SG 16

18.9K 1.6K 297
                                    

Jaemin kini sedang berjalan-jalan dengan kedua ibu mertuanya. Jungwoo dan Taeyong.

Mereka yang mengajak, katanya hanya ingin refreshing sebentar.

Mereka tidak terlalu lama mengelilingi mall, sebab mengingat perut Jaemin yang semakin membesar dan membuat pria manis itu mudah kelelahan.

Hingga malam mereka akhirnya memutuskan ke sungai Han. Hanya merasa tenang saja di dekat sungai Han. Semilir angin yang menerpa tubuh mereka, juga suara air mengalir yang menenangkan.

"Bunda, Mama. Nana boleh tanya sesuatu?"

Jungwoo dan Taeyong mengangguk, mereka mengapit Jaemin, katanya sih ingin menjaga sang menantu kesayangan agar tidak kedinginan.

"Selama berpuluh-puluh tahun menikah. Apa pernah ada rasa bosan?"

Pertanyaan Jaemin sedikit membuat Jungwoo dan Taeyong terkejut, namun mereka segera menjawab.

"Mungkin ada. Namun di jenjang pernikahan itu jika sudah bosan pun harus dipikirkan dengan baik-baik. Yang nama nya bosan belum tentu sudah tidak cinta." ujar Taeyong dengan suara lembutnya.

Jungwoo mengangguk setuju, lalu ikut menimpali perkataan Taeyong barusan. "Manusia itu mudah bosan Na. Namun rasa akan terus tumbuh, dan cinta akan tetap bertahan. Tapi itu tergantung pada orang yang mengalami nya sendiri. Lebih memilih bertahan sebab masih cinta, atau lebih memilih pergi sebab lebih mementingkan rasa bosan."

Jaemin menghela napas, "Lalu, kalau seandainya pasangan kita bosan dengan diri kita, apa yang harus dilakukan?"

Jungwoo dan Taeyong lantas menatap Jaemin dengan penuh selidik. "Na? Jeno dan Renjun macam-macam pada mu?"

Jaemin lantas menggeleng cepat, "Hanya bertanya bun, ma. Siapa tahu sewaktu-waktu hal itu dibutuhkan"

Jungwoo lantas merangkul menantu nya itu, menaruh kepala sang menantu ke kesayangan nya agar bersandar di bahunya.

"Kamu sudah dewasa Nana sayang. Bahkan Jisung dan Chenle sudah 19 tahun. Kamu dengan kedua suami pun bersama bukan dalam waktu yang singkat. Kamu pasti tahu apa yang dapat membuat suami mu tertarik pada dirimu" ujar Jungwoo.

"Nana jelas tahu. Tapi jika mereka hanya tertarik pada tubuh nana, bagaimana?"

Taeyong juga Jungwoo dibuat tersentak. Dada mereka seperti dihantam ratusan beton.

"Bunda dan Mama jelas tahu, nana itu dulu nya sugar baby dari kedua suami nana. " ujar Jaemin, lalu ia terkekeh pelan. "Jika semuanya diawali dengan cinta, pasti akan terasa sakit jika berakhir sia-sia." Jaemin sedikit memberi jeda. "Tapi jika semuanya diawali dengan obsesi, itu juga tidak kalah sakit bun, ma.-"

"Terlebih lagi hanya terobsesi pada tubuh"

.
.
.

Jungwoo dan Taeyong kini duduk dihadapan Renjun dan Jeno, menginterogasi anak mereka yang sangat mencurigakan.

Terlebih perkataan Jaemin kemarin, membuat pikiran mereka tidak dapat tenang.

"Kalian sesibuk itu?"

"Iya bunda, kami benar-benar sibuk. Pekerjaan kami tidak dapat ditunda-tunda. Kami juga ingin menemani nana kok, tapi kami benar-benar sibuk" jawab Renjun.

Kali ini Jungwoo yang mengambil alih, ia tidak ingin Taeyong kelepasan.

"Kalian yakin... kan?"

Renjun dan Jeno hanya diam, tidak lama mereka mengangguk bersamaan.

Jungwoo lantas menatap kedua anak adam dihadapan nya dengan senyuman.

"Mau bunda beritahu sesuatu tidak?"

Renjun dan Jeno menatap Jungwoo dengan penuh minat.

