Bab 9: Aku iblis cacat

386 70 1
                                    

Aku adalah klon dari Xie Naberius. Aku diberi tugas oleh tubuh utamaku untuk menahan Vedea Orienette. Memang tugas yang merepotkan, namun juga mudah karena dia memiliki banyak kelemahan dan aku hanya perlu menahannya.

Salah satu kelemahannya adalah ini. Aku dengan santai menyilangkan kakiku dan tetap mengarahkan pistolku ke kepala suaminya-Eiro Orienette. Agak susah untuk menyandranya karena jam tangan pelindung yang dimiliknya. Namun karena aku memiliki peluru pembeku, aku memiliki keuntungan.

Aku menatap wajah pria ini. Dari data penyelidikan yang kudapat, dia benar-benar murni manusia biasa. Tidak biasa memang, karena dia bisa menarik perhatian Penyihir Gila sampai membuatnya memiliki keluar dari pekerjaannya sebagai penyihir dan membentuk keluarga.

Tapi bukannya aku peduli. Aku kemudian menatap kembali Penyihir Gila yang tetap berdiri diam di depanku.

Gertakan giginya semakin keras saat aku memberinya informasi tentang tujuan utamaku.

"Kuroka... dia seharusnya bersama.... Fade-!?" (Vedea)

Tiba-tiba kata-katanya berhenti. Matanya membelalak dan pandangannya semakin melotot kearahku.

Ah, dia sudah menyadarinya.

"Kau-!?" (Vedea)

"Kau menggerakkan salah satu jarimu. Kakimu bergeser sedikit, lantai retak karenanya." (Xie)

BANG!

Aku mengarahkan pistol ke salah satu anak yang kusandra dalam gedung ini dan menembakkan pelurunya ke kepalanya.

Dia langsung mati. Semua pekerja disini sudah aku ikat dengan erat dan mereka semua tidak bisa melakukan apapun saat melihat anak yang mati didepannya.

"-!? Kau-!? Kau bahkan berani membunuh anak kecil didepanku-!! (Vedea)

Dia semakin marah. Urat melotot dari wajahnya dan seluruh ototnya tegang. Namun, dia bahkan tidak menggerakkan tubuhnya sedikit pun.

Bagus. Gertakan berhasil. Karena dia merasakan memiliki anak sendiri, dia pasti merasakan sedikit kasih sayang kepada anak lain juga. Makanya dia marah dan tidak berani bergerak lagi setelah aku membunuh anak itu. Dia tidak ingin aku membunuh anak lain atau suaminya.

Ini taruhan yang sulit bagiku. Jika dia langsung menerobos dan membunuhku, walaupun suaminya tetap mati, rencana tubuh utamaku akan gagal untuk membunuh Kuroka.

"Jangan khawatir. Aku tak akan membunuh anakmu. Tujuan utamaku adalah membunuh Kuroka. Aku akan melepaskan anakmu. Maka dari itu tetap tenang atau kau ingin kehilangan keluarga yang baru saja kau dapatkan?" (Xie)

Aku mengucapkan itu dan retakan kecil terdengar. Itu bukan suara dari lantai yang dia rusak lagi, melainkan dari gigi Vedea yang retak.

Ini sudah menjadi batas dirinya? Maka aku tidak bisa memprovokasinya lagi dengan lebih jauh. Jika dia tertelan amarahnya, habis sudah.

Membunuh Kuroka adalah tujuanku. Membunuhnya akan sangat sulit karena dia selalu waspada. Jika bukan karena dia menurunkan pertahanannya sedikit karena telah satu bulan berada dibawah perlindungan Vedea dan tidak mendapatkan ancaman apapun, pasti aku tidak akan bisa membunuhnya kapanpun itu.

Lagipula, aku hanyalah anak iblis cacat yang bahkan tidak bisa mengeluarkan sihirnya.

---

Dalam sebuah ruangan yang ada di sebuah rumah tingkat tinggi, berada dibawah pelindung besar yang kubuat, aku menekan iintercom dan mengangguk secara refleks. Aku baru saja menerima informasi dari klonku yang memantau salah satu artefak yang kupasang.

Ternyata, yang mengejutkan, Kuroka tidak pergi ke artefak terdekat dari tempatnya. Apakah ini rencana yang dibuat oleh anak Vedea Orienette? Untung aku sudah memantau keempat artefak menggunakan klonku.

Aku membersihkan semua senjata yang kumiliki dan pergi keluar dari rumah ini, menuju tempat Kuroka.

Kompleks ini seharusnya adalah salah satu wilayah dari Iblis bangsawan dan dijaga oleh "Kuda" miliknya, yang salah satu kenalanku. Aku meminjam kompleks perumahan ini darinya dengan alasan membuat eksperimen sihir dan dia memperbolehkannya. Apalagi kompleks perumahaan ini baru saja dibangun dan tidak memiliki manusia yang tinggal disini, membuat kenalanku itu dengan mudah untuk meminjamkannya padaku.

Aku berbelok ke gang-gang dengan santai dan mencari rumah yang telah kutandai. Aku menyiapkan semua ini dari awal dan menandai semua rumah yang memiliki letak paling strategis untuk sniper.

Aku melompat ke jendela dan memasuki lantai tertinggi, lalu duduk sambil membuka tas tempatku menyimpan senjata.

Sniper yang kupakai tadi ada di dalam tas. Menyiapkannya, aku membuka salah satu jendela dan menempatkan sniperku disana.

Aku menggunakan teropong dari sniper untuk mencari Kuroka dengan lebih mudah dan langsung menemukannya.

Dia sedang berhadapan dengan klonku. Klonku seharusnya tidak akan bisa menahannya dengan lama. Klonku hanya bisa mengandalkan kata-katanya. Ini seharusnya pertemuan pertamaku dengan Kuroka, jadi kuharap akan ada sedikit reuni yang bisa menahannya agar aku bisa membidiknya.

Semua klonku kecuali diriku, tidak memiliki sihir didalam tubuhnya, jadi mereka tidak bisa mengeluarkan sihir menggunakan senjata khusus yang kubuat.

Huff. Aku melihat Kuroka melesat dan memotong kepala klonku dengan mudah, lalu berhenti sejenak.

Ini adalah waktuku.

Fade: Exploring the Multiverse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang