🍉7

9K 1.1K 101
                                    

Jeno yang merupakan anggota kelas bawah adalah ketua tim basket. Tubuhnya proposional dan kuat, kemampuannya dalam bermain basket juga mengagumkan. Maka dari itu, ia dipilih langsung oleh pembimbing klub basket untuk menjadi ketua. Tapi karena karakter Jeno yang berandal, banyak pro&kontra dari para siswa

"Jeno? Jadi ketua tim basket? Apa pembimbing ingin pertandingan basket kita berubah menjadi WWE?"

"Diamlah. Jika Jeno mendengar, keluargamu akan berkabung"

"Kyaaa! Jeno yang tampan akhirnya jadi ketua tim basket. Aku akan menonton pertandingannya setiap hari"

"Gadis-gadis ini kehilangan otak mereka? Mengapa mengidolakan raja iblis seperti dia? Satu lagi, tim basket tidak melakukan pertandingan setiap hari!"

"Aku tidak akan terkejut jika nanti ada salah satu siswa klub basket yang gegar otak atau bahkan meninggal"

"kemampuan Jeno dalam bermain basket sangat bagus, dia layak mendapatkan posisi ketua itu"

"Jeno lagi! Aku bahkan tahu tanggal lahir, alamat dan nomor ponselnya hanya karena orang-orang terus membicarakannya"

"Kau tahu nomor ponsel Jeno?!?!"

Dan masih banyak lagi komentar dari siswa lainnya.

.

Jaemin merapikan peralatan sekolahnya. Bel pulang telah berdering sejak sepuluh menit yang lalu, tapi Jaemin memutuskan untuk menunggu Jeno selesai berlatih basket dan akan pulang bersamanya.

Dengan wajah berseri dan senyum lebar ia melangkah melewati koridor, sesampainya di lapangan tempat Jeno berlatih, dia dapat melihat cukup banyak orang di bangku penonton. Rata-rata adalah para siswi dari berbagai kelas.

"Apa hari ini ada pertandingan?" Jaemin bergumam ketika melihat pemandangan ramai itu.

Jaemin berdiri di pinggir lapangan, mengawasi Jeno yang tengah men-dribble bola. Netranya jatuh pada tubuh Jeno yang basah karena keringat.

'Sejak kapan Jeno tumbuh secepat ini?'

Lamunannya tiba-tiba buyar karena teriakan keras siswi-siswi yang menonton,

"JENO!Ayo semangat! Masukan bolanya ke dalam ring, setelah itu biarkan aku masuk ke dalam hatimu"

"Kyaaa!! Jeno aku ingin setetes keringatmu!"

"Ikan hiu makan tomat, Jeno, I love you so much"

"JENO AYO MENIKAH"

"Ah aku ingin jadi bola"

Jaemin tidak pernah merasa semarah ini dalam hidupnya. Emosinya memuncak, siap meledak kapan saja. Teriakan keras para siswi itu bisa saja mempengaruhi konsentrasi Jeno-nya. Hmph!

Jaemin berniat menunggu Jeno di kantin karena suasana hatinya yang memburuk, tapi baru setengah ia melangkah, sebuah benda bulat oranye tiba-tiba mendarat tepat di atas kepalanya.

BUGH!

Pandangan Jaemin memburam karena kapasitas air mata yang meningkat menghalangi pandangannya. Dengan sekuat tenaga ia berteriak,

"JENO, KEPALAKU SAKIT HUAAAA"

.

"Aku tidak menyangka kamu sekuat ini ketika tertimpa bola basket. Orang-orang biasanya akan pingsan, tapi kamu hanya menangis" Jeno memberikan air putih kepada pemuda yang masih terisak.

Setelah insiden teriakan seribu oktaf tadi, Jeno berniat membawa Jaemin ke ruang kesehatan, tapi Jaemin bersikeras ingin segera pulang. Mau tidak mau, Jeno menelpon salah satu supir pribadinya untuk menjemput mereka.

"Lebih baik hiks aku pingsan dan tidak hiks- me-merasakan sakitnya"

Sementara air matanya terus mengalir deras, Jaemin meminum air yang diberikan oleh Jeno. Jujur saja, ia agak takut jika air matanya habis, karena itu ia lebih sering minum air putih akhir-akhir ini.

"Lain kali, jangan menunggu di pinggir lapangan"

"Ta- hiks tapi aku tidak ingin bergabung dengan para fans mu di kursi penonton"

Jeno rasanya ingin tertawa melihat Jaemin yang berusaha berbicara di tengah-tengah isakannya.

"Aku sudah mengatakan kepada pembimbing untuk tidak membuka akses kepada siswa lain saat kami latihan, lagipula mereka berisik dan mengganggu"

"Tapi aku masih boleh mengunjungimu kan?"

Jeno terkekeh, ia mengusap air mata Jaemin dengan jarinya "tentu saja kamu diperbolehkan, karena kamu punya hak istimewa dari ketua tim basket"

🍉

Watermelon • NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang