Ada Apa Dengan Daddy?

13K 821 54
                                    

Saat ini Mew fokus dengan laptop dan beberapa kertas yang berada di meja kerjanya. Seperti yang Gulf ketahui jika suaminya ini tidak akan berhenti berkerja jika tugasnya belum selesai. Bahkan Mew bisa saja melupakan suami dan anak-anaknya jika menyangkut tentang perkerjaan.

"Phi, ini sudah jam 11 malam. Ayuk kita tidur." Gulf menghampiri suaminya dan memeluk Mew dari belakang. Rasanya dia tidak tega melihat suaminya begitu lelah dengan pekerjaannya.

"Ada yang bisa aku bantu, Phi?" Gulf menawarkan dirinya untuk membantu Mew.

Tapi Mew tidak merespon Gulf sama sekali. Bahkan Mew masih melihat layar laptop dengan fokus. Hal itu membuat Gulf sedikit kesal dengan suaminya.

"Phi Mew biasanya ga mengabaikan Nong kalau lagi kerja. Ada apa Phi? Jangan diemin Nong..."

"Tidak apa-apa Nong, kamu tidur duluan aja."

Satu kalimat yang membuat Gulf kecewa. Mew terlihat berbeda hari ini. Biasanya Mew akan tetap menemani Gulf tidur dan bercerita tentang apapun bersama Gulf hingga Gulf tertidur. Walaupun Gulf tahu jika Mew akan melanjutkan pekerjaannya setelah Gulf mulai terlelap.

Gulf tidak mampu berkata-kata lagi. Dirinya langsung masuk ke kamar dan memposisikan tubuhnya untuk tidur.

Gulf mengambil penutup mata yang berada di laci meja. Sebisa mungkin dia harus cepat-cepat tidur karena keesokan harinya dia harus menyiapkan keperluan suami dan juga anak-anaknya.

Entah karena kecapekan atau memang mood Gulf yang tiba-tiba menurun, dia cepat terlelap dalam tidurnya. Seakan-akan semuanya baik-baik saja.

Keesokan harinya Gulf bangun dari tidurnya dan merasakan bagian lehernya sedikit pegal karena salah posisi tidur.

"Kamu sudah bangun?"

Gulf terkejut dan mengembalikan posisi tidurnya. Dia tidak menyangka Mew bangun lebih awal darinya.

"I-iya,"

"Phi Mew tumben udah bangun?" Tanya Gulf pelan.

"Ya, aku harus mengerjakan pekerjaan dulu." Jawab Mew singkat.

Gulf langsung mengambil posisi duduk. "Bukannya semalam Phi begadang? Phi belum tidur?" Gulf langsung meletakkan punggung tangannya ke dahi Mew.

"Emm, tidak ada masalah."

Sejujurnya Gulf khawatir sekaligus kesal dengan suaminya. Kenapa Mew selalu keras kepala juga berbubungan dengan perkerjaan.

"Kalau gitu aku buatkan air ha-"

"Tidak perlu, kamu bangunin anak-anak aja. Aku ga punya waktu untuk menunggu."

Sekali lagi respon Mew membuat Gulf kecewa. Ada apa dengan suaminya?

Mew langsung mematikan laptopnya dan berjalan menuju kamar mandi. Bahkan hari ini Mew yang menyiapkan bajunya sendiri.

Gulf tidak bisa menahan amarahnya lagi, air mata Gulf mulai turun sedikit demi sedikit.

"Hiks... Phi Mew kenapa?" Gulf menangis dalam diam.

Beberapa waktu kemudian Gulf berusaha menenangkan emosinya dan berjalan menuju dapur. Dia harus menyiapkan makanan ringan untuk suami dan keempat anaknya.

"Pagi Pah," ucap Win yang masih turun dari tangga.

"Pagi kak Win..."

"Pa? Kenapa kepala Papa agak miring?" Win langsung kendekati Gulf dan memegang kedua bahu Papanya.

"A-ah... Gapapa sayang. Mendingan kamu bangunin Pawat sama Jimmy. Kalau Title biar Papa yang bagunin nanti." Ucap Gulf pelan.

"Papa yakin? Apa aku perlu ngomong sama Daddy?"

Jongcheveevat FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang