Akhir-akhir ini tingkah Jeno membuat Jaemin kebingungan. Setiap Jaemin mencoba untuk menjahilinya, Jeno terkadang hanya diam saja sambil tersenyum. Yang lebih aneh lagi Jeno sudah tidak mencontek PRnya. Jeno juga menjadi lebih serius di kelas, memperhatikan guru dengan seksama bahkan beberapa kali ikut aktif saat sedang tanya jawab.
Tidak jarang Jaemin mencoba untuk membuat Jeno kesal dengan sengaja menyembunyikan barangnya dan berharap Jeno akan membalasnya. Nyatanya Jeno selalu berhasil menemukan barang yang disembunyikan dan tersenyum kecil ke Jaemin, terkadang Jeno berkata "Jangan umpetin barang gue lagi ya, capek nyarinya." Membuat Jaemin merasa bersalah dan akhirnya menghentikan segala uji coba yang dia lakukan, lalu membiarkan Jeno begitu saja. Perubahan sikapnya yang tiba-tiba membuat semua orang keheranan termasuk para guru.
"Itu si Jeno kesambet apaan sih? Kok jadi aneh gitu?" ujar Nancy yang sedang duduk melingkar di lantai pojok kelas bersama dengan Somi, Jaemin, dan Daehwi.
"Tau tuh, kepalanya kebentur tembok kali ya?" balas Somi.
Mereka berempat terus memandangi Jeno, tadi dia menulis sesuatu entah apa itu di atas kertas sekarang berganti, membuka buku cetak.
"Jaem, coba lo tanya ke Jeno deh. Takutnya dia lagi kenapa atau mungkin lagi ada masalah dan lo bisa jadi temen curhatnya?" ucap Daehwi sambil mendorong Jaemin untuk berdiri.
"Lah? Kok gue sih?" protesnya, tetapi mereka bertiga menatap sambil mengusir dirinya dan terpaksa Jaemin berjalan ke arah Jeno yang terlihat sedang serius dengan buku cetaknya.
"Jeno."
Yang dipanggil menoleh lalu tersenyum. "Kenapa Jaem?"
"Lo gapapa."
Jeno sedikit memiringkan kepalanya lalu mengerutkan dahinya. "Loh emangnya gue kenapa?"
Sekarang Jemin merasa seperti orang bodoh, rasanya dia ingin menimpuk wajahnya sendiri. "Ya...soalnya lo tiba-tiba jadi rajin? Terus suka buka buku pelajaran mulu."
Jeno tertawa kecil. "Oh, iya gue emang lagi pengen rajin."
"Oh okay...."
Setelah dirasa percakapan mereka telah selesai, Jeno kembali membaca buku cetaknya sesekali menggaris bawahi tulisan yang penting. Jaemin pun segera kembali ke pojok kelas lalu memukul satu persatu temannya.
"Heh, lo pada bikin gue malu aja."
Mereka membalasnya dengan tertawa. "Jadi si Jeno kenapa?" tanya Somi yang masih penasaran dengan perubahan sikap Jeno.
"Ya enggak kenapa-napa, dia cuma bilang kalau dia lagi pengen rajin."
"Aneh banget kayak tumben aja gitu," celetuk Nancy yang kini membuka bungkusan snack yang entah muncul darimana, karena sedari tadi Jaemin tak melihat mereka membawa snack.
Mereka lanjut membahas Jeno sambil memakan snack yang ada sampai guru jam pelajaran selanjutnya datang ke kelas untuk memulai pelajaran.
•••
Sekarang Jaemin sedang sibuk mengerjakan laporan prakteknya. Berkutat di depan laptop yang disampingnya terdapat banyak kertas berserakan. Salahkan gurunya yang sangat kurang kerjaan karena memberikan tugas dimana laporan praktek mereka harus ditulis di lembaran kertas ulangan. Sangat menyebalkan bukan? Hanya membuang-buang kertas dan tinta pulpen saja.
Terhitung sudah empat lembar kertas ulangan yang dia gunakan sampai penuh, saatnya berganti ke lembaran baru. Sial, tampaknya kertas sudah habis padahal laporannya tinggal sedikit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You, But I Love You | nomin
أدب الهواة✧ Sebuah kisah tentang Jeno dengan Jaemin yang selalu ribut dan adu bacot 24/7. Tentang mereka yang merasakan adanya perasaan yang timbul, tetapi terlalu malu untuk mengakuinya "Cih, you're annoying!" "I know and I love you." Harsh words! NoMin! B×B!