"Hari itu, ada seseorang yang berkata pada bunda. Begini katanya; Jika semuanya diawali dengan cinta, pasti akan terasa sakit jika berakhir sia-sia, tapi jika semuanya diawali dengan obsesi, itu juga tidak kalah sakit."

Jungwoo dapat menangkap raut kebingungan diwajah kedua pria itu. Lantas Jungwoo kembali berucap.

"Kalian mengenal nana tuh, atas dasar cinta atau obsesi?"

Keduanya tertegun, menyadari maksud dari pertanyaan Jungwoo.

"Jangan jadikan sibuk sebagai alasan. Itu terlalu basi, kasih alasan yang lebih rinci, lebih jujur, dan lebih masuk akal. Semua orang juga akan lelah jika hanya dijejalkan dengan alasan sibuk" lanjut Jungwoo, ia dapat menangkap raut khawatir diwajah Renjun dan Jeno.

"Kalau tidak bisa mengatakan pada nana, coba katakan pada Bunda dan Mama terlebih dahulu."

Renjun melirik Jeno, begitupun juga dengan Jeno. Keduanya saling melirik, hingga Jeno memilih membuka suara.

"Hanya... kebutuhan seksual kami juga ingin terpenuhi, dan nana sedang hamil besar. Hanya tidak tega saja jika menyetubuhi ia disaat dia sedang hamil." ujar Jeno.

Taeyong tertawa sedikit sarkas, "Tidak tega atau memang ingin mencari sensasi baru?"

Perkataan Taeyong telak mengenai ulu hati mereka.

Lalu Taeyong lanjut berujar. "Dulu waktu nana hamil Chenle dan Jisung saja kalian juga menyetubuhi nana terus. Lalu sekarang, hanya alasan tidak tega?"

"Seharusnya kalian tidak sebodoh ini."

"Kalian hanya memikirkan tentang kebutuhan seksual kalian tanpa memikirkan istri kalian yang setiap malam selalu menunggu kepulangan kalian berdua. Tapi dia tidak tahu kalau kedua suami nya malah sibuk bersetubuh dengan orang lain. Dengan dalih tidak tega, atau apapun itu. Tapi kalian tetap berselingkuh. One night stand? Lalu apa guna nya istri kalian dirumah? Jangan bodoh, kalian sudah dewasa. 19 tahun usia pernikahan kalian itu waktu lama. Bukan waktunya saja, tapi kenangan juga anggota yang bertambah." ujar Jungwoo dengan panjang lebar.

Taeyong rasanya sangat ingin menampar kedua pria dominan dihadapan nya ini dengan keras. Hatinya juga berdenyut sakit ketika dengan entengnya para laki-laki itu berkata bahwa hanya ingin memuaskan kebutuhan seksual mereka.

"Oh iya kalau tidak salah sih, Nana bilang rasanya sangat menyakitkan ketika kedua suami nya hanya ter obsesi dengan tubuh nya. Kalau mama tidak salah ingat, nana bahkan hampir keguguran karena stress"

Tunggu... Dunia Renjun dan Jeno terasa runtuh. Seperti ada ribuan pisau tajam yang menusuk dada Mereka.

"Bunda kira bukan hanya usia kalian saja yang sudah dewasa, namun ternyata pikiran kalian hanya tentang 'memuaskan kebutuhan seksual' saja."

"Seingat mama, malam ini nana menginap disini deh."

Taeyong tidak salah.

Bahkan Jaemin juga mendengar semua nya dengan jelas.

Ketika niat nya ia ingin kebawah untuk minum, namun malah mendengar percakapan yang sangat menyakiti hati nya.

Dunia nya terasa runtuh.

Padahal Jaemin hanya asal ucap tentang kedua suami nya yang hanya terobsesi dengan tubuhnya.

Tapi kini Jaemin juga tidak bisa mengelak, bahwa semuanya benar.

Bahwa kedua suami nya, hanya mencari pelepasan dengan tubuhnya.

Jadi dua anak dan juga dua calon bayi yang akan lahir, seperti hanya sebagai penambah Anggota keluarga saja ya?

Jadi apa yang di katakan oleh empat wanita tempo lalu di supermarket itu adalah sebuah kebenaran?

Jadi...

Ah iya, Jaemin baru ingat.

Semuanya memang hanya obsesi semata.

.
.
.

milih konflik atau engga🤔🤔🤔

Sugar Daddy [NoMinRen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang