Shouto membuka pintu mobil dimana Shun duduk. Tangan Shun tampak menjulang keatas ketika Shouto membuka pintu mobil nya, tentusaja Shouto menerima permintaan Shun yang ingin digendong.
"Shun mau minum sesuatu? " Shouto bertanya setelah mendudukkan Shun di counter dapur.
Shun menggeleng "Shuu tidak haus" dia menggeleng lagi.
"Baiklah" Shouto kembali menggendongnya.
"Shun biasanya ngapain jam segini? " Shun terdiam, sepertinya sedang berpikir, "emm- gak tawu " Shun menggeleng lagi.
"Shouto.. Kau sudah pulang? Cepat sekali? " Rei turun menuruni tangga. "Eh?! Apa itu cucu ibu??! " saat menyadari anak yang digendong Shouto, Rei terkejut lalu berseru antusias.
Shun yang tidak tau maksud orang itu hanya memiringkan kepalanya, bingung. Dan tentusaja ekspresi Shun lucu dipandangan Rei.
"Ya ampun cucu nenek ganteng sekali" kini Shun beralih digendongan Rei.
Rei menciumi seluruh muka Shun, dia hanya terkikik geli karena ciuman neneknya, dan ekspresi Shouto seperti terkesan biasa biasa saja.
"Nenek, belhenti, Shu ca-pek ketawa" Shun kembali tertawa.
Rei seketika berhenti, "eh- bicara nya sudah lancar, anak ganteng ini diajarin siapa? " Rei berjalan menuju sofa ruang keluarga dan diikuti oleh Shouto dibelakangnya.
"Hana cama Mitcuki baa-chan" Shun menjawabnya tanpa keraguan sedikit pun.
Rei merespon ketika mereka sudah duduk disofa dengan nyaman, "he~ benarkah? " kepala Shun mengangguk dan Rei tersenyum melihat respon Shun.
"Shun mau minum teh? " Shun menggeleng, "Shu lebi uka sucu" ucapan Shun ditanggapi kekehan oleh Rei.
Shouto melihat jam tangannya, disana menunjukkan pukul 10.20 am, karena perjalanan nya kurang lebih 3 jam jadi menurutnya sudah saat nya untuk berangkat kerumah iblis bermuka tua itu.
Bisa dibilang Shouto itu cucu yang durhaka, tapi Shouto seperti itu juga karena kakek nya yang seenak jidat.
"Bu aku akan pergi kerumah kakek tua itu" Rei tersenyum.
"Papa, Shu itut " Rei tertawa kecil karena panggilan Shun kepada anak bungsunya, "bu.., berhenti oke? "
"Tentusaja kamu ikut sayang" Shun tersenyum senang mendengar jawaban dari Rei.
"Bye-bye nenek! " Shun melambaikan tangannya digendongan Shouto, Rei melambaikan tangannya dan tersenyum kearah Shun.
-
Shouto sekarang telah sampai di gerbang masuk yang dikelilingi oleh pohon pinus. Entahlah kenapa kakek tua itu memilih tinggal didaerah terpencil.
Rumah yang ditinggali oleh kakek tua itu sebenarnya hanya 20 X 15 m dan yang besar itu lahannya. Bahkan di pagar masuk hutan dijaga oleh penjaga. Shouto sendiri juga sebenarnya tidak pernah kesini, jadi dia agak bingung dan merasa aneh. Ada rahasia apa sebenernya iblis tua itu sampai-sampai dijaga ketat seperti ini.
"Tuan sudah menunggu kalian diruangan nya" kedua penjaga itu menundukkan badannya kearah Shouto yang berada didalam mobil dan salah satu dari mereka menyampaikan keberadaan tuan nya.
"Mari saya antarkan" penjaga itu langsung berlari kecil menuju motornya dan yang satu menyuruh Shouto untuk mengikuti motor itu.
Tuhkan benar rumah nya tidak terlalu besar dan dindingnya dibuat dengan kayu. Setelah penjaga itu memarkirkan motornya, Shouto dituntun masuk kedalam rumah.
"Apa cicit ku sedang tertidur? " kakek itu terkekeh pelan sambil mengelus ngelus rambut Shun.
Jelas-jelas matanya tertutup. Wajar dia sudah tua.
Karena Shun tipe orang yang mudah terbangun saat tidur, jadi saat kakek mengelus rambut nya dia langsung mengeliyat kaget. "Kat-uki? "
Karena Shun merasa dia tidak melihat Katsuki mata hetechrom nya langsung berkaca kaca.
"Hey kenapa menangis? " si kakek berniat untuk menenangkan. Sementara Shouto, dia merasa panik karena Shun terus menerus memanggil nama Katsuki sambil menangis.
"Sh-u mau cama hiks.. Kat-uki hiks.. "
"Kat-ukiii hiks.. "
"Hey Shun? Kat-uki mu sedang sibuk oke? Sekarang dengan ku dulu ya? " ucapan Shouto sama sekali tidak membuat Shun berhenti menangis, karena ucapan Shouto tidak dimengerti olehnya, dan terfokus dengan tangisan dan Bakugou.
Sang kakek membawa Shun kedalam gendongannya, dan tentusaja Shouto membiarkan itu, sang kakek meninggalkan Shouto yang terdiam didalam ruangannya.
-
-
-
-
-
2 panggilan tak terjawab dari nomer tidak dikenal. Tentusaja Katsuki tidak memusingkan itu, ponselnya dilempar ke sembarang arah. Tangan kanan nya berada diatas dahi. Saat ingin memejamkan mata ponselnya berdering.
Katsuki mendecih. Ternyata dari nomer yang sama.
"Kau sudah dirumah? " Katsuki hanya berdehem.
"Baiklah, saya akan sampai dalam 2 jam" Katsuki berdehem lagi dan langsung memutuskan panggilan nya.
-
Ini sudah pencetan kelima dalam 1 menit, sang pemilik rumah sama sekali tidak menampakkan diri sendari tadi.
Lampu rumah ini juga tidak menyala. Walau dia sudah tau kalau Katsuki pastinya sedang tidur, karena saat menjawab telp darinya, suaranya terdengar serak."Kau berisik sialan" tentusaja dia terkejut karena barusaja melamun. "Maaf"
"Jadi taruh dimana? " Katsuki menunjuk pintu yang terbuka. Tentusaja menunjukkan kamarnya, karena Shouto akan menaruh Shun yang tertidur.
Setelah selesai menaruh Shun dikasurnya, Shouto melihat Katsuki yang sedang duduk disofa sambil memejamkan mata. "Bakugou? Kau tertidur? "
"Baiklah jika kau tidur. Saya akan pulang"
Saat Shouto sudah diambang pintu terdengar suara serak di pendengarannya, "tanggal 10, sampai 4-5 hari kedepannya Shun dirumah lo dulu. Gak keberatan kan? "
"Tidak masalah" Katsuki mengangguk kecil. Padahal Katsuki sudah menyiapkan kata-kata jika dia tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alleyway | Todobaku
FanfictionBerawal dari ke-cerobohan sang Alpha. ‼WARNING‼ ∆ No-Quirk ∆ BxB [BL] ∆ M-preg ∆ Abovers [A / B / O ] Shouto Todoroki X Katsuki Bakugou Top ↪Todoroki Bottom ↪Bakugou My Hero Academia by ©Kohei Horikoshi.