Renjun dan Jeno berdecak kesal, Na Jaemin susah sekali ditemukan. Bahkan setelah di cari ke apartemen nya, ke tempat yang biasa ia kunjungi, juga bertanya kepada teman-teman nya, si manis itu tidak juga ditemukan.
"Ren, kau yakin semua teman Jaemin sudah kita tanyai?" tanya Jeno, keduanya berada di ruang pribadi Jeno yang berada di sekolah Jaemin, yang tentu nya milik Jeno.
"Sudah Jen. Bahkan sampai yang tidak akrab aku tanyai." jawab Renjun.
"Si Hyunjin Hyunjin itu? Kau sudah tanyakan? Siapa tahu saja Nana nekat meminta tolong kepada Hyunjin."
"Ah dia belum. Tidak kepikiran juga sih, karena Nana pasti tahu akibat jika ia nekat seperti itu." ujar Renjun lalu bangkit berdiri diikuti Jeno pergi menuju kelas Hyunjin yang kebetulan satu kelas dengan Jaemin.
Ketika sampai ternyata pelajaran sudah di mulai, namun karena kuasa Jeno, sang guru mempersiapkan Renjun dan Jeno untuk masuk dan memanggil Hyunjin. Hingga kini mereka berada dilorong kelas yang sepi.
"Kamu ingat saya kan?" itu Renjun, tentu saja harus dia yang ambil alih karena kemarin Hyunjin hanya melihat Renjun.
"Ah iya Om... Saya ingat, ayah nya Jaemin ya?" Beruntung Hyunjin belum mengetahui kebenaran nya.
"Iya. Saya mau tanya sesuatu sama kamu"
"Tanya apa om?"
"Kamu tahu keberadaan Jaemin? Tadi pagi dia kabur dari rumah."
"Eum Om sebenarnya saya ingin memberi tahu ini. Tapi tadi saya sedikit ragu..." Hyunjin menatap Renjun dengan gugup, "Tadi pagi Jaemin ke apartemen saya karena katanya sedang bertengkar dengan daddy nya. Lalu dia bilang juga tidak ingin masuk sekolah dulu."
Rahang Jeno mengeras, Jaemin benar-benar nekat ternyata. "Apartemen kamu dimana?" tanya Jeno.
"Om yakin mau datengin Jaemin sekarang? Tadi pagi dia keliatan berantakan banget terus dia bilang tidak mau didatangi siapa-siapa dulu." ujar Hyunjin.
"Tidak apa-apa, saya ingin menyelesaikan masalah dengan anak saya secepat mungkin."
Akhirnya Hyunjin memberikan alamat apartemen nya, ia pikir juga seharusnya Jaemin dan Ayah nya menyelesaikan masalah lebih cepat.
.
.
.'Ting Tong'
Jaemin mengerutkan dahinya bingung, siapa yang datang ke apartemen Hyunjin? Kalau itu Hyunjin pasti ia akan langsung masuk, tapi sekarang saja masih jam sekolah.
Jaemin pun berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu.
"Si-apa?" Jaemin menegang, tubuhnya melemas kala mendapati dua laki-laki yang sangat ia Hindari ada didepan nya.
"K-kalian..."
Baru saja Jaemin ingin menutup pintu lagi, namun Jeno juga Renjun langsung menahan nya, dan segera menarik Jaemin keluar.
"Baby, kamu sudah berani jadi anak nakal?"
Sial sekali, Jaemin pasti tidak akan selamat.
"K-kalian mau bawa aku kemana?" Jaemin berusaha menahan diri nya supaya tidak ikut tertarik Jeno dan Renjun meskipun usahanya berakhir sia-sia.
"Kerumah. Memberimu hukuman."
.
.
."Lepasss" Jaemin memberontak kala dirinya kembali ditarik untuk memasuki mansion milik Jeno yang terlihat masih sepi.
Renjun dengan segera menatap Jaemin dengan tajam dan menguatkan cengkeraman nya dilengan Jaemin. "Diam, atau Daddy akan kasar."
Dan sialnya Jaemin tidak bisa berbuat apa-apa.
.
.
."SUDAH BERAPA KALI DADDY BILANG UNTUK TIDAK NAKAL, NA JAEMIN" bentak Jeno tepat dihadapan Jaemin, tangannya bahkan hampir melayangkan tamparan pada Jaemin.
Jaemin hanya diam, tubuhnya sudah bergetar hebat.
"Kamu punya mulut kan Na Jaemin?" kali ini suara Renjun terdengar, terlihat tenang tapi Jaemin tahu, dibalik ketenangan Renjun ada kobaran api yang siap menyambar nya.
"N-nana kan sudah bilang. N-nana ingin berhenti." ujar Jaemin takut-takut.
"Dengar Na Jaemin. Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah lepas dari kami" Jeno merengkuh pinggang ramping Jaemin, sedangkan Renjun memeluk Jaemin dari belakang.
"Bahkan sampai kalian menikah dengan orang lain?"
Renjun serta Jeno terkekeh pelan, Jaemin sangat lucu.
"Kami hanya akan menikah dengan kamu, Nana" Ujar Renjun tepat disamping telinga nya, nafas Renjun benar-benar terasa di lehernya membuat ia merinding kegelian.
"M-maksud dadd-yhhh" Jaemin mendesah kala Renjun meremas pantat nya, Jeno juga tidak tinggal diam, ia menelusup kan tangannya masuk kedalam kaos yang Jaemin gunakan, lalu memilin nipple si manis.
"Ahhh l-lepass" rengek Jaemin, tapi apa daya. Dua pria itu tidak ingin melepaskan nya, justru malah semakin gencar menjamah tubuhnya.
Lagi, Jaemin hanya pasrah.
.
.
.Setelah berjam-jam pergumulan panas itu terjadi, kini ketiga nya merebahkan diri di kasur besar yang berada dikamar milik Jeno.
Renjun juga Jeno memeluk si manis yang berada ditengah-tengah mereka.
"Nana dengar. Kami tidak akan menikah dengan orang lain. Karena kami hanya akan menikah dengan mu" Renjun menjilat leher Jaemin yang penuh dengan bercak merah.
"Betul. Bukan hanya kami yang memiliki mu, tapi kamu juga akan memiliki kami." sahut Jeno, ia sibuk menciumi dada si manis.
"D-daddy yakin?" tanya Jaemin sedikit ragu.
"Tentu saja."
"Maka dari itu. Berhenti nakal, Nana. Jangan dekati pemuda bernama Hyunjin lagi, mengerti?" Jaemin mengangguk saja, ia tidak tahu harus berbuat apa lagi.
"Nana, punya daddy berdiri lagi"
'Penis sialan!' umpat Jaemin dalam hati. Ahhh lubang nya sudah cukup lelah menampung penis-penis besar itu.
.
.
.|end|
hihi chapter nya emang dikitttttt banget. tapi tenang saja, akan ada bonchap kok. ditunggu yaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [NoMinRen]
Fanfiction🔞🔞 Siapa bilang punya dua Sugar Daddy itu sangat menyenangkan? Apalagi Sugar Daddy nya sangat-sangat Posessif. .bxb .jaeminharem .top renjun jeno .bot jaemin #1 Nominren [31/7/21] #3 Nomin [23-29/7/21] #2 Jaeminharem [23-29/7/21] #3 Jaeminxall [2...