01. Damar Adyatama

8.2K 435 27
                                    

Ponsel pintar di atas meja terus berdering menandakan adanya panggilan masuk. Damar yang sibuk berkutat dengan laptop di depannya mengalihkan sedikit atensinya dan menyeret ikon berwarna hijau dengan 'Adek Naka' sebagai pemanggil.

"Hallo, iya kenapa Na?"

"Mas masih lama pulangnya?"

Damar melirik sekilas ke pojok kanan bawah layer laptopnya, "Lumayan, kenapa?" Tanyanya lebih lanjut.

Lelaki dua puluh lima tahun itu tersenyum saat rungunya bisa dengan jelas mendengar suara helaan napas diujung sana. Tanda-tanda adiknya mau merajuk karena ada sesuatu yang dia mau.

"Mas, aku pengen pizza tapi mas pulangnya masih lama."

Tuh kan benar dugannya, adiknya itu kalau sudah bernada manja begitu pasti menginginkan sesuatu.

"Kan ada Bang Jey. Minta tolong abang aja, dek."

"Bang Jey ngampus, Mas. Barusan pergi, katanya ada panggilan darurat. Menyangkut hidup dan mati katanya. Dasar alay."

"Hahaha... Abang kan emang lebay dari dulu, kamu baru sadar atau baru inget sih, dek?"

Tawa renyah seketika terdengar dari seberang sana. Bukan suara Naka lagi yang Damar dengar, tapi suara adiknya yang lain, Jean. Anak itu tertawa terpingkal-pingkal saat mendengar abangnya di pergunjingkan.

Oh jadi mereka sedang bersama ternyata.

"Mas cepetan pulang. Bawa pizza, buble tea sama seblak mang udin level 5 ya." Itu suara Jean.

Damar melepas kacamatanya saat mendengar permintaan adiknya. Mengernyit tidak suka dengan permintaannya. Fokusnya sepenuhnya ada pada Jean sekarang.

"No! Kamu lupa atau pura-pura lupa sih, Jen. Kemarin sampe sakit perut gitu makan seblak masih belum kapok juga?"

Iya seminggu yang lalu Jean diare gara-gara makan seblak Mang Udin yang level 5. Level 5 itu level tertinggi di lapak Mang Udin. Bukan karna Jean tidak bisa makan pedas, tapi karena Jean makannya nggak inget-inget kawan. Tiga porsi dia habiskan sendiri. Biang keroknya itu ya si Zayn. Adik tertuanya yang berprofesi sebagai selebgram, dan youtuber.

Awalnya Zayn sih iseng. Dia ajak Jean dan Chandra, sepupunya, untuk ngevlog bareng. Judulnya "Challenge makan seblak sebanyak mungkin". Karna emang dasar doyan makan dan pecinta seblak, Chandra dan Jean sih ayo ayo aja.

Awalnya semua berjalan lancar, masih sangat lancar sampai Chandra melambaikan tangan ke kamera tanda dia menyerah. Dan disitu Jean bersorak senang karna dia bisa menang dari sepupunya yang nggak pernah mau kalah itu.

Tapi selang berapa jam, Jean mulai merasakan dampaknya. Perutnya menjadi panas, mules, dan berakhir ia diare. Bolak balik ke wc hanya untuk buang hajat. Sampai dia lemas karna kekurangan cairan.

Semua orang panik, Naka, Zayn, dan bunda yang kebetulan ada di rumah sudah melakukan banyak hal untuk membantu meredakan sakit perut Jean. Bunda sudah merayu sedemikian rupa agar Jean mau dibawa ke rumah sakit, sebab anak itu sudah lemas bukan main. Tapi Jean tetap menolak. Dia nggak suka rumah sakit. Naka juga sudah merayu, bahkan dia merengek dan hampir menangis melihat kembarannya lunglai di atas kasur. Tapi tetap tidak berhasil juga.

Dasarnya, si kembar itu memang seperti punya masalah sendiri dengan yang Namanya rumah sakit. Jadi, kalau bukan dalam keadaan yang sangat emergency mereka tidak akan pernah mau pergi ke sana sekalipun dipaksa. Padahal, sepertinya keadaan Jean pasca tragedi seblak itu juga bisa dibilang emergency

Akhirnya Zayn menghubungi Damar yang kebetulan sedang ada urusan di luar. Tentu saja damar kaget mendengarnya. Sebab, sebelum berangkat tadi, dia masih melihat Jean dan Naka berebut roti bakar buatan bunda. Tanpa pikir panjang, Damar langsung pulang. Meninggalkan semua urusannya demi adiknya.

DelicateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang