Argyandra
DmnMe
Di resto nya om Den
Sama Rajen, mau cari inspirasi lukisanArgyandra
Ok, hati²."Argy ga nyusul?"
Indira mengangkat bahunya, gadis itu melanjutkan acara memotretnya. Lokasi restoran yang strategis ini langsung menghadap ke hamparan terasering dan perkebunan warga.
Sudah sekitar satu jam dan Rajen cukup mengantuk menunggu Indira yang sedari tadi tidak selesai selesai dengan kamera ditangannya.
"Ndi, masih lama ga sih? Gue ngantuk ni!" Rutuknya.
"Ck!" Indira berbalik dengan muka sebalnya. "Bisa diem aja ga? Kalau ngantuk ya tidur! Ribet banget!"
Menghela nafasnya, Rajen memilih mengabaikan Indira dan mulai memejamkan matanya. Keduanya memesan tempat outdoor di balkon lantai dua, jadi tidak ada suara musik yang bisa mengganggu Rajen, dan Indira bisa leluasa memotret.
Melihat betapa pulasnya Rajen tertidur, Indira terkekeh dan dengan sengaja mengarahkan lensanya pada Rajen. Bahkan Indira menambahkan beberapa objek sebagai pelengkap. Lengkap sudah, Rajen seperti kelinci percobaan dari foto foto absurd Indira.
samar, indera pendengaran Indira menangkap sebuah lagu yang indah dari dalam restoran. Indira melangkah masuk, melihat ke panggung kecil yang sudah di isi oleh seorang lelaki, posisinya membelakangi Indira,namun yang membuat Indira terpukau bukanlah karena bahu dan punggung lelaki itu tetapi lagu yang ia bawakan lengkap dengan biola.
para tamu dikafe itu juga menikmati penampilan lelaki ini, Indira mencari posisi yang pas dan mulai mengangkat kameranya, dan tepat saat itu lelaki itu memutar tubuhnya. Dari lensa kamera ini Indira sedikit kaget saat mengetahui siapa lelaki itu.
suara tepuk tangan membuat Indira sadar dari lamunanya dan jarinya tidak sengaja memencet tombol potret hingga mengalihkan perhatian lelaki itu.
"indira?"
"o-oh, Devan"
Devan mengernyitkan alisnya. "kenapa?"
"ah, engga, kaget aja, gue kira siapa yang main biola, ternyata lo. keren keren." pujinya dengan sedikit gugup. Betul saja Indira gugup, bagaimana jika Devan sadar Indira memotretnya tanpa izin dan mengira Indira adalah salah satu paparazi Devan?
"thanks, ngapain disini?"
Indira mengangkat kameranya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "a-anu, gue lagi cari inspirasi buat lukisan, lo? kerja?"
Devan mengangguk. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri. "di dekat sini ada kebun stroberi, mau liat?"
"Ada? Wah! Mau si"
"Oke" Devan hendak berjalan, namun Indira menghentikannya.
"Bentar bentar."
Salah satu alis Devan terangkat, seolah bertanya 'kenapa'. Indira menunjuk ke arah balkon. "Gue lupa ada Rajen"
"Sekalian aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Twin
Teen FictionIndira punya dua orang saudara kembar laki laki. Kehidupannya selalu di isi oleh kecuekan Argy dan kejahilan Rajen. Satu hal yang tidak Indira suka, setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati Indira, sifat posesif dan protektif keduanya selalu me...