16 - The Past

1.3K 149 8
                                    

Suasana hati Sakura tidak sempurna hari ini. Apalagi setelah kejadian malam itu, di mana dirinya telah menjadi setengah hidup dari seorang Uchiha Sasuke. Kalimat alay memang, tapi itulah kenyataannya. Harapannya terlepas dari belenggu keluarga Uchiha kian menipis.

"Oi, Jidat. Sejak kapan ganti profesi menjadi lacur?"

PLETAK!

Yamanaka Ino, si mulut bocor meringis. Ia menatap Sakura garang. Ia pikir tidak ada yang salah dari perkataannya.

"Sinting! Aku tidak murah, aku mahal setinggi langit!" ketus Sakura meninggikan harga diri.

"Cih! Mahal, katamu?" Ino memandang Sakura dengan mimik wajah meledek. Lalu, menunjuk ruam-ruam merah di leher gadis itu. "Jika mahal, lalu yang dilehermu itu apa?"

Sakura mengernyit heran. Sehabis mencuci tangan, ia memegang area leher dengan kedua tangan. Ia meringis, ada bagian yang lecet.

Lantas, ia berkaca.

"HA?! APA INI?!"

Ino menggeplak kepala merah jambu Sakura gemas. Gadis ini polos atau bego? Jelas-jelas itu bekas kissmark seseorang.

"Jujur saja padaku, Jidat. Akan kupromosikan kau nanti," tawar Ino menggerling nakal.

Mengabaikan ucapan nyleneh si pirang, Sakura menggeram, "Uchiha itu..."

Pantas sepanjang melangkah, banyak orang yang menggibahinya.

"Uchiha? Uchiha Sasuke?" Ino bertanya tak percaya. "Kau punya hubungan dengan Sasuke? AAA—hmph!"

"Cerewet! Jangan sampai orang lain dengar!" sembur Sakura galak.

Ino memayunkan bibirnya dengan wajah masam. "Lipstiknya berantakan!" rengeknya.

Sakura menggelengkan kepala.

Satu harapannya, jangan sampai dia berpapasan kembali dengan Uchiha Izuna.

••

"Kenapa membawaku kemari?" ketus Sakura saat sampai di tempat tujuan—rooftop.

Sasuke menarik pergelangan tangan Sakura sehingga si gadis terduduk di pangkuannya dengan wajah terkejut. Sangat manis, pikirnya.

Sakura sendiri segera menampilkan senyum masam.

Dengan gembira bersorak, ia mendapat tawaran balapan dengan taruhan uang miliyaran dollar amerika. Tapi semuanya batal ketika Sasuke menangkap basah dirinya ketika hendak sampai ke parkiran.

Dan disinilah ia sekarang, di sebuah ruangan pribadi milik Uchiha Sasuke yang didesain seperti kamar minimalis.

"Kau milikku—"

"Bukan!" potong Sakura cepat.

Sasuke menggeram tak terima, lantas langsung melahap bibir ranum Sakura tanpa memberi celah oksigen masuk.

"Sashh—hmphh!" Sakura memukul-mukul dada bidang Sasuke agar mau melepas ciuman ini walau sebentar. Rasanya ia ingin mati.

Sasuke memisahkan bibir mereka. Tali saliva tercipta. Napas mereka memburu, terutama Sakura yang tengah menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Hah... hah... Kau gila!" maki Sakura.

Sasuke tersenyum puas. Lantas, mendorong tubuh Sakura berbaring di ranjang bersama dirinya.

"Ceritakan." Sakura mengangkat alis bingung. "Menceritakan apa?"

"Tentangmu dan Izuna." Seketika wajah Sakura menyuram.

"Lain kali," singkat Sakura tak ingin memperpanjang.

Tak menyerah, Sasuke kembali berbicara, "Pasangan harus saling terbuka." Sasuke memberi jeda. "Dobe mengatakan itu padaku."

"Memang aku setuju dengan hubungan paksa ini?" tanya Sakura lengkap dengan senyum miring, bermaksud mengejek.

"Terima tidak terima, kau tetap milikku!" tegas Sasuke tak terbantahkan. Kemudian, wajah Sasuke menggelap. "Apa aku perlu memperkosamu dulu hingga kau menerimaku?"

Kini, berganti Sakura yang menggelap.

"Aku sudah tidak perawan," ungkapnya lantang. Karena ia yakin 100% Uchiha Sasuke tidak akan menerima barang bekas.

Sasuke bergeming.

Kekehan kecil keluar dari mulut Sakura. Sudah ia duga akan seperti ini.

"Lihat, kita tidak bisa melanjutkan hubu—"

"Izuna, kah?" Sakura terpaku. "A-apa?"

"Aku yakin bajingan itu yang melakukannya." Tangan Sasuke mengepal di punggung Sakura.

"Kau tau?"

"Aku mendengarnya. Dia ingin menghamili seseorang," ujar Sasuke penuh penekanan.

Sakura mengatupkan bibirnya tak percaya. Bahkan kejadian itu sudah direncanakan. Atas motif apa?

"Aku akan membersihkan jejaknya!" janji Sasuke beralih menindih tubuh Sakura.

Sakura membulatkan matanya. Dia bukan anak kecil, dia sudah berumur 17 tahun. Oh, tidak! Ini petaka.

"I-ini sudah lama. J-jejaknya p-pasti sudah hilang," sanggah Sakura malu dijamah oleh Sasuke.

Uchiha Sasuke benar-benar berbeda dari kebanyakan pria yang sifatnya bajingan.

"Tapi, kau milikku, bukan milik bajingan itu!" rajuk Sasuke berusaha melepas satu per satu kancing seragam wanita merah muda itu.

"Aku takut," utar Sakura mewakili perasaannya saat ini. Jujur, setelah kejadian perenggutan mahkotanya, ia sedikit trauma. Maka, dari itu ia melarikan diri dengan membuat hobi baru—balapan.

"Ini tidak seburuk waktu itu. Kali ini hanya membersihkan," ujar Sasuke lembut, berhasil menurunkan sedikit ketakutan Sakura.

"Aku mulai."

••

"Aku mulai."

Kepala Sakura pening kala itu, tidak sadar jika ia sudah hampir telanjang bulat. Uchiha Izuna sebagai pemain dapat melihat kemolekan tubuh Sakura.

"Izuna! Lepas!" Sakura sedikit mendapat kesadaran, memberontak minta dilepaskan.

"Kau akan menikmatinya. Percayalah," bujuk Izuna menjilat bagian dada Sakura yang masih tertutupi bra.

"Ahh! Lepashh..!"

Serasa pemanasan cukup, akhirnya Izuna mulai ke menu utama.

Sakura meringis sakit kala ada sesuatu ada sesuatu keras mulai merobek bagian bawahnya. Kemaluannya terasa robek.

"AKHHH! SAKIITT—hiks!"

Izuna menyeringai, berhasil mendapat mahkota si gadis, Haruno Sakura—sang target.

••

"Apa sakit?" tanya Sasuke kala junior-nya sudah memasuki sarang.

Sakura mengangguk lemas.

Sasuke mendiamkannya sebentar, agar Sakura terbiasa.

"Ahh.. Saskehh..." desah Sakura panjang.

"Aku akan membersihkannya." Sasuke mencium bibir ranum Sakura lembut. "Akan kubuat kau mengandung Sasuke junior," ujarnya santai.

Plak!

"Sakit, Cherry!" ringis Sasuke.

"Bajingan mesum!" maki Sakura.

Sasuke menyeringai, lalu melanjutkan aktifitasnya dengan satu tujuan—membersihkan jejak Izuna hingga steril.

"Sasuke junior, kami datang."

Badgirl In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang