Watermelon • Nomin

🍉9

Bulan desember telah tiba, salju bergulir menjatuhi permukaan bumi. Dua puluh lima hari lagi adalah hari natal, Jaemin tentu saja ingin menghabiskan liburan, merayakan natal dan tahun barunya bersama Jeno.

Seminggu sebelum natal tiba, harapan Na Jaemin harus pupus karena malam itu di tengah makan malam keluarga, ayahnya berkata

"Sepertinya kita akan merayakan natal dan tahun baru di rumah ibu mertua"

Jaemin merasa kecewa mengingat rumah neneknya yang berada di senter kota London. Hal ini tentu menyebabkan dia dan Jeno akan berpisah ribuan mil jauhnya. Fakta itu membuat Jaemin tidak senang.

"Ayah, aku tidak akan mengunjungi nenek. Aku akan tinggal dan bermalam di mansion keluarga Lee"

Ayahnya yang sedang menyesap sup jagung mengehentikan kegiatannya. "Kamu tidak merindukan nenek?"

Jaemin menggeleng, tetapi mengangguk setelahnya, "aku rindu nenek, tapi London terlalu jauh"

"Berhentilah merepotkan keluarga Lee. Lagipula tidak baik terlalu menempel dengan Jeno, kamu jadi tidak pernah membawa kekasih perempuan ke rumah"

Jaemin tidak menyukai pernyataan ayahnya. Haechan berkata kedua kekasih harus saling mencintai dan Jaemin hanya mencintai Jeno, dia tidak bisa mencintai orang lain. Lalu mengapa ayahnya menginginkan ia memiliki kekasih perempuan?

"Hmph! Aku tidak akan memiliki kekasih karena saat dewasa, aku akan langsung menikah dengan Jeno. Dia sudah berjanji padaku"

Kepala keluarga Na memandang horor putra tunggalnya, sementara mata sang istri berbinar cerah seperti baru saja mendapat hadiah,

"Baguslah, ibu memang menginginkanmu bersama Jeno. Dia tampan dan tampan, sangat cocok untuk putraku"

"Ayah tidak setuju!"

"Kamu dulu sudah membatalkan perjodohan mereka, tapi sekarang berbeda, mereka saling mencintai. Tidak ada yang bisa melarang putraku untuk bahagia, termasuk kamu ayahnya"

Pria tua itu terdiam, tidak membalas lagi. Sementara Jaemin yang mendengarkan perkataan ibunya, merasa makan malam hari itu lebih enak dari biasanya.

🍉