Sekolah berjalan seperti biasa, tidak ada yang spesial hari ini. Semua murid tengah sibuk belajar sebab akhir-akhir ini jadwal mereka dipenuhi oleh ulangan dari berbagai macam pelajaran. Tidak ada lagi waktu untuk bersantai, mereka semua mau tidak mau harus semakin serius untuk belajar.
Begitu juga dengan Jaemin dan kawan-kawan yang mulai sibuk belajar. Walaupun Nancy, Somi, dan Daehwi terkenal suka bermalas-malasan, tetapi mereka selalu mengajak Jaemin untuk belajar bersama. Namun Jaemin terkadang menolak, bukan karena sombong atau meremehkan mereka, tetapi karena ketika belajar Jaemin lebih fokus ketika belajar sendiri ketimbang belajar bersama teman. Dia memerlukan ruangan yang sunyi, tenang, dan hanya berisi dirinya sendiri.
Akhir-akhir ini selain memikirkan pelajaran, tampaknya Jaemin juga memikirkan Jeno. Jeno terlihat semakin sibuk bahkan sesekali dia tidak ikut club basket. Setidaknya biarpun Jaemin sibuk belajar dia masih sempat mengikuti club cheerleadernya.
Terkadang Jaemin hanya merasa sepi, menjahili Jeno sudah tidak seru lagi. Perihal bertanya kepada Yuna, sejujurnya dia ragu dan takut ditertawakan juga. Namun Yuna jelas menyadari perubahan sikap Jeno dan Jaemin, dia memang suka memperhatikan mereka dalam diam layaknya agen rahasia. Sampai pada akhirnya Yuna yang lebih dahulu bertanya pada Jaemin tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Kak? Jawab!" Sedari tadi Yuna berusaha menyudutkan Jaemin agar dia mau menceritakan semuanya.
"Apasih? Aduh kakak gak kenapa-napa." Jaemin masih berusaha mengelak dari Yuna.
Yuna mendengus kasar lalu mencubit lengan Jaemin.
"Ih sakit aduh."
"Ya jawab dong?! Kakak kira aku gak tahu kalau kakak sama Kak Jeno udah ga saling jahilin satu sama lain?!" Yuna mencubit lengan Jaemin sekali lagi, yang menjadi korbannya hanya bisa meringis.
"Udah stop Yuna jangan dicubit lagi, sakit," ujar Jaemin memelas dengan nada yang sok imut malah membuat Yuna semakin kesal.
"Jujur Kakak gak tahu, tiba-tiba si Jeno jadi berubah sendiri. Dia lebih serius di kelas, ya bagus sih, tapi dia malah gak jahilin Kakak lagi."
Yuna dapat melihat raut Jaemin yang sedikit sedih. "Gak kangen?" Yuna bertanya usil.
"Kangen apanya?"
"Ya, sama Kak Jeno gitu. Semacam kangen saling iseng lah."
"Gak tuh, biasa aja."
Yang lebih muda menatap Jaemin dengan malas, dia tahu orang di sampingnya ini pasti rindu dengan segala macam keusilan Jeno hanya enggan mengakui.
"Yaudah terserah Kakak, kalau nanti beneran kangen banget Kakak bisa bilang ke aku nanti aku bantuin cari cara oke?" Jaemin terkekeh pelan, gemas dengan tingkah Yuna.
Entah apa yang Jaemin pikirkan, memang akhir-akhir ini dia merasa kesepian. Namun dirinya juga tidak yakin akan perasaan itu. Sebenarnya tidak buruk juga, dia bisa menikmati satu hari dengan damai tetapi rasanya aneh.
•••
Jaemin penasaran apa yang Jeno lakukan di kamar asrama. Pasalnya Jeno sudah sangat jarang berkunjung ke kamarnya. Padahal biasanya Jeno akan mengeluarkan berbagai macam alasan agar bisa berlama-lama di dalam kamarnya. Terakhir kali Jaemin berkunjung ke kamar Jeno, dia melihat laki-laki itu sedang fokus dengan tumpukan buku yang pastinya jika semua orang melihat itu mereka akan merasa heran.
Tengah melamun, dirinya dikejutkan dengan suara pintunya yang dibuka dengan kasar. Seorang pemuda terlihat disana sedang terengah-engah, sepertinya dia sehabis berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You, But I Love You | nomin
Fanfiction✧ Sebuah kisah tentang Jeno dengan Jaemin yang selalu ribut dan adu bacot 24/7. Tentang mereka yang merasakan adanya perasaan yang timbul, tetapi terlalu malu untuk mengakuinya "Cih, you're annoying!" "I know and I love you." Harsh words! NoMin! B×B!