Di semester ke empat perkuliahannya, Jeno menjadi ketua organisasi mahasiswa. Entah siapa yang memilihnya, namun Jeno benar-benar seperti pemimpin perusahaan yang galak dan akan marah 24/7. Dia bahkan mendapat gelar 'bos tirani' dari anggota organisasinya.
"Kenapa proposalnya belum jadi? Mau menunggu sampai hari H acara? Kalau begitu kalian tidak usah membuat proposal, buat lubang pemakaman masing-masing saja!"
Ruang organisasi itu terasa mencekam. Anggota yang lain hanya bisa menunduk ketakutan, sementara Jeno duduk dengan angkuh di kursinya. Situasi ini terlihat seperti seorang kaisar yang tengah mengadili orang-orang bersalah.
Sementara itu, Jaemin yang sedari tadi di samping Jeno hanya diam sembari menjilati es krim cokelat di tangannya. Dia tidak punya hak apapun di organisasi ini karena dia bukan anggota.
Jeno memaksa Jaemin untuk selalu menemaninya kemanapun. Para anggota lain memaklumi kedekatan mereka dan tidak keberatan jika Jaemin ikut serta dalam setiap pertemuan organisasi, lagipula pemuda manis itu tidak menganggu, dia hanya akan sibuk makan atau bermain game di ponselnya.
Setelah mendengar kemarahan Jeno yang berapi-api dan seperti tidak mengenal akhir, salah satu anggota diam-diam memanggil dan menatap Jaemin dengan pandangan memohon. Pemuda yang sedari tadi sibuk menjilat es krim mengerti maksud dari pandangan itu.
"Jeno, jika kamu terus marah-marah nanti cepat tua, aku tidak mau menikahi kakek-kakek keriput!"
Hanya sepersekian detik urat di wajah Jeno kembali normal, nafasnya yang menggebu-gebu kembali teratur. Bola mata yang tadi menatap setajam katana sekarang memandang Jaemin dengan lembut, bahkan para anggota lain yang belum punya pasangan menatap ngeri.
"Tenang saja, aku akan tetap tampan. Jangan pernah berniat membatalkan pernikahan kita"
'kekuatan cinta memang luar biasa!'
🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
Watermelon • Nomin
Fanfiction"Apakah kamu semangka yang kelebihan air? mengapa terus menangis, huh?" Jeno yang pemarah dan Jaemin yang cengeng. ⚠️short, BL, Fluff