleh Amel.

"Please Ka, gue gak mau masuk buku hitam." Tatapan memelas Amel membuat Vraka memutar bola matanya malas.

"Terserah lo!"

Amel mengejar Vraka yang sudah berjalan keluar kelas. Langkahnya yang lebar, membuat cewek dengan gaya rambut dicurly itu susah untuk mengimbanginya.

"Vraka!" cowok itu tetap mengabaikan panggilan dari Amel yang sudah kesekian kalinya.

"Itu ngapa doi lo dikejar-kejar sama tante girang?" Berta berkomentar ketika melihat Amel dan Vraka melewati depan kelasnya.

Arsya yang sedang berkutat dengan kertas origami, memanjangkan leher melihat ke luar kelas. Pipinya mengembung, dan hidungnya berdesis tajam.

"Tahan Sya tahan, lo bukan siapa-siapanya," bisikan halus ditelinga kanannya membuat Arsya melirik menggunakan ujung mata. Alena sang pelaku, memejamkan mata berlagak sok menenangkan.

"Sebel gue tuh ngeliat si Amel!" kekesalannya dia lampiaskan pada kertas origami yang sedari tadi digenggam. Merobek-robek kecil hingga menimbulkan sampah.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang