03 | Lagi

41 8 0
                                    

Now Playing: Glad You Came - The Wanted.

-o0o-

[BAGIAN NOL TIGA]
"Apa yang terlihat bukan berarti apa yang sebenarnya terjadi."

-o0o-

   Bunyi dentuman terdengar begitu nyaring mengisi setiap sudut ruang yang ada di lantai dua, Zio yang berada di lantai bawah pun dapat mendengarnya, terbukti dari dia yang segera berlari menghampiri sumber suara. Kedua bola mata Rasa membola karena amat terkejut dengan pemandangan di hadapannya, ternyata yang ia banting barusan adalah Kasa, partnernya dalam kasus ini. Kedua tangan Rasa menutup mulutnya yang ternganga lebar, sedangkan Zio yang baru datang dan hanya bisa melihat punggung Rasa, menanyai gadis tersebut.

   "Ada apa, sa, kok ribut-ribut?" Zio berjalan dengan langkah lebar agar segera dapat melihat sesuatu yang ada di depan Rasa.

   Dan di sana ada Kasa yang tengah terbaring sambil merintih kesakitan. "Aduh, Rasa, kamu itu kenapa?"

   Sontak saja air muka Zio berubah, kembali datar karena ternyata Rasa salah membanting orang. Rasa tersenyum merasa bersalah atas perbuatannya terhadap Kasa, lalu ia berjongkok dan berbisik lirih, "maaf...."

   Zio berdecak pelan, meraih salah satu tangan Kasa dan mengangkatnya dengan cepat, tidak peduli jika sebelumnya Kasa sudah dibanting dengan keras oleh Rasa. Hal tersebut pun membuat Kasa dan Rasa berteriak terkejut, bedanya jika Kasa dibarengi oleh beberapa kata kasar. "What the fuck are you doing, Zi!?" Teriak Kasa di depan Zio, rupanya ia telah lupa dengan rasa sakitnya.

   "What the fuck is this...." Gumam Rasa melihat kejadian mengagetkan barusan, rasanya waktu ia salah banting itu sudah amat mengagetkan, ternyata ada lagi yang lain.

   Dengan wajah datarnya, Zio berkata, "ga usah lebay, ayo pulang! Ini udah tengah malem." Rasa dan Kasa mengangguk, lalu mereka bertiga berjalan keluar dari rumah tersebut melalui pintu belakang. Namun tiada dari mereka berdua yang menyadari dengan buku yang ada di genggaman Rasa, begitu pula dengan kertas yang menyembul keluar dari saku jaketnya.

   Seseorang keluar dari persembunyiannya, menatap motor Rasa, Kasa, dan Zio yang menjauh, lalu tertawa sekeras mungkin. "Hahahaha, kalian ngapain? Bermain detektif-detektifan, huh?"

-o0o-

   Pada awalnya memang Rasa tidak berkendara sendirian karena di sekitarnya ada Kasa dan Zio, namun karena hanya rumahnya yang berbeda arah dengan mereka, terpaksa Rasa harus berpisah. Dengan lambaian tangan singkat, kini Rasa sudah sendirian di tengah jalanan Malang yang mulai lengang.

   Dapat Rasa rasakan jika saat ini badannya sangat lelah dan kotor, namun lebih lelah pikirannya, karena sedari tadi tiada henti memikirkan buku aneh dan kertas misterius. Suara deru mesin motor membuat dirinya semakin terpacu untuk memecahkan misteri yang ada di balik dua benda tadi. Kedua tangannya pun makin erat mencengkeram kedua kemudi motornya dengan mata menyipit menatap jalanan yang mulai lengang karena sudah larut malam.

   Balutan jaket serta pakaian yang ada di badannya kurang mampu menghalau angin malam untuk membelai kulit Rasa. Entah sudah berapa kali giginya bergemelatuk kedinginan, namun karena hal itu ia semakin memutar gasnya semakin ke bawah, ingin mempercepat perjalanan pulang dan segera menyelidiki kedua barang tadi.

CrimesonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang