Chapter 3 - Just Forget

6.2K 506 7
                                    

Playlist: Halsey - Without Me

• • •

-Julie-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Julie-

Mataku terbuka di pagi hari karena sorot matahari yang tajam, seolah menusuk-nusuk kepalaku. Dan dentuman di kepala terasa seperti pukulan tanpa henti, membuat otakku setengah linglung dan sinting. Hal pertama yang kulakukan adalah mengingat bagaimana aku bisa berakhir seperti ini, ketika aku merasakan lembutnya selimut hotel yang menerpa seluruh kulit di tubuhku dan bagian bawahku yang terasanya nyeri dan pegal.

Kujambak-jambak rambutku sendiri, supaya otakku yang setengah linglung dan sinting ini bisa segera sadar dan mengingat segala detail yang terjadi semalam saat aku melihat ke dalam selimut dan menunduk, sudah ada noda merah membekas jelas di sprei putih yang melapisi kasur.

Aku hampir gila membayangkan bagaimana Keenan membawaku ke kamar ini hingga dia menelanjangiku dan melakukan perbuatan 'itu'. Lelaki brengsek! Bisa-bisanya dia memanfaatkan gadis yang mabuk untuk bercinta satu malam dengannya. Aku bangkit dari kasur, menyibak selimut dengan kasar, mencari-cari di mana dalaman dan bajuku. Rupanya sudah terlipat rapi di atas meja dekat sofa.

Dan di sofa, si brengsek itu, tanpa beban—benar-benar tanpa beban masih tertidur lelap dengan mulut terbuka. Baru pagi ini aku bisa menatap wajahnya dengan jelas. Hidungnya mancung, rahangnya tegas, ada sedikit belahan di dagunya. Dada bidangnya yang dibiarkan terbuka naik turun secara teratur. Desahan napas yang terdengar bagai dengkuran itu keluar dari mulutnya. Tidurnya tidak terganggu sama sekali meski hanya berbantalkan lengan sofa dengan posisi tubuh jangkungnya yang menekuk dan tangan kekarnya menjuntai ke bawah sofa.

Ah, aku lupa pada profesinya yang dulu. Kata Nat, dia jurnalis Natgeo sebelum akhirnya kembali ke Indonesia untuk meneruskan bisnis Papanya, khas kehidupan anak-anak orang kaya yang mewarisi tahta keluarga. Lelaki berkulit kecokelatan itu pasti bisa tidur di mana saja bahkan di tengah hutan sekalipun. Aku yakin sekali, dia bukan hanya berpetualang untuk bekerja tetapi juga untuk berpetualang mencari wanita cantik untuk ditiduri.

Sialan! Kenapa aku malah memikirkannya di saat seperti ini? Masa bodoh pada kehidupannya, yang jelas aku harus keluar dari kamar sialan ini dengan cepat. Aku masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa gaunku. Setelah berpakaian dan mencuci muka, si brengsek itu masih saja belum menunjukkan tanda-tanda akan terbangun. Baguslah, aku tak berharap kami akan saling tatap lagi.

Sebelum aku pergi, aku menuliskan sesuatu di kartu selamat datang yang ada di atas nakas.

____________

-Keenan-

Just forget whatever we did last night.

-Juls-

Gue membaca tulisan tangan di sebuah kartu, lalu meremasnya sambil mengumpat.

Shitty SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang