07 | Hilang (01)

18 2 0
                                    

Now Playing: If You're Not Here (By My Side) - Menudo

-o0o-

[BAGIAN NOL TUJUH]
"Jangan iri dengan yang lain, punyamu nanti lebih indah."

-o0o-

   Intro lagu Kill This Love milik Blackpink mengalun dengan kencangnya, membuat Rasadan Kasa yang tengah termenung sontak terlonjak dari duduknya. Dua pasang bola mata kedua insan itu bergerak mencari sumber suara, ternyata berasal dari ponsel Rasa, benda pipih itu terus bergetar dan menyala, menampilkan nama Bagas di sana. Kedua batin yang berbeda raga itu berkata satu hal yang sama, yaitu 'pasti nanyain progress'.

   Lengan Kasa menyenggol lengan Rasa, membuat Rasa mengalihkan fokusnya ke Kasa, kedua alis gadis itu menyatu dan agak turun ke bawah. Sedangkan Kasa memutar bola matanya sambil berdecak, lalu kepalanya bergerak sedikit ke arah letak ponsel Rasa. Gadis cantik satu inni rupanya masih belum paham dengan maksud Kasa, buktinya ia bertanya. "Ada apa, sih?"

   Sontak saja Kasa berteriak. "TERIMA PANGGILANNYA!?!?"

   Rasa mengerjap beberapa kali karena mendengar teriakan Kasa, ia pun berdiri untuk mengambil ponselnya sembari berkata. "Santai aja dong, ini juga mau diterima." Tangan kanan Rasa menggenggam ponselnya, dan kembali duduk di samping Kasa. 

   "Tap-"

   "Ssstttt...." Rasa menempelkan telunjuknya ke bibir Kasa sambil mendesis. "Aku mau nerima panggilannya dulu." Kasa melotot ke arah Rasa dengan kedua tangan yang mengepal, lantas ia memukulkan keduanya ke udara tanpa arah.

   Ibu jari kanan Rasa menggeser lingkarannya ke atas, lalu mendekatkan ponselnya ke telinga kanan. Daripada menunggu Rasa yang sibuk menerima panggilan Bagas, Kasa memutuskan untuk membaca ulang beberapa orang yang menjadi tersangka. Di sana terdapat banyak nama yang tercantum, karena memang semasa hidupnya sering dirundung tanpa sebab. Mayoritas adalah teman satu kuliahnya, lalu ada juga beberapa dosen yang menjadi tersangka.

   "Kasa." Suara Rasa mendistrak perhatian Kasa, dengan perlahan pria tersebut meletakkan berkasnya sebelum berdiri dan menghampiri Rasa.

   "Ada apa?"

-o0o-

   Tangan kanan Rasa membenarkan letak cardigannya yang merosot sebelum ia meraih gagang pintu dan memutarnya. Kasa yang berada di belakangnya menampilkan ekspresi penuh tanya, dari rumah Rasa hingga kini ia tidak mendapat penjelasan apapun mengenai alasan mereka harus ke kantor Bagas. Baru saja pintu terbuka, sebuah buku Harry Potter terlempar mengenai dinding sebelah mereka. Sontak saja bola mata Rasa hampir keluar dari tempatnya, nafasnya pun tertahan di ujung, badannya kaku.

   Hal serupa pun dialami oleh Kasa, hanya saja Kasa masih bisa mengelus dadanya, menenangkan detakan jantungnya yang begitu kencang.

   Belum sempat keduanya menarik napas dengan tenang, Bagas lantas berteriak. "Kalian ngapain aja sih? Ini Naraka udah berhasil bunuh satu orang lagi!?"

   Makin sulit saja rasanya mereka berdua untuk mengais puing-puing oksigen di udara, dada Rasa naik turun, bola matanya memerah, ia menangis. Ia terkejut dengan semuanya, itulah alasan dari air matanya yang terjun keluar tanpa diperintah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CrimesonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang