Welcome

910 161 19
                                    

"Masuklah!" ajak Xiao Zhan pada Yibo yang ada di belakangnya saat memasuki apartemennya, "tutup pintunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masuklah!" ajak Xiao Zhan pada Yibo yang ada di belakangnya saat memasuki apartemennya, "tutup pintunya." Yibo hanya menurut.

Xiao Zhan langsung menuju ke dapur untuk mengambil air dan meneguknya satu gelas. Dua gelas. Dirinya benar-benar kehausan setelah perjalanan tadi. Sementara Wang Yibo mengedarkan pandangannya memenuhi seluruh apartemen tersebut.

Dari pintu masuk apartemen, ia langsung berhadapan dengan ruang tamu yang terdapat tv layar datar dan sofa di depannya. Sebelah kiri adalah dapur yang pisahkan oleh meja makan. Sebelah kanan adalah ruang kerja Xiao Zhan di mana terdapat banyak foto dan lukisan. Ada juga sebuah kamar di samping lemari pajang yang Yibo belum tahu kamar apa itu. Di tengah ruang tamu dan ruang kerja itu terdapat lorong pendek yang bisa ditebak Yibo itu adalah tempat kamar tidur. Well, secara keseluruhan apartemen itu tidak terlalu besar itu namun juga tidak terlalu kecil. Cukuplah untuk ukuran apartemen yang ditinggali seorang diri.

"Kau mau minum?" Xiao Zhan menawarkan pada Yibo yang dijawab dengan anggukan.

Mata Yibo masih beredar ke seluruh ruangan itu, "Kau suka memotret?" tanyanya ketika ia menemukan cukup banyak jajaran foto yang digantung di dinding. Ia sudah berada di ruang kerja Xiao Zhan.

Xiao Zhan menyerahkan segelas air pada Yibo. "Hobi dan pekerjaanku."

Yibo meraih gelas itu dan langsung meneguknya hingga habis lalu menyerahkan gelas kosong itu pada Xiao Zhan, dan pemuda manis itu malah mengisinya lagi hingga penuh lalu menyodorkan lagi gelas itu kepada Yibo, "Minum lagi." perintahnya.

Yibo mengerutkan kening, "Sudah."

"Minum segelas lagi." desak Xiao Zhan, "Kau lagi masa pertumbuhan harus banyak minum air."

Yibo ingin membalas tapi tidak jadi karena dilihatnya wajah Xiao Zhan yang mengeras dan memaksa. Yibo akhirnya menurutinya dengan mengambil gelas itu lalu menghabiskannya. Xiao Zhan tersenyum senang. Setelah Yibo menyerahkan gelas yang sudah kosong pada Xiao Zhan, kali ini ia benar-benar membawa gelas itu ke dapur untuk dicuci.

"Duduklah. Sampai kapan kau mau berdiri terus?" suruh Xiao Zhan setelah selesai mencuci gelasnya.

Yibo tidak merespons karena ia sedang memenuhi matanya dengan karya seni Xiao Zhan yang lain, "Ini juga kau yang melukisnya?" tunjuknya pada satu-satunya lukisan yang ada di ruang kerjanya. Lukisan itu tampak belum selesai dikerjakan. Makanya Yibo langsung menyimpulkan kalau Xiao Zhan juga melukis.

"Kenapa? tidak cocok?" balas Xiao Zhan sambil mendudukkan diri di sofa. Matanya memandang Yibo menantikan reaksi yang akan diperlihatkan Yibo yang kini sedang memperhatikan lukisannya.

"Apakah ini aku?" mata heran Yibo menatap Xiao Zhan

Xiao Zhan tersenyum karena reaksi Yibo tepat seperti dugaannya. Yang dilihat oleh Yibo adalah lukisan Lan Wang Ji yang belum diselesaikannya, Meski belum selesai, tapi bagian wajah Lan Wang Ji sudah sempurna dilukisnya berdasarkan apa yang diingatannya, hanya tinggal beberapa sapuan kuas terakhir. Sehingga sudah pasti pemuda itu akan dengan mudah mengenali wajah di dalam lukisan itu.

REVOIR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang