[1/10]

12.8K 1.8K 306
                                    

Saat masih kecil, dia pernah mengajakku bermain ...

•••

Sukuna duduk di atas engawa. Ia kemudian menopang dagu. Menatap gadis kecil yang duduk berjongkok di hadapannya.

Tersenyum sinis, Sukuna mendengus geli.

"Apa?"

"Papa?"

Sukuna berdeham.

"Mau bermain renganku?"

"Tidak."

"Aku bosan."

"Lakukan sesuatu."

"Apa?"

"Ada banyak hewan kan di sekitar sini?"

Gadis itu mengangguk.

"Iya. Apa yang harus kulakukan dengan mereka?"

"Bunuh mereka."

"..."

•••

Menjelang malam, langit mulai gelap. (Name) memasang wajah datar kala menangkap sosok sang ayah yang tengah menopang dagu di engawa.

"Apa dia diam di sana seharian penuh?"

Berjalan mendekat, (Name) menarik ujung kimono Sukuna.

"Apa?"

"Ayo main."

"Kau sudah mengajakku bermain tadi. Sudah kukasih saran bukan?"

"Aku tidak mau membunuh."

Sukuna mendengus geli. Menenggadah, menatap langit yang perlahan menggelap. Sukuna yang merasa bosan, kini sebuah ide melintas dibenaknya.

"Ya. Ayo main."

Wajah sang anak mencerah. Ia mengangguk.

"Main ap—"

"Berburu wanita, kemudian membunuhnya. Ah jangan. Ada baiknya dimanfaatkan dulu. Hmm, bagaimana kalau dijadikan pelayan? Oh, nanti kalau melawan kita bunuh saja."

"..."

Omake

"Papa. Ayo main!"

"Oh? Tentu. Mau membu—"

"Tidak jadi."

"Hah? Kenapa?"

"..."

... aku tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba jadi bersikap seperti itu.

𝐏𝐀𝐏𝐀! ryomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang