9. Jadi baik atau buruk? (1)

888 143 40
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau itu tidak berguna"

"Seharusnya aku tidak mengakuimu saat itu"

.
.
.

"Aku Syira, kalo kamu?"

"Panggil aku kakak ya"

.
.
.

"Sekarang kalian resmi jadi saudara"

"(Name), jadi adik yg baik, mengerti?"

.
.
.

(Name) membuka matanya perlahan. Mimpi2 itu membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang. Kenangan akan masa lalunya, bersama ibu...dan kakaknya. Entah itu di sebut mimpi buruk atau bukan, tapi itu sungguh menganggu (name). Akhir2 ini dia sering mendapati mimpi seperti itu. Mimpi dimana dia, kakaknya, ibu, dan ayah. Bahagia. Mungkin.... Hanya setengah bahagia. Kebahagiaan (name) hanya ada pada ibunya, tidak ada siapa pun yg bisa membuat nya benar2 bahagia kecuali ibunya. Ayah? Jangan tanya. (Name) sayang ayahnya juga, tapi sepertinya ayahnya tidak. Dan karna itu, saat sosok ayahnya muncul di mimpi.... Bagi (name) itu mimpi buruk.

(Name) menghela nafas panjang lalu membenarkan posisi tidurnya. Mencari kenyamanan ke sana ke mari sampai tidak sengaja menyenggol seseorang di belakang nya.

Dia lupa kalau ada satu orang lagi di kasur ini. Dia lupa pada Osamu.

".....gk bangun kan...." Gumamnya pelan

Setelah di rasa aman dia kembali ke posisi awalnya dengan hati2. Dia sangat, sangat... Tidak ingin membangunkan laki2 di sampingnya ini. Satu, ya karna gk enak aja. Dua, kayaknya osamu tipe orang yg gk mau di ganggu kalo lagi makan, tidur atau sebagainya. Pokoknya jangan sampai osamu terbangun hanya gara2 (name), itu saja.

"Kenapa kau tidak tidur?" Tanya osamu tiba2

(Name) sangat terkejut dengan itu, dia bahkan hampir mengeluarkan suara kalau saja dia tidak membungkamnya sendiri.

(Name) tidak menjawab. Dia kira dengan tidak menjawab osamu akan melupakan nya dan tidur kembali, nyatanya tidak. Osamu mengulangi perkataan nya kembali

"Kenapa kau tidak tidur?" Tanyanya lagi

"A-aku tidur kok...." Jawab (name) pelan

Tidak ada balasan. Dia sudah tidur kembali? Pikir (name)

"Mimpi buruk?"

Oh...tenyata tidak...

(Name) menghela nafasnya lagi lalu berbalik menghadap Osamu.

"Kau juga kenapa tidak tidur?" Tanyanya balik

"Sedang memikirkan sesuatu"

"Apa?"

"Kau"

"....."

(Name) terdiam sejenak dan masih menatap osamu. Mukanya hampir memerah sebelum osamu melanjutkan perkataannya.

"Kenapa aku harus bertemu denganmu" sambungnya

Itu membuat jantung (name) yg tadinya berdetak kencang jadi seperti berhenti berdetak. Nusuk....

"I-itu.....takdir...kan...." Jawabnya

"Yah, takdir, dan aku tidak suka takdir ini"

Lagi2 perkataannya menusuk (name). Apa dia sekesal itu karna aku? Pikir (name) lagi.

Itu tidak salah sih, osamu berhak kesal. Tapi tidak seperti ini juga. (Name) juga kesal sama seperti dia, tapi....

"Kalau waktu bisa di putar kembali....apa yg akan kau lakukan?" Tanya (name) lagi

"Kembali ke malam itu dan mencegah semua ini terjadi" jawab osamu dengan cepat

"....."

Tatapan datar osamu membuat hati (name) semakin sakit.... Ah....dia ingin menangis... tapi tidak mungkin...

"Kalau aku ingin kembali bersama ibuku" ucapnya

"....."

Osamu diam. Kalau sudah menyangkut tentang ibu, dia juga lemah. Dia sangat sayang ibunya, bundanya. Yah dia akui dia anak mamih, anak bunda. Makanya dia sangat sayang dan gk bisa kalo masalah ginian.

Dengan tidak sadar tangan osamu beranjak mengelus anak rambut (name) yg terjatuh di bantalnya. Sangat halus, pikirnya.

"Bunda bilang anak perempuan pertama itu harus tangguh, harus jadi panutan dan jadi terbaik dalam segala hal, apa kau di tuntut begitu juga?" Tanyanya

Yah. Menjadi anak perempuan pertama, dan anak satu2 nya. Tentu saja (name) sudah sangat hafal dengan kata2 itu. Semua orang menuntut nya menjadi yg terbaik.

"Semua anak memang di tuntut seperti itu, tanpa terkecuali" jawab (name)

"Dan kau juga?" Tanya osamu kembali

(Name) mengangguk.

"Kau juga" ucapnya

Keduanya terdiam. Saking heningnya suara detak jantung mereka sampai terdengar. Jantung (name) masih berdetak sangat kencang akibat perlakuan Osamu tadi. Sedangkan osamu, dia biasa2 saja dengan ini. Bukankah mereka sudah pernah melakukan yg lebih dari ini? Meskipun dalam keadaan setengah sadar, pikirnya.

"Kau ini memang--"

"Tunggu-" sela (name) yg tiba2 berdiri dan berlari entah kemana sambil menutupi mulutnya dengan tangan

"Kenapa?" Tanya osamu

Tidak ada jawaban dan hanya terdengar suara kran air yg di nyalakan. Osamu segera menyusul (name).

"Kau baik2 saja?" Tanyanya lagi

Beberapa menit berlalu dan masih tidak ada jawaban, Osamu berniat mendobrak pintu kamar mandinya tapi tidak jadi.

"Aku baik2 saja" teriak (name) dari dalam

"Yg benar? Kalau sakit katakan saja"

"Tidak, tidak pa2, aku hanya mual sedikit"

Osamu menghela nafas lega. Hanya mual, pikirnya.

Dan tiba2 dia teringat sesuatu. Mata nya membulat sempura menyadari itu. Kemungkinan jika seorang wanita mual2 itu kan....

"JANGAN2---"




TBC

Jangan2.....

Vote nya ✌️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married [M.Osamu X Raeder]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang