40. The Story Untold

2.4K 198 40
                                    

Terkesiap saat punggung tangannya dielus dengan lembut, Jilan buyar dari lamunannya untuk lihat paras ayu ibunya yang menatap dia dari rona pucat yang kentara. Dia tidak sadar kalau dirinya terlalu larut dalam pikirannya sendiri sambil memutar ponsel di telapak tangannya yang lebar.

"Iya kan, Dek?"

"Eh, apa tadi?"

"Dih kebiasaan kamu mah, diajakin ngomong malah ngelamun."

Jilan cuma jawab dengan senyum canggung. Iya, dia melamun setelah menatap ponselnya lamat-lamat. Semua sosial medianya penuh dengan berita tentang Jean yang katanya 'kecelakaan'. Setiap postingan dari teman-teman seangkatan maupun kakak kelasnya ramai-ramai berisi permintaan bantuan donor darah untuk si kakak kelas yang super terkenal itu. Bahkan akun official sekolah dan beberapa selebgram ternama turut lakukan hal yang serupa seolah menjadi trending topic di mana-mana.

Banyak yang mendoakan agak anak lelaki kelas IPS 1 itu lekas sembuh dan mendapatkan apa yang dia butuhkan. Golongan darah langka yang membuat semua orang heboh mengulurkan tangan. Tidak heran sih, mengingat betapa popular Jean dan keluarganya di sekolah, orang tentu berbondong-bondong siap sedia memberi bantuan terlepas dari berbagai masalah yang terjadi belakangan.

Jilan tengah menimbang dalam hati, perlukah dia melakukannya? Perlukah dia membantu Jean dengan mendonorkan darahnya? Karena takdir yang lucu menempatkan dirinya memiliki golongan darah yang sama dengan si kembar. Tidak heran sebenarnya, karena dia sendiripun masih cucu dari si tuan besar Danuraja, yang artinya masih ada gen yang sama mengalir di tubuhnya.

"Kamu kangen gak sih Dek, sama papa?"

"Kangen lah, udah berapa hari coba gak ketemu? Tapi wajar sih, pasti semua lagi ngerubungin kak Jean sekarang."

"Bukan papa Ady, tapi papa Dika." Jilan tertegun sejenak. Mahardhika, nama itu sudah cukup lama tidak muncul dalam konversasi antara dia dan ibunya. Selama ini mereka berdua nampak menghindar dari pembahasan tentang orang yang dalam lima tahun pertama hidupnya dia panggil papa. Ayah kandungnya.

"I can barely remember his face," jawabnya pelan dengan senyuman. Senyuman yang Shandra tahu menyimpan sedih di dalamnya. Mau sebaik apapun Ady pada dirinya dan Jilan, atau sebrengsek apapun Mahardhika pada keduanya dulu tetap tidak menghapus kenyataan kalau pria itu pernah ada menjadi bagian paling bahagia dalam fragmen hidup mereka.

Mahardhika adalah ayah kandung Jilan. Usianya hanya sedikit lebih tua daripada Adyatama. Anak dari selingkuhan tuan besar Danuraja yang disembunyikan dari dunia karena begitu dibenci oleh Istri sah nya. Mahardhika dibesarkan tanpa disematkan gelar Danuraja di belakangnya, karena bahkan namanya tidak tercantum dalam silsilah manapun di keluarga. Tuan Danuraja menganggap hubungannya dengan ibu kandung Mahardhika adalah kesalahan, karena pada waktu itu hubungannya dengan si nyonya besar terancam bubar, menjadikan putra-putra mereka sebagai korban. Tapi tak pernah sekalipun beliau menyesali kehadiran putra keduanya tersebut.

Maka dia membesarkannya secara diam-diam. Membiarkannya tumbuh di bawah pengawasan dirinya karena sejak ketahuan berselingkuh sampai memiliki anak, wanita yang menjadi selingkuhannya itu ditendang keluar pulau oleh si nyonya besar. Di antara tiga putra sahnya, hanya Adyatama yang tahu soal keberadaan persis Mahardhika. Baik Wijaya maupun Adimas taunya Mahardhika dibawa oleh ibunya keluar pulau dan tak pernah lagi terdengar kabarnya setelah itu.

Kedua anak seayah itu tumbuh bersama dan saling menyayangi, sampai entah bagaimana caranya beberapa tahun setelah Adyatama menikahi Yumna, dia mendapat kabar bahwa Mahardhika menikahi mantan kekasihnya yang tak lain adalah Shandra kemudian mereka perlahan saling menjauh fokus pada kehidupan keluarga masing-masing.

Tapi entah apa yang salah, tiba-tiba wanita mantan selingkuhan si tuan besar kembali datang. Kali ini langsung mengunjungi putranya, dan menghasut si anak yang saat itu sudah berumah tangga untuk meminta pengakuan ayahnya. Agar namanya berada dalam daftar ahli waris keluarga Danuraja dengan mengancam akan menyebarkan aib si tuan besar pada seluruh dunia. Eyang uti yang mendengar kabar tersebut tentu saja murka. Semua usaha yang dilakukan Mahardhika dan ibunya gagal serta memaksa mereka untuk mundur dari pertarungan dan pergi kabur dari negara ini menghindari kemurkaan si nyonya besar.

DelicateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang