🍉1

16K 1.4K 79
                                    

Pertemanan Jaemin dan Jeno bermula sejak mereka belum mengenal baca tulis. Orang tua mereka yang dekat, membuat kedua bocah laki-laki itu juga sering berinteraksi satu sama lain.

Na Jaemin lahir dari keluarga yang cukup berada. Ayahnya menjabat sebagai dokter ortopedi senior di salah satu rumah sakit ternama dan ibunya adalah seorang pegawai farmasi.

Sedangkan Lee Jeno merupakan generasi kedua kaya dari keluarga pengusaha yang menjalankan bisnis di berbagai bidang. Leluhur mereka adalah seorang bangsawan, tidak heran jika keturunannya sangat berpengaruh. 

Kedua keluarga itu sangat dekat karena mereka bertetangga. Nyonya besar keluarga Lee sering mengunjungi ibu Jaemin dan keduanya berteman baik.

Bahkan mereka berniat menjodohkan salah satu keturunan mereka. Namun hal ini ditolak secara halus oleh ayah Jaemin karena keturunan keluarga Lee semuanya laki-laki.

Perjodohan yang batal tidak memutuskan tali persaudaraan kedua keluarga itu. Jaemin dan Jeno menjadi teman baik. Mereka berdua selalu menempel, walaupun dengan sifat yang bertolak belakang.

Jeno lahir dengan *silver spoon dimulutnya, selalu dimanjakan hingga membuat ia arogan dan pemarah. Sedangkan Jaemin adalah bocah lucu, yang menangis setiap hari, dan hanya menyukai permen susu.

[*idiom untuk mereka yang kaya sejak lahir]

"Siapa lagi yang membuatmu menangis?"

"Hiks- ayah hiks, melarangku memakan permen"

Lee Jeno yang baru berusia tujuh tahun mengerutkan alisnya, lalu menjawab "berhenti menangis! aku akan membelikanmu permen dan jika pak tua itu melarang, aku akan menendang bokongnya"

Jaemin yang lugu hanya mengangguk, tanpa tahu keselamatan tubuh bagian bawah ayahnya tengah terancam.

🍉

Cerita ini terinspirasi dari danmei (novel china) yang berjudul The Little Crying Bag and his Mr. Grumpy.

Watermelon • NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang