2018
Naya
Hari ini, hari terakhir masa MOS gue di sekolah. Iya, sekarang gue kelas X di SMA Gold Garuda. Nggak kerasa banget, perasaan baru kemarin gue ngejalanin MOS di Smp dan ketemu Dia. Eh, sekarang udah putih abu-abu aja. Kata orang, waktu itu misterius. Nggak ada yang tau kapan seseorang akan datang dan pergi di hidup kita.
Hari ini ada materi dari kepolisian tentang dampak narkoba bagi kesehatan. Tapi, gak ada materi yang masuk sama sekali ke otak gue, gue hanya diam. Memikirkan seseorang yang entah ada di mana sekarang.
Tatapan gue kosong,
Pikiran gue melayang.
Ingatan gue kembali lagi di saat pertama kali gue suka sama seseorang, Hhh. Kalau dipikir-pikir lucu juga,ya. Gue suka sama seseorang cuma gara-gara dicengcengin sama orang yang nggak gue kenal karena cuma kita berdua yang nggak bawa Papan Nama pas awal MOS SMP. Entah gimana ceritanya,gue bisa suka sama orang kayak dia yang sebenernya sumpah nyebelin banget. Dan seolah-olah semesta merencanakan ini semua dengan baik. Gue satu kelas dengan dia setelah kita satu kelompok pas MOS.
Namanya...Ruka. Ruka Triyasa. Cowok wibu yang hobinya main game tapi selalu bisa jawab pertanyaan dari guru.Cowok yang keliatan gak pernah belajar tapi selalu dapat nilai seratus pas ujian matematika. Cowok yang entah bagaimana caranya bisa membuat gue jatuh sama dia, dan cowok yang enggak pernah tau perasaan gue yang sebenarnya.
Hhh
Tapi,satu hal yang gue syukuri. Gue bisa berteman baik dengan dia. Yaaa.. bisa dibilang Bestfriennnd lah, N nya tiga. Wkwk,dikira Harris x Ricis kali yak:v
Setelah satu tahun sekelas bareng dia, kita makin deket. Deket dalam artian temenan aja, tapi emang interaksi kita semakin banyak. Entah itu ngerjain tugas bareng, ngobrol, bahkan curhat tentang keluarga masing-masing. Perasaan suka yang dulunya gue pendem sendiri,udah gue kubur dalam-dalam. Sekarang gue bener bener menganggap Ruka sebagai temen yang baik. Perasaan deg-deg-an yang selalu gue rasakan ketika ngobrol bareng Ruka dulu, sekarang udah bener-bener nggak ada.
Tapi, entah bagaimana caranya, perasaan itu kembali lagi setelah kita selesai UAS.
"Nay, Kenapa?" Ruka bertanya kepada gue yang saat itu sedang duduk di belakang gudang yang tempatnya emang sepi.
"Hah? Nggak papa ko."
"Yailah pake boong segala. Udah jelas-jelas lo abis nangis."
Iya, gue abis nangis. Nilai gue anjlok karena gue terlalu fokus sama hobi baru gue sampe-sampe lupa belajar. Gue takut ngecewain kedua orangtua gue karena udah punya ekspetasi yang tinggi.
"Apaan! So tau banget deh," Gue mencibir.
Ruka menghela nafas, "Hmm, yaudah."
"Yaudah apa?"
"Yaa.. yaudah. Gue tungguin sampe lo selesai nangisnya, jangan setengah-setengah kalau nangis tuh, gak enak. Mending lo lanjutin lagi, gue tungguin kok." Sesederhana Ruka Triyasa, dengan caranya yang ngomong kelewat santai tapi mampu membuat gue jauh lebih tenang.
"Nangis. Nangis aja sampe lo lega. gak papa kok, You've done the best thing."
Ruka berkata seperti itu sambil mengacak pelan rambut gue."Yasa, makasih yaa."
"Sama-sama. Nih! permen karet strowberry kesukaan lo."
Dan, di sanalah. Untuk kedua kalinya, gue dibuat jatuh cinta kembali oleh seorang Ruka Triyasa.
***
Ruka
Naraya Anindira
Pertama kali gue ketemu sama dia pada saat MOS Smp di hari pertama, gue biasa-biasa aja. Gak ada niatan sama sekali buat temenan sama dia. Karena, first impression gue liat dia, dia itu.... aneh. Karena saat dia ngobrol sama temannya, ngomongnya sambil ketawa, sehingga membuat lawan bicaranya ikutan tertawa tanpa ngerti apa yang dia omongin. Tapi setelah tiga hari gue satu kelompok bareng dia, gue jadi tau kalau dia nggak cuma aneh, tapi juga moody-an. Selama tiga hari tersebut, gue dibikin kesal setiap harinya. Ada aja kelakuan dia yang bikin gue risih dan terheran-heran kayak, 'kok ada ya manusia kayak dia'
Selucu semesta bercanda, gue satu kelas sama dia. Dan baru gue sadari ternyata dia temen yang asik untuk diajak ngobrol, bisa dibilang satu frekuensilah kalau kata anak zaman sekarang mah. Buat gue dan dia semakin akrab dan kita sering ngerjain tugas bareng. Tanpa sadar mungkin masa Smp gue diisi tentang dia semua. Dia udah jadi bagian dalam hidup gue. Dimana ada Ruka pasti di sana ada Naya. Kita sedeket itu, tapi kedeketan kita nggak lebih dari seorang teman.
Iya, temen. Nggak lebih.
Hhh
Tapi, setelah hari itu. Hari di mana dia manggil gue dengan sebutan, 'Yasa' Gue menyadari, bahwa gue menyukainya. Lebih dari gimana seharusnya temen punya perasaan untuk temennya.
"Ruka, udah siap?"
Gue tersadar dari lamunan gue, ketika Mama bertanya seperti itu.
"Hah?" Mama tersenyum lembut sambil ngusap pelan punggung tangan gue. "You okey?" Tanya Mama dengan khawatir.
"Em-hmm."
Mama memberikan tatapan lembutnya, yang mampu menenangkan gue. "Gak papa, kamu pasti bisa sembuh."
Gue hanya mengangguk dan tersenyum seadanya. "Kita fligh jam berapa?"
"Sekitar satu jam-an lagi. Kenapa? Kamu mau temui teman-temanmu dulu?"
Gue menggeleng, "nggak."
"Yaudah,kamu siap-siap ya."
Hari itu, gue meninggalkan Jakarta dengan penuh penyesalan.
to be continue
a/n:
ha ha, dah see you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush
Teen Fiction"Kalau kita udah nggak sama-sama lagi, Itu artinya, peran kita dalam hidup masing-masing udah selesai,Nay." Cover by: Pinterets