02 | Mulai

55 9 1
                                    

Now Playing: Lotto - EXO

-o0o-

[BAGIAN NOL DUA]
"Don't forget me."

-o0o-

   Setelah duduk dan memesan beberapa kudapan, Rasa mulai menjelaskan semuanya dari awal. Selama Rasa bercerita, Kasa dan Zio hanya mengangguk-angguk selayaknya pajangan di dashboard. "Gimana, paham nggak?"

   Kasa kembali mengangguk sebelum menjawab. "Paham," jawabnya sebelum meminum segelas jus jeruk. "Jadi bagian mana yang perlu kita bantu?"

   Tangannya meletakkan gelas dengan perlahan sembari menatap permukaannya.

   Rasa menyatukan kedua telapak tangannya, lantas menopang dagunya dan tersenyum kepada kedua sahabatnya. "Bantu bagian penyelidikan karena pembunuhnya pinter banget nyamarin jejak."

   Zio menatap Rasa sinis. "Nyuruh kita jadi anjing pelacak dan kamu mau diem aja?" Rasa menoleh, menatap Zio tak jauh sinisnya. Ia menggeleng dan menghembuskan napas, mencoba sabar menghadapi Zio. "Bukan gitu, cuma butuh bantuan buat mecahin beberapa teka-teki, lihat aja nanti di TKP kaya apa," jawab Rasa.

   Ujung bibirnya terangkat sebelum ia merebahkan punggungnya pada sandaran kursi.

   Zio masih setia menatap Rasa sinis, ia berdiri dengan membawa tas punggungnya. "Ayo kita pulang, Sa!" Kasa ikut berdiri, tapi bukan mengikuti ajakan Zio, dia malah memukul bahu Zio sekeras mungkin. "Kalau mau balik jadi anjingnya pak Raksa ya monggo." Dagu Kasa sedikit terangkat menunjuk ke pintu keluar.

  Zio berdecak dan dengan ekspresi malas ia melempar pantatnya ke kursi.

  "Jam berapa?" Matanya menatap Rasa tajam.

  "Nanti jam 9 malem."

-o0o-

   Bola mata Rasa bergulir, mencoba melihat jarum jam yang sekarang menunjuk pukul delapan, lantas saja ia segera bersiap. Sepasang tangannya dengan cekatan meraih tas pinggang yang telah ia siapkan dengan segala isinya.

   Ia berjalan ke sana ke mari untuk mengambil segala keperluannya, dan segera berlari ke garasi. Dengan pakaian serba hitam, Rasa mengendarai sepeda motornya, membelah jalanan Kota Malang yang ramai.

   Netra Rasa melirik sejenak ke arah jam tangannya, ternyata ia telah menunjuk pada angka 20.30. Sambil menyipitkan pandangan ia kembali fokus pada jalanan, lantas menambah laju motornya. Ia tidak ingin sampai di sana terlampau larut.

   Begitu merasa sudah dekat dengan TKP, Rasa segera mengarahkan motornya masuk ke jalan tersembunyi penghubung pintu belakang. Sebelum berada dekat dengan area rumah, Rasa mematikan mesin motornya. Hal itu dilakukan agar tidak ada yang tahu jika ada seseorang yang mencoba masuk ke sana. Gampangnya ... ia tidak ingin dicurigai apalagi ditangkap, ia merasa seperti tengah menjalankan misi rahasia.

   "Mereka udah sampai apa belum ya kira-kira?" Tanya Rasa pada dirinya, sembari menunduk, menatap kakinya yang menendang udara.

   Beberapa menit telah berlalu, tapi Rasa masih setia duduk di tempat yang sama menanti kedatangan dua rekannya. Kesunyian yang menyelimuti mampu sedikit tersingkap berkat alunan lagu dari earphone-nya. Ketakutan yang menggerogoti dirinya semakin menjadi kala sepasang matanya menangkap bayangan hitam tengah mengawasinya dari balik pepohonan kebun sekitar.

CrimesonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang