|8|

1.7K 209 14
                                    

Kaki mungil nya berayun disofa sambil menjilati permen lolipop yang entah darimana dia mendapatkannya. Mata heterochrom nya mengamati Katsuki yang sedang fokus mengerjakan sesuatu sambil sesekali menawarkan permen lolipop bekas yang sudah dia jilati.

"Kat-uki! Shu-... tanen papa... Sho- " tangan kecil nya menggenggam semakin erat gagang lolipop nya.

"Sialan itu hanya datang saat membutuhkan mu chibi. Jangan terus menanyakan hal yang sama" bibir mungil Shun bergetar.

"J-jangan menatakan sepelti itu kepada papa! " mata nya berkaca-kaca, bertanda akan menangis sebentar lagi.

"Terserah"

Konsentrasi Katsuki sebenarnya sudah hilang sejak 30 menit yang lalu saat Shun menanyakan tentang Todoroki untuk pertama kalinya. Dia jadi teringat surat 2 hari yang lalu.

Kedua tangannya meremas kuat surai blondenya. Dia terlalu lelah dengan semua ini, termasuk kuliah, semua tentang keluarga Todoroki, Shun, dan ibunya.

Bukankah dia terlalu muda untuk memikirkan semua itu? Katsuki mendecih.

"Kamu tidak seharusnya seperti itu ke Shun, Bakugou"

"Apa pedulimu. "

Katsuki terdiam sejenak.

"Bagaimana kau bisa masuk sialan! " Todoroki mulai menjelaskan, "pagar dan pintu utama tidak dikunci, jadi saya kira kalian kenapa-napa, makanya saya buru-buru masuk" Katsuki memutar bolamatanya malas.

"Pa-pa! " Shun berlari menuju Todoroki dan membiarkan lolipop nya tergeletak jatuh dilantai.

Bocah satu itu. Permenmu membuat lantai lengket, dan mengundang semut!

Todoroki menggendong Shun sambil mengecupi pipi gembul Shun. "Shu kira papa suda tida mau berlmain engan Shu agi" bibir mungil nya menekuk kebawah.

"Maaf, ada banyak kerjaan, jadi tidak sempat bermain denganmu. Maaf ya? " Shun menggeleng.

"Papa! Tida usah mita maaf" kepalanya masih menggeleng sambil meyakinkan papa nya untuk tidak meminta maaf lagi.

"Baiklah" Shun membalasnya dengan cengiran andalannya yang membuat orang bisa merasa kesilauan. Lebay, tpi memang kayak gitu.

Todoroki membawa Shun pergi dari kediaman Bakugou, mungkin membawa nya menemui neneknya, atau mungkin membawa nya jalan-jalan. Tentusaja Katsuki menolak mentah mentah ajakan Todoroki untuk ikut dengan alasan hanya sekedar refreshing.

Katsuki menghela nafas pasrah, Shun tertidur diwaktu yang salah. Dia tertidur di jam 5 sore. Pasti nanti malam dia bakal rewel karena terbangun tengah malam.

"Maafkan saya. Nanti malam jika dia bangun hubungi saja saya, agar nanti saya bisa menemani Shun dan kamu bisa tertidur"

"Baiklah, saya pamit. Saya besok kesini lagi, walau tidak janji" Todoroki memegang gagang pagar, berniat untuk menutup nya sebelum pergi.

"Oi- tunggu" Katsuki menggigit bibir bawahnya, dia ragu-ragu dengan keputusan yang sudah dia pikirkan berjam jam tadi.

Todoroki tidak masalah menunggu Katsuki berbicara dengan sendirinya.

"Gu-"

Hening..

Sungguh, lidahnya terasa kelu sekarang.

"K-al"

...

"Kalo aku memaksa mu untuk menikahi ku apa kamu terkejut? "

Todoroki tidak pernah menyangka Katsuki mengatakan hal yang seharusnya enggan diucapkan oleh dirinya sendiri?

Lalu, bukankah seharusnya dia yang melamar kepada pemuda bermarga Bakugou dihadapannya ini?

-

Hayoo Todoroki jwb apa.....

Alleyway  | TodobakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang