SG 6

34.9K 2.1K 123
                                    

"Mommy kenapa kita berdua harus ke rumah nenek sih?" tanya si sulung yang kini berdiri di depan pintu rumah nya bersama sang adik dan ibu nya.

Chenle juga Jisung mengerucutkan bibirnya, mereka sangat malas sekali ke rumah nenek nya itu. Kalau ke rumah Nenek Taeyong (Ibu dari Jeno) mungkin tidak apa-apa, ada sang kakek—Jaehyun yang akan membelikan mereka banyak barang, tapi mereka kini harus ke rumah nenek Jungwoo (Ibu dari Renjun), dengan Nenek Jungwoo sih tidak apa-apa, tapi kakek mereka yang bernama Lucas itu sangat jahil dan suka mengganggu mereka.

"Sebentar doang kok, temani nenek Jungwoo di rumah nya. Kakek Lucas sedang tidak ada di rumah soalnya." Jaemin mengusap pipi kedua anak nya, lalu memberikan senyum manisnya.

"Bagus deh tidak ada kakek Lucas" gumam Jisung meski Jaemin masih bisa mendengar.

"Tidak boleh begitu Jisung. Kakek Lucas tuh sayang banget loh sama kalian, makanya suka gangguin kalian, itu tandanya kakek Lucas sedang mengajak kalian bermain supaya tidak kebosanan"

Chenle dan Jisung hanya mengangguk-angguk saja hingga tidak lama Jungwoo datang menjemput mereka berdua.

"Bunda, nana titip Chenle dan Jisung yaa"

Jungwoo tersenyum lalu memeluk menantu nya sebentar, namun sebelum melepas pelukan itu Jungwoo sempat berbisik pada Jaemin.

"Hati-hati ya na, Renjun dan Jeno itu ganas sekali. Pasti Chenle dan Jisung akan segera memiliki adik"

Oh sialan, bagaimana ibu mertuanya itu bisa tahu tujuan dititipkan nya Chenle dan Jisung.

.
.
.

"Nana sayaaaang, sekarang kan Chenle dan Jisung sudah pergi ke rumah neneknya. Jadi bisa kita mulai?"

Jeno dan Renjun dengan segera menghimpit si manis yang sedang duduk di sofa ruang tamu mereka. Sedang Jaemin hanya berdecak malas.

"Tidak, tidak, tidak. Hari ini nana ingin membeli bahan-bahan untuk memasak. Besok-besok saja" balas Jaemin membuat kedua suami nya merengut.

"Ayolah nanaaa, sekarang saja ya?" Jeno dan Renjun dengan segera bergelayut manja di kedua sisi lengan si manis.

Jaemin menghela nafas, biasanya juga mereka langsung menyerang dirinya, mengapa sekarang harus repot-repot memohon dulu.

"Tidak! Besok-besok saja ya, hari ini Nana sibuk tahu, mending kalian kerja saja sana. Daripada mengganggu nana"

"Tapi kan kami sudah cuti Na, lagi pula sudah tidak ada kerjaan lagi. Lebih baik kita melakukan nya hari ini" ujar Renjun yang disetujui oleh Jeno. Mereka memohon layaknya anak kembar yang sedang meminta permen dari sang ibu.

"Be.Sok."

Okay, Renjun dan Jeno menyerah.

.
.
.

"Na, kami ikut yaaa?"

Lagi, Jaemin harus menghela nafas bercoba bersabar. Kedua suaminya itu tidak ada hentinya membuat ia repot.

"Ya" balasnya singkat.

Lalu mereka pun berangkat ke supermarket biasa dimana Jaemin membeli bahan-bahan kebutuhan untuk memasak.

Tidak terlalu jauh juga dari rumah mereka.

.
.
.

Sudah setengah jam mereka mengelilingi supermarket yang padat itu, Jaemin mendorong troli sedang kedua suaminya hanya mengekori dirinya dari belakang. Setidaknya Jaemin tidak perlu banyak mengomel sebab kedua suaminya tidak mengeluarkan protes sedari tadi.

"Sekarang ingin beli apa lagi, sayang?" tanya Jeno, ia dan Renjun masih setia mengikuti sang istri.

"Hummm, susu! Susu nya Chenle dan Jisung sudah habis di rumah." Meskipun kedua anak laki-laki itu sudah beranjak dewasa, namun mereka tidak berhenti meminum susu kotak yang biasa sang ibu beli.

"Karena Chenle dan Jisung mendapatkan susu , berarti kami juga dapat susu kan na?"

Kedua laki-laki dominan itu kini menatap sang istri dengan mata berbinar.

"Kalian juga ingin susu kotak?"

Oh ayolah, jangan membuat harapan Jeno dan Renjun pupus.

"Susu milik mu, Na" bisik keduanya tepat di samping telinga si manis.

"Sialan, enyah kalian" dengus Jaemin sebal sambil lanjut berjalan meninggalkan kedua suaminya yang tertawa gemas.

.
.
.

Si manis kini sedang mengacuhkan kedua suaminya yang terus memohon pada dirinya. Jaemin sebal! Iya sangat sebal, sebab tadi di supermarket mereka malah bertemu dengan 'mantan' para suami nya.

Dan yang membuat Jaemin tambah kesal adalah perempuan-perempuan itu dengan tidak tahu dirinya malah menggoda kedua suami nya. Padahal mereka jelas tahu bahwa Jaemin berstatus sebagai istri—maksudnya suami dari kedua laki-laki itu.

"Nanaaa, ayolah, maafkan kami ya? Tadi kan kami sudah mengacuhkan merekaaa, bukan salah kami naaaa"

Renjun dan Jeno terus saja mengikuti sang istri yang sedang memasak untuk makan siang mereka, tak perduli sudah berapa kali sang istri memarahi mereka berdua.

"Diam! Duduk saja sana, kalian berisik"

Akhirnya Renjun dan Jeno memilih untuk mengalah, mereka duduk di meja makan memperhatikan sang istri yang sibuk memasak.

Apron yang melekat di tubuh si manis malah membuat tubuh indah nya tercetak jelas, apalagi pada bagian pantat yang terus bergerak sebab sang empu berjalan mondar-mandir menyiapkan bahan-bahan nya.

"Jen... Gimana bisa tahan kalau dari belakang aja kayak gini" bisik Renjun pada Jeno.

Seolah menangkap maksud Renjun, Jeno mengangguk setuju sambil meneguk salivanya perlahan. "Ren, kalau kita campur minuman Nana dengan obat perangsang, tidak dosa kan?"

Uhg dasar otak mesum.

"Tidak, dia istri kita. Sudah cepat ayo campur obat perangsang"

Keduanya berdiri hendak berjalan ke arah sang istri sebelum suara si manis menginstrupsi pergerakan mereka.

"Sepertinya lebih baik kalian yang dikasih obat perangsang ya?"

Sialan, bagaimana Na Jaemin dapat mendengar percakapan mereka???

.
.
.

selamat malam guys...
update lagi(・∀・)

ooo iya, aku mau tanya nih.

Jadi kan aku lagi banyak ide untuk book ini, kalau semisal aku tambahin chap nya agak banyak lagi gapapa kan ya?

jadi bakal kayak long story gituu, soalnya tbtb kepengen aja jadiin long stroy:((

kemungkinan judul "Bonus Chapter" di beberapa chapter sebelumnya akan aku ubah jadi "SG 4" dan "SG 5" dan chapter-chapter selanjutnya jugaaa.

ini gada yg protes kan ya😫😫😫

Sugar Daddy [NoMinRen] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang