Selepasnya upacara tepatnya pelajaran Bapak Cimol a.k.a Bapak Heru dimulai, Dylan meletakkan handphone nya di kolong meja diam-diam sambil bermain game disana.
Bapak Heru sendiri yang sudah hapal dengan kelakuan murid-muridnya, melirik ke arah murid jagoan-nya, melemparkan penghapus dan spidol ke Dylan.
Tuk.
Tuk.
"Aduh- siapa si anjir yang lempar" Dylan meletakkan handphone nya lalu memungut penghapus dan spidol papan tulis itu.
"APA?! KAMU MAU NANTANGIN SAYA?" Kata Pak Heru dengan tegas.
Dylan membalasnya dengan cengengesan "eh engga pa, maaf"
Pa Heru melempar spidolnya yang ke dua kalinya Dan beruntung Dylan bisa menghindari nya "kamu! Cepat kerjain soal yang di papan tulis"
Glek.
Dylan menelan salivanya dengan susah, pelajaran biologi adalah yang paling ia benci dari seluruh pelajaran di sekolah ini.
Dylan menengok ke arah Rain yang tidak memperdulikan nya, mungkin efek dirinya sedang datang bulan? Jadi males.
Atau memang sudah dari bawaannya?
"Pssst... Hujan tolongin gua ya"
"Hm"
Mendapat sinyal bantuan dari Rain, Dylan maju kedepan dengan gayanya yang sok cool, tak lupa dengan sifatnya yang ga punya urat malu.
"Yang mana nih pak"
"Sombong kamu ya! Kalau kamu gabisa jawab bersihin toilet pria dari lantai 1 sampai 4"
"Tapi kalau saya bisa?"
"Hari Rabu minggu ini pelajaran saya kamu bebas tugas"
Dylan merasa tertantang dengan tawaran gurunya, ia mulai mengode Rain yang untungnya masih direspon.
"Ok deal, kalau gitu pak"
Pak Heru tersenyum "ok, kamu kerjain nomor 1"
Dylan melihat papan tulisnya lalu membuka tutup spidolnya dan mulai menghitung disana.
Awalnya Dylan memang faham tapi makin lama ia merasa jawabannya makin susah, ia melihat ke belakang Rain mengangkat kertas selembar yang isinya cara+jawaban nya.
Dylan melihat ke arah pak Heru yang sedang mengecek handphone nya di luar kelas sambil berbincang dengan guru dari kelas sebelah. Dengan cepat Dylan menyalin jawabannya.
Tak sampai 1 menit, Dylan sudah selesai,pak Heru kembali masuk dan mulai mengoreksi jawaban Dylan dengan ragu.
"Bener semua ini"
Satu kelas sudah jengah melihat Aksi Dylan yang ajaib. Ya, mereka melihat bagaimana cara Dylan yang meminta jawaban ke Rain.
"Ok, sesuai janji tadi Rabu minggu ini kamu bebas jam"
Pak Heru menghentikan langkah Dylan yang ingin balik ke kursinya "tunggu sini"
Pak Heru berjalan, dan berhenti di bangku Rain dan Dylan. Ia tersenyum pada Rain. "kamu lagi ngerjain apa Rain?"
Rain mengedipkan matanya "jawabannya si Dylan pak, noh bocah-nya lagi berdiri"
Pak Heru tersenyum lalu melangkah kedepan dan menjewer kuping Dylan "Lagi-lagi minta jawaban sama Rain, sekarang bersihin toilet sampai bersih!"
Dylan mulai was-was dan membujuk gurunya itu. "Yah si bapak kan Rain niatnya baik mau bantu saya masa iya ada bantuan Saya tolak?"
"Itu bukan bantuan itu pemaksaan, udah jangan ngeles Mulu, bersihin toiletnya sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DYRAIN
Teen FictionGimana Rasanya terjebak dalam percintaan dengan sahabatmu sendiri? senang? bahagia? cemburu? atau yang lainnya? ini juga berlaku untuk Rain, arti namanya bukan hujan. melainkan kebahagiaan. Raina Resta Puspita. gadis sederhana yang hidupnya dipenuh...