11. PILIHAN

116 12 2
                                    


Chapter ini tidak aman bagi kesehatan jantung! Para Adek-adek silahkan minggir dulu!

***

"Setiap mahluk yang Tuhan ciptakan, punya jalan hidup. Yang dipilih atas kehendak mereka sendiri."

-Ferid's Love

***

BRAK

Eva terlonjak dengan jantung berdebar kencang. Kepala mendongak mendapati sosok Ferid yang memasuki kamar tidur, sepertinya Ferid masuk dengan kunci serep. Terbukti, setelahnya pintu kamar langsung di kunci lagi.

Tunggu dulu, ada yang aneh dengan pria ini.

Rambut tergerai acak-acakan, keringat memenuhi wajah, dan nafas memburu sampai menyapa telinga Eva yang kebingungan disudut kasur. Tatapan aneh yang vampir itu layangkan bergantian ke pot bunga yang diisi mawar putih semalam lalu ke wajah Eva-membuatnya sedikit waspada.

Ferid melangkah pelan menuju tempat Eva, bibir pria itu menggumamkan sesuatu. "Buang bunga itu sekarang, Eva!"

"Hah? Maksudnya?" Rupanya gadis itu masih tak mengerti. Kenapa dia harus membuang hadiah dari Urd? Apa yang salah?

"Hadiah itu bukan dari Urd, tapi dari manusia yang diam-diam suka sama kamu!" Ferid menggeram tertahan. Sudah tahu semuanya dari Crowley. "Buang bunganya sekarang, lalu jadilah milikku! Hanya aku!"

"Ga bisa gitu dong! Biar bagaimanapun bunganya cantik, masa di buang gitu aja sih?!"

Rahang vampir bangsawan ini dicengkeram kuat, mata Ferid berkilat marah kearahnya. "Jadi, kamu ga mau? Kamu lebih pilih manusia ga berguna itu daripada aku?!"

Jeda. "JAWAB EVANGELINA!"
"AKU GA PILIH SIAPAPUN, KAMU PUAS? MAU MANUSIA ITU, ATAU KAMU SEKALIPUN. AKU GA SUKA SAMA SEMUA NYA! YANG AKU PERTAHANIN ITU CUMAN BUNGA NYA, FERID BATHORY!!" Nafasnya terengah-engah, sudah cukup selama ini Eva mengalah. Ia memilih mengatakan langsung.

"Kamu tahu kenapa aku ga pernah suka sama kamu dan siapapun? Itu karna aku nyadar, kamu dan mereka tuh gila! KELEWAT BATAS SAMPAI JADI PSIKOPAT YANG TEROBSESI SAMA SEORANG PEREMPUAN!!"

Wajah Ferid kian datar, emosinya langsung tersulut. "Aha, jadi ceritanya kamu nolak aku karna aku ini psikopat yang bisa tambah gila kalo ga milikkin kamu?!"

Tiba-tiba ekspresi yang berbanding terbalik ia keluarkan, Ferid terbahak. "Sayangnya, kamu ga punya hak untuk menolak. Dan sekarang, kamu wajib pilih antara dua. Pilih aku atau mati ditangan ku?"

"Brengsek! Dasar pengecut!" Umpat Eva penuh kekesalan. Ia mencoba untuk memberontak, namun tidak berguna. Tubuh pria itu tak bergerak sama sekali.

Bahkan, satu tangan Ferid mengambil pisau, bukan sembarang pisau. Itu adalah pisau mustika iblis yang ia dapat dari pasukan manusia yang kalah perang. "Tiga detik dari sekarang, tentukan sendiri."

Tercekat, gadis ini tidak mungkin melawan vampir angkuh didepannya.

Sebab, ia tahu kekuatan Ferid memuncak sekarang.

Dalam kondisi normal saja kemungkinan hampir nol persen, apalagi sekarang saat cowok badass ini marah dan menindih tubuhnya diranjang.

"Waktu habis, katakan sekarang atau tidak sama sekali." Desak Ferid sambil menggesek-gesekkan pisau. "Aku harap kamu pilih aku, senjata ini hanya akan membuat kamu tersiksa. Sementara aku disini, bisa memelukmu sampai merasa hangat, menciumi bibir manis itu, dan membuatmu puas."

"Iya aku milih kamu."

"Kurang jelas, coba bilang sekali lagi." Ia sengaja membuat gadisnya mengulang ucapan.

"Aku milik kamu, dan