Terima kasih masih membaca ff ini.
Kalau vote 🌟 nya sudah mencapai 100 vote bakal aku lanjut cerita ini 🥰
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Gulf dengan semua ketakutannya.
Mungkin menurut orang lain, hal yang dilakukan Gulf saat ini merupakan perilaku yang berlebihan.
Sebenarnya tidak juga.
Tidak mungkin Gulf ragu untuk jujur kepada Mew hingga berhari-hari jika suaminya dengan mudah menerima kucing yang baru ia adopsi saat ini.
"Bisa kamu jelaskan siapa dia, Kanawut?" Tanya Mew sekali lagi.
Gulf hanya terdiam sambil berteriak dalam hati. Jika suaminya sudah seperti ini, ia hanya bisa menunggu Mew meredakan emosinya.
Gulf bisa melihat bahwa Hazard mulai memundurkan langkahnya dan melihat Mew takut.
Entah mengapa Gulf memilih menggendong Hazard dan pergi meninggalkan Mew di kamar mereka.
Sungguh menyiksa, namun nyata.
Padahal Mew sendiri berniat ingin memberi kejutan atas kepulangannya.
Malah saat ini, ia yang dikejutkan dengan kehadiran kucing putih yang sedikit bercorak itu.
"Ahh ada-ada saja." Ucap Mew pelan.
Saat ini Gulf bersama Hazard sedang berada di balkon ruangan pribadi Gulf.
Sebenarnya Gulf hampir tidak pernah memasuki ruangan pribadinya sama sekali. Karena dirinya lebih menikmati waktu di ruang keluarga ataupun di kamar bersama suaminya.
"Apakah kamu nyaman disini?" Tanya Gulf sambil mengelus Hazard di sampingnya.
Hazard terlihat kebingungan, tetapi karena ada Gulf di sisinya. Ia merasa aman dan juga merasa diperhatikan oleh Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jongcheveevat Family
FanfictionCerita sehari-hari MewGulf bersama dengan empat anaknya. Bagaimana kehidupan MewGulf dengan Win, Pawat, Jimmy, dan Title?