Jam sudah menunjukan pukul satu dini hari, tapi junkyu masih belum bisa tidur. Terlalu terkejut dengan apa yang terjadi saat ini.
Ibunya menikahi pemuda yang bahkan lebih muda satu tahun dari junkyu. Seharusnya pemuda itu menjadi adik junkyu atau apapun itu, tapi menjadi ayahnya? Sial, seharusnya junkyu dari dulu menghalangi hubungan itu.
"Hah~ bagaimana ini bisa terjadi?" Gumam junkyu sambil meneguk segelas wine yang baru ia tuangkan.
Kepalanya kembali memutar kejadian tadi-saat ibunya mengenalkan mereka berdua- bagaimana junkyu dapat melihat binar dimata suami ibunya saat melihatnya dan bagaimana pemuda itu tampak sengaja meremas tangannya.
Berniat menuangkan wine lagi, tapi botol itu sudah kosong; membuat junkyu berdecak kesal. Dan akhirnya memilih untuk tidur.
Junkyu menutup matanya kesal, mendengar lirihan ibu yang sedang melakukan ritual pengantin baru bersama suaminya.
Meski tidak terdengar jelas, tapi suara samar itu sangat menganggu junkyu. "Serius, aku akan pindah kamar besok." Ucapnya. Lalu mengambil bantal untuk menutupi telinganya dan bergegas tidur.
Di tempat lain, sepasang suami istri sedang melakukan 'olahraga malam'. Menikmati setiap penyatuan tubuh dan suara yang mengiringi penyatuan itu.
"Aaahhh...aahhh...shhhh.."
"Ouhhhh...enghhhh...m-mashihhhh"
Tubuh si wanita terhentak hentak, karena tumbukan yang diberikan sang suami. Bibirnya tak henti mengeluarkan suara laknat, menikmati sentuhan pemuda yang baru ia nikahi.
Sedang, pemuda diatasnya menggeram, merasakan miliknya berada didalam wanita itu. Bergerak ingin memghancurkan istrinya, dengan bibir yang tak henti memberi tanda di tempat yang terbuka.
Meski begitu, pemuda itu masih merasakan sesuatu yang aneh. Merasa tak suka, teringat bagaimana anak tirinya tadi menatapnya asing. Bukan itu yang ia harapkan. Membuatnya kecewa dan kesal, hingga rasanya ingin menghabisi wanita di bawahnya ini.
"Akhh...hhhh s-sayanghh..a-akuuhhh" desah yura, hampir sampai.
Begitu juga dengan mashi yang merasa akan segera meledak, ia mempercepat gerakkannya mengejar putihnya.
"Aahhhhh... ahhhhh...hhhmpp-"
Dengan cepat mashiho membungkam desahan yura dengan bibirnya bersamaan ketika keduanya mencapai puncak. Bibirnya dengan kasar memainkan bibir yura, menggigitnya hingga berdarah.
"Akkhh" ringis yura ketika mashiho menyudahi pagutan itu.
Perlahan mashiho menarik dirinya, kemudian mengelus pipi yura dengan lembut. "Kamu istirahat ya. Aku mau bersihin diri." Ucapnya sebelum menutup tubuh polos yura dengan selimut dan pergi ke kamar mandi.
.
.
.
.
.
.Mashiho menatap sinis ruam merah di tubuhnya saat bercermin. Bukan, bukan tanda dari wanita itu yang ia inginkan. Tapi dari junkyu.
Mashiho menggosok kasar ruam merah keunguan itu, berusaha menghilangkannya. Meski sia sia, dilihat dati warnanya-membutuhkan waktu berhari hari untuk hilang.
Lima belas menit membersihkan diri mashiho akhirnya menyerah. Kembali bercermin, dengan ringisan jijik.
"Tanda menjijikan ini memuakan. Cih."
Tak lama kemudian ia tersenyum cerah memikirkan ide yang tiba tiba muncul dikepalanya.
"Aku rasa aku akan memamerkan tanda ini pada junkyu. Hihihi." Kekehnya membayangkan reaksi junkyu besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Or Baby ? | Mashikyu |🔞
FanfictionDari awal Junkyu harusnya menolak perintah ibunya. "Daddyyhh~~ I need you ahhh~~" "Sayang, kita kapan nikah?"