Malam harinya, Sakura keluar dari kamar mandinya kemudian mengeringan rambutnya dengan memggunakan handuk. Hari ini benar-benar melelahkan karena Sasuke tidak membiarkannya istirahat saat berada di sekolah. Selalu memberikan pekerjaan padanya dan itulah hobi baru dari Uchiha Sasuke.
Sakura menyisir rambut merah mudanya pelan. Ia terjengkat kaget saat ponselnya berbunyikan lagu yang dipasang oleh Sasuke tadi.
Ia bersumpah akan membotaki rambut pantat ayam Sasuke jika semua ini sudah selesai. Nada dering itu dipasang khusus untuk nomor Sasuke dan sudah pasti orang yang menelepon itu adalah Sasuke.
Ingin sekali Sakura tidak mengangkat telepon tidak berguna itu yang malah akan merusak indera pendengarannya saat mendengar suara Sasuke. Sakura kembali mengingat ancaman yang diberikan oleh Sasuke jika dirinua tidak mengangkat teleponnya, maka masa hukuman akan dilanjutkan selama seminggu.
Tut.. tut..
Akhirnya Sakura memilih mengangkat telepon Sasuke walau ia memang sangat malas untuk mendengar celotehan panjang lebar dari pangeran ayam manja itu.
"Halo, ada apa?" tanya Sakura malas.
Sasuke yang berada di kamarnya pun mendengus kasar karena sudah sedikit lama ia menunggu Sakura menjawab panggilan darinya. Gadis merah muda ini benar-benar membuatnya emosi dalam sekejap.
"Kenapa mengangkat lama?" tanya balik Sasuke.
Sakura memutar bola matanya bosan. "Aku baru saja selesai mandi."
Sasuke mengangguk mengiyakan alasan Sakura yang menurutnya memang benar karena sesudah pulang sekolah Sasuke mengajak Sakura untuk menemaninya menuju ke toko perlengkapan pria dan yang lainnya hanya sekedar untuk iseng-iseng saja dan mereka pulang malam.
"Besok kau ikut bersamaku ke pesta ulang tahun perusahaan keluarga Sabaku yang ke-41, mengerti?"
Sakura menganga. "Apa harus? Aku ingin berangkat dengan kakakku!"
Sasuke menyeringai kemudian berbaring di ranjang king size nya. "Kalau begitu silakan saja, tapi--"
"Iya, iya aku akan datang bersamamu!" potong Sakura karena dirinya sudah tau apa ancaman yang akan diberikan oleh Sasuke pantat ayam sialan itu.
Sasuke tersenyum kemenangan. Memang Uchiha akan mendapatkan yang mereka mau dalam sekejap, apapun itu.
"Ingat! Selama disana kau harus ada disampingku, jangan sampai tidak!" Sakura terohok, jika begini dirinya sama saja tidak akan bisa bertemu dengan Gaara lalu berbuat keonaran. "Jika kau ingin pergi, izin padaku."
"Baiklah, Tuan Manja!" sahut Sakura penuh dengan penekanan.
"Dan satu lagi.." Sakura memutar bola matanya bosan mendengar celotehan panjang kali lebar sama dengan luas dari Sasuke. "Pakai pakaian yang tertutup!"
Tut!
Sakura menggeram kesal. Banyak sekali aturan yang diberikan oleh Sasuke, bahkan dirinya sendiri sampai muak mendengarkannya.
Ponsel Sakura kembali berbunyi dan Sakura segera menjawab telepon itu dengan kesal. "Kau mau apa lagi? Apa kurang cukup semua peraturanmu tadi?!"
Dibalik telepon Gaara mengernyitkan dahinya bingung karena Sakura yang mengucapkan hal yang menurutnya tidak masuk akal. "Hei, Sakura."
Sakura membulatkan matanya. Ia merutuki dirinya sendiri saat mendengar suara dari sepupu pandanya, Gaara. Selalu saja dirinya menimpa sial setelah bertemu atau berbicara dengan Sasuke dan inilah buktinya.
"Apa kau demam? Kau kenapa marah-marah?" tanya Gaara.
"Tidak ada apa-apa. Hanya sedikit masalah dengan teman," bohongnya.
Gaara mengernyit tidak suka saat Sakura menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang tidak akurat atau yang bisa dibilang bohong.
"Kau bohong kan? Ayo, ceritakan apa yang terjadi!" titah Gaara membuat Sakuta menghela napas pasrah. Jika sudah begini mau tidak mau Sakura harus memberitahukan hal yang sebenarnya terjadi.
Akhirnya Sakura bercerita tentang taruhan balapan yang dirinya dikalahkan oleh Sasuke tempo hari yang lalu hingga dirinya menjadi pelayan dari Uchiha Sasuke selama sebulan penuh.
Dari balik sana, Sakura dapat mendengar Gaara tertawa terpingkal-pingkal membuat Sakura jengkel dibuatnya. Seharusnya dirinya tidak menceritakan itu semua jika tidak ingin ditertawakan seperti ini.
"Haha.. Lucu sekali!"
Sakura tertawa hambar. "Ya, ya, ya memang lucu!" Gaara kembali tertawa.
"Sudahlah lupakan topik laknat itu dan beritahu aku kenapa kau meneleponku!" titah Sakura yang sebenarnya ingin mengalihkan topik pembicaraan. Tidak mungkin dirinya harus tahan dengan Gaara yang tertawa sembari mengejeknya habis-habisan sementara dirinya yang sudah bosan mendengar nama Uchiha Sasuke.
"Haha.. Baiklah, baiklah, aku mengalah." Sakura memutar bola matanya untuk kesekian kalinya. "Aku meneleponmu hanya ingin menyampaikan jika aku sudah ada di Tokyo."
Sanyuman mengembang di wajah Sakura. "Dan sepertinya aku tau apa yang kau maksud, Gaara." Ia menyeringai.
"Ya awalnya begitu tapi setelah mendengar ceritamu barusan sepertinya kau harus izin pada Tuanmu itu haha..."
Sakura menjadi jengkel dalam seketika karena Gaara. Walaupun sesama nakal, memang Gaara memiliki hobi yang langka, yaitu menggoda Sakura.
Sakura berdecak kesal. "Jika kau tidak mau jangan ganggu aku!"
Baru saja Sakura akan mematikan ponselnya, Gaara mulai berkicau ria. "Iya, iya baiklah. Bersiaplah dan kita bertemu di sirkuit balap dalam 15 menit lagi."
"Hm, ok."
Sakura mematikan sambungan teleponnya secara sepihak kemudian menyeringai. "Setidaknya malam ini aku mendapat pelepasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgirl In Love
FanfictionHaruno Sakura, seorang gadis berusia 16 tahun yang terkenal dengan tingkah nakal dan liarnya di kota. Dirinya hidup bersama ayah dan ibunya di kota Cambridge, Inggris. Selama berada di sana, Sakura kerap membuat ulah, seperti balapan mobil atau moto...