🥀__🥀
Selama 3 SKS mata kuliah berlangsung, sesekali Jeno menatap ke arah Haera. Mendapati gadis itu yang belum berhenti menguap, gadis malas. Padahal Jeno tahu tadi malam Haera tidak melakukan perintahnya untuk mencoba menulis artikel, malah pergi menonton bersama Renjun.
Prak...
Bolpoin Jeno terjatuh tanpa sebab dari atas mejanya. Membuat Jeno menoleh ke samping kirinya. Jeno mendesah, bergumam seraya membungkuk meraih bolpoinnya,
"aku cuma kesel sama haera karena gak nulis artikel, bukan karena dia pergi nonton sama Renjun."
"Apa?" Renjun yang duduk tepat di samping kanan Jeno mendengar gumaman tak jelas itu. Jeno menggeleng, kembali meletakan bolpoin di atas mejanya. Tatapannya kembali lurus ke depan kelas.
"Gue pikir, ketika gue bangun dari tidur singkat gue, mata kuliah udah selesai. Ternyata enggak."
Jaemin menggumam lagi, lalu kembali menenggelamkan wajahnya, menutup permukaan wajahnya agar tidak terlihat sedang tertidur. Jeno dan Renjun hanya menggeleng heran. Apa sebenarnya tujuan anak itu datang ke kampus? Hanya untuk numpang tidur?Mata kuliah 3 sks yang membuat mata Jaemin kenyang terlelap itu akhirnya berakhir. Jeno sudah membantu dosen paruh baya itu untuk melucuti kabel-kabel laptop pada proyektor kelas dan membantu merapikannya.
"Terimakasih," ucap dosen pria itu ketika Jeno sudah membereskan dengan rapi semua peralatannya.
"Sama-sama pak." Jeno mengangguk dan tersenyum sopan.
'Nama anak ini siapa ya? Saya lupa.' Dosen itu memejamkan mata seraya mengetuk-ngetuk keningnya.
"Saya Jeno pak," jawab Jeno seraya memberikan softcase laptop yang selesai ia rapikan.
"Ya?" Wajah dosen di hadapan Jeno itu kini terlihat kebingungan. Bukankah ia tadi hanya bergumam di dalam hati? Jeno tersenyum tipis. Bodoh, untuk apa ia menjawab pertanyaan dalam benak orang lain? Jeno meringis.
"Ya, jeno. Terimakasih." Pria paruh baya itu menepuk-nepuk pundak Jeno, lalu melangkah kan kakinya keluar kelas. Jeno kembali melangkah gontai melewati rongga antar bangku.
"Temuin gue di perpustakaan," ucapnya pada seorang gadis yang baru saja selesai menguap.
Haera menoleh, tanpa sempat menjawab atau mengatakan hal apapun, Jeno sudah kembali melangkahkan kakinya menjauh."Jeno barusan ngomong sama lo?" Yasmin menggoyang-goyang pundak Haera. Aksi Yasmin menghentikan Haera yang baru saja akan menguap lagi,
"Kok bisa?" Yasmin belum berhenti menggoyang-goyang pundak Haera.
"Kan lo sendiri yang suruh gue buat minta tolong sama Jeno. Ya udah—"
"Aaaaa! Gue berharap lo bisa bikin Jeno balik lagi kayak dulu. Ngobrol bareng kita lagi. Makan bareng. Nongkrong bareng." Sikap Yasmin sangat antusias, menghiraukan mata Haera yang terkantuk-kantuk dengan kuota melemah.
'Jangan ngimpi ketinggian, Yas!'
Haera menatap Yasmin dengan tatapan malas.🥀__🥀
Langkah kaki Haera terdengar nyaring ketika memasuki ruangan senyap itu. Ruangan yang hanya dikunjungi oleh 0,1% dari jumlah keseluruhan mahasiswa yang ada setiap harinya, perpustakaan.
Haera mencari keberadaan Jeno saat ini. Apakah Jeno kembali duduk di tempat yang sama dengan tempat kemarin? Haera memutar balik tubuhnya, langkahnya terayun menuju bangku yang berada di pojok kanan, bangku yang berada di belakang rak yang tersimpan paling belakang(?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes Voice✔
Fanfiction⚠DISCLAIMER⚠ Ini bukan original cerita aku. Cerita ini milik kak citra novy. Aku hanya mengganti pair nya menjadi nohyuck. Tanpa mengurangi segala hormat buat kak citra novy 🙏🏻. Don't read if you don't like it🙏🏻 Nohyuck Genderswitch