Chapter 1 - Tipsy

11.6K 535 2
                                    

Playlist: Abba - Dancing Queen

• • 

-Julie-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Julie-

Aku mengusap cincin berlian yang melingkar di jari manisku, tertawa sinis pada diri sendiri, mengingat betapa menyedihkan masih saja memakai cincin dari seorang pria yang entah benar-benar mencintaiku atau tidak, cause at the end, dia lebih memilih menuruti keinginan orangtuanya untuk menikahi perempuan lain yang sederajat dengan mereka.

Tidak peduli sebaik apa pun aku dan bagaimana gigihnya aku berjuang untuk bertahan dengan Jeremy, aku bukan lah tandingan mereka. Dan keluarga? Aku bahkan tak yakin apakah keluarga orangtuaku pantas disebut keluarga karena mereka meninggalkan aku seorang diri dan tak pernah menganggapku ada.

"Juls!" Natalie memekik hingga aku menoleh ke belakang. "Gue cariin ke mana-mana taunya lo di sini."

Gadis—yang sudah bukan gadis lagi itu menghampiriku dengan dua orang pria. Yang satu, aku tahu dia Cole, pria bule yang dikencani Nat waktu kami main di salah satu bar di Bourbon Street kemarin, dan yang satunya ... Oh, I think I'm already tipsy, tapi aku berusaha mengingat kata-kata Nat, dia bilang sudah janjian dengan temannya—orang Indonesia, di New year's eve malam ini. Ya, mungkin dia pria itu. Siapa namanya?

Nat kembali mengenakan masquarade mask berwarna gold dengan ornamen bulu ke wajahnya.

"Juls, lo sober, kan?" Nat bertanya, mungkin khawatir karena dia tidak bisa melihat ekspresi di kedua mataku yang tertutup topeng pesta berwarna hitam.

Aku membalas kekhawatirannya dengan senyuman tipis dan berkata, "I'm okay, don't worry."

"Ini Keenan, temen yang gue ceritain waktu itu." Ia menyenggol lengan pria bernama Keenan itu dengan lengannya, "Nan, ini Julie, sohib gue."

Pria itu mengulurkan tangannya dengan senyuman lebar, "Hai, Julie."

Aku membalas uluran tangannya dan menjabatnya. "Julie."

"Nice to meet you, Julie," imbuhnya.

Lagi, aku tersenyum tipis, menarik tanganku darinya.

Nat menarik tanganku sedikit kemudian membisikkan sesuatu, "Oke, mission complete. Sekarang gue mau nikmatin malam dulu sama Cole, lo coba tinggal semalem sama Keenan, dijamin dia nggak bakal ngecewain lo."

Aku mendelik meski ia tak bisa melihat ekspresi di kedua mataku. Dia ini sudah gila apa? Jadi dia sengaja membawaku dan temannya, membelikan tiket seharga 195 US dolar per orang di pesta ini hanya supaya aku bisa bermalam dan bercinta dengan temannya? Gadis sinting!

Katakan lah aku tipsy, tapi aku masih bisa menggunakan otakku untuk berpikir—setidaknya untuk saat ini.

"Lo gila, ya?!" Aku bersungut-sungut, menarik Natalie untuk sedikit menjauh dari Cole dan Keenan. "Gue bukan lo, penikmat ONS trus besokannya amnesia."

Nat malah mencebik. "Oh, come on, Juls, lo harus berhenti mikirin si brengsek Jere dengan bersenang-senang, dan lagi temen gue itu bersih, gue jamin seribu persen dia nggak akan menularkan penyakit ke elo, so why not? Momennya pas banget, kan?"

Sahabatku ini memang benar-benar sudah gila. Nat adalah sahabatku satu-satunya, latar belakang keluarganya yang kaya raya tak lantas membuatnya memandangku rendah. Dia baik dan tulus dibalik tingkahnya yang suka menghamburkan materi dan bergonta-ganti pasangan seperti berganti sepatu. Dia sering mengajakku liburan tanpa harus peduli bagaimana caraku membayarnya.

"Dan, dia bekas lo juga? Makanya lo bisa kasih jaminan dia bersih?" Aku tersenyum miring.

"Mulut lo ya!" Ia mencubit bibirku hingga aku merintih. "Gue nggak bakal ngasih dia ke elo kalau dia bekas gue, sialan lo! Udah ah, mau lo bermalam atau enggak sama si Keenan, yang jelas gue sudah berusaha menghibur lo, mengajak lo liburan ke sini dan ngasih hiburan dengan menghadirkan Keenan ke pesta ini, so, enjoy babe!"

Natalie mengabaikan panggilanku, ia berjalan menghampiri Cole lalu melambaikan tangannya, sementara Keenan mendatangiku dengan membawa dua gelas champagne.

Aku mengacuhkan pria itu, berjalan ke open bar untuk memesan minuman lain.

"Sazerac, please," ucapku pada salah satu bartender.

Teringat kata-kata Nat tentang 'menikmati party' well, kuikuti sarannya, aku memesan cocktail nomor satu di New Orleans. Ketika bartender berseragam putih memberikan gelas cocktail padaku, ketika itu pula dentuman musik ala club yang memicu semangat, berubah menjadi lagu dancing queen dari ABBA.

Sebuah lagu lawas yang membuatku mengingat kembali tentang Jeremy, sial! Aku menggoyang-goyangkan gelas, sebelum meminum cairan beralkohol itu tanpa tersisa. Membuat sensasi panas, manis dan pahit di saat yang bersamaan saat cairan itu masuk ke dalam tenggorakanku. Berharap, aku amnesia hanya dengan meminumnya.

"One more, please," pintaku pada bartender, lagi, begitu aku meletakkan gelas di meja bar.

"Ninggalin champagne dan beralih ke ... what exactly did she drink?" Tiba-tiba Keenan sudah muncul di sebelahku, penasaran dengan apa yang kuminum.

"Sazerac," sahut si bartender. "And this is what you want, Miss." Satu gelas lagi, hadir di hadapanku, aku tak menggubris Keenan, mataku tertuju pada gelas cocktail dan menggoyangnya. Namun, di otakku kini hanya memutar kilas balik kebersamaanku dengan Jeremy, saat kami berdansa, saat kami bercumbu, saat ia menolak untuk bercinta dengan alasan nanti setelah kami menikah, betapa manisnya dia padaku dan kehangatan cintanya yang kini sudah tak bisa kurasakan lagi.

Aku kembali meminum cairan memabukkan itu, berusaha mengeyahkan Jeremy dari ingatan, meminta tambahan cocktail yang sama.

"Stop it," cegah pria yang baru ku kenal selama ... beberapa jam yang lalu. "You already hangover."

Aku menggeleng sambil tertawa sinis, sementara pandanganku terasa sudah mulai kabur. "You are stranger!" Aku menunjuk pria itu yang anehnya... "Jeremy?"

***

Hello, yang sudah membaca cerita ini, alurnya kuubah dengan gaya bahasa dua POV yaitu Julie dan Keenan. If you wondering, karena... aku labil. wkwkwk.

Selamat datang di dunia Julie dan Keenan. Moga sabar ngadepin Keenan yang gesrek ya...

Shitty SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang