[8/10]

4.6K 997 106
                                    

Membentaknya itu ...

•••

Setelah acara (Name) diusir dari rumah dengan dramatis, gadis itu diadopsi oleh babi hutan. Yang mana membuat Sukuna marah dan membawanya kembali pulang.

Dengan paksaan tentunya.

Dan sekarang, Sukuna sedang menggendongnya ala karung beras, sementara sang putri terus memukuli punggungnya. Berteriak minta diturunkan.

"PAPA JELEK PAPA JELEK PAPA JELEK! TURUNIN IH, PAPA BAU TAU!"

Sukuna memutar bola matanya. Ia mengeratkan pegangan pada tubuh anaknya.

"Bau apa sih?"

Sang putri mendengus.

"Bau tanah. Udah tua kok gak mati-mati?"

Sukuna mengelus dadanya perlahan.

Sabar, untung anak.

"Kita kutukan, (Name). Diem bisa? Kamu makin lama makin berat."

(Name) mendengus dan menopang dagunya malas.

"Aku udah dianggap anak sama mereka, eh Papa malah seenaknya. Jahat, gak suka!"

Sukuna mengetatkan rahangnya.

"BERISIK, DIAM!"

(Name) terdiam sejenak.

Tubuhnya perlahan gemetar, membuat Sukuna sedikit panik. Gadis itu merasa pandangannya sedikit berkabut, dan bibirnya bergetar.

Dibentak begini oleh ayahnya ...

"YA GAK USAH BENTAK JUGA PA!"

... ya tinggal bentak balik!

Sukuna mendengus sebal. Sia-sia saja khawatir. Kalau anaknya modelan (Name), dia gak akan menang debat. Siapa sih yang ngebesarin anaknya jadi durhaka begini?

"Gak boleh ngebentak orang yang lebih tua."

"Oh, Papa sadar udah tua?"

Kami-sama, tolong berikan extra ketabahan bagi Papa yang satu ini.

"Siapa sih yang ngebesarin kamu kayak begini? Pas kecil aja manis-manis lucu. Gedenya minta ditabok."

"Ya Papalah!" gadis itu mendengus. "Makanya Pa, anak itu diurus bukan ditelantarin."

"Jangan gaul sama Si Dukun lagi kau. Lihat, makin lama sikapmu makin mirip sama dia."

"Nah, malah nyalahin. Kan aku anaknya Papa."

Sukuna menghentikan langkah kaki, lalu sedikit mendongak. Mencoba melihat ke arah anak yang ia gendong di pundak.

"Gak ada hubungannya."

"Ada."

"Apa?"

Gadis itu tersenyum manis.

"Aku niru Papalah!"

"..."

Jangan tiru (Name).

Akhlaknya makin lama bukannya membaik malah makin minus.

•••

Omake

"YO (NAME)—lah? Kok suasananya gini?"

"Heh Dukun, bisa berhenti datang ke sini? Fuyukai da."

"Idih nyuruh. (Name)nya mana Om?"

"Kubuang."

"KUTUKAN GILA!"

... malah dibentak balik.

𝐏𝐀𝐏𝐀! ryomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang