PROLOGUE

768 66 28
                                    

Halo readers, terima kasih karena sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita kedua anjoe yang bergenre romance! Ini mature dan happy end, jangan lupa vomment dan happy reading 💜!!

***


Kebanyakan dari manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dan tentunya masing-masing dari mereka akan mendahulukan semua kelebihan dari pada kekurangan yang tak menentu. Ada yang pintar dan ada juga yang tidak akan tetapi dirinya ahli dalam hal lain.

Seperti yang sedang dilakukan 3 orang pria sekarang sedang berdiri dengan tugas masing-masing. Pria yang paling memimpin dan yang paling berat tugasnya sedang mempersiapkan semua keperluan seperti pistol dan beberapa peluru. Pria yang disamping kanan dan lebih tua beberapa bulan sedang menatap layar ponselnya, memastikan dimana kini tersangka  akan ditembak tepat pada sasaran yang ditentukan.

Satunya lagi yang paling muda diantara ketiganya. Mereka selalu memanggil yang paling kecil dengan sangat sopan dan halus walaupun mereka dikenal sebagai Mafia—pembunuh bayaran yang paling kejam akan tetapi mereka dari kalangan Paradise lebih mengutamakan sopan santun sesama keluarga.

Mereka bertiga adalah pembunuh yang sangat lihai, rapih, dan tepat sasaran. Walaupun diantara ketiganya yang paling cepat adalah Taehyung. Maka Jimin bertugas sebagai pengintruksi dan Jungkook sebagai pembersih seperti membereskan semua kelakuan mereka baik itu masalah CCTV, mayat yang sudah mati atau bahkan yang lebih parah dari itu adalah mengambil bagian organ yang dibutuhkan sebagai bukti hasil kerja keras mereka.

"Apakah bayarannya sudah dikirim?" tanya Taehyung yang sedang memastikan tembakannya tepat sasaran atau tidak akan meleset. Disini Taehyung lah yang paling dibicarakan tentang kemampuan menembaknya. Sedangkan Jimin yang masih menatap lekat ke layar ponselnya pun mengalihkan pandangan sejenak.

"Tentu. Bayaran kita 80% uang muka dan 20% sisa jika kita tidak meleset maka akan ditambah beberapa lagi." Jimin kembali meraih tas yang tadi mereka bawa. Mengeluarkan sebuah digit pengiriman tanda bukti untuk bayaran mereka bahkan angkanya tidak main-main. Taehyung tertawa dan kembali menatap orang-orang yang berada jauh dibawah mereka.

Mengingat mereka sedang berada dilantai 20 sedangkan sasaran berada dibawah sangat jauh dibawah. Taehyung memerlukan konsentrasi yang cukup agar mampu mengenai sasaran sesuai dengan bagian yang diperintahkan.

Mungkin jika dihitung ada sekitar 5 atau 8 orang sedang bertepuk tangan sambil membawakan lagu. Wanita yang sudah berumur itu sedang duduk sambil menatap kue yang berada tak jauh didepannya yang juga diberi beberapa lilin diatasnya dan ada angka bertuliskan 54. Pertanda jika umurnya sudah menginjak 54 tahun—dan wanita ini yang akan menjadi tersangka pertamanya.

Satunya lagi seorang pria yang berdiri disamping istrinya. Taehyung kurang tau identitasnya yang sekarang juga sedang ikut bertepuk tangan dan juga ikut bernyanyi bersama. Pria tua itu adalah tersangka kedua yang akan menjadi sasaran tembakannya.

"Apakah sasaranmu hanya kedua pasangan suami istri yang sedang bernyanyi disana? Kasian sekali, umurnya tidak akan lama." Jungkook mengambil rokok dari dalam sakunya kemudian membakar sedikit ujungnya. Menghisap dan kemudian mengeluarkan asap, walaupun Jungkook bisa saja merusak konsentrasi Taehyung walau pun pria Kim itu tidak akan marah. Tetap fokus dan membiarkan Jungkook maupun Jimin melakukan apa yang mereka mau.

"Kita hanya mendapat perintah. Jika memang yang disuruh hanyalah mereka berdua maka kita juga tidak akan membunuh mereka semua bukan?" Jungkook mengangguk mengiyakan, apa yang diucapkan Jimin ada benarnya juga.

[M] SINGULARITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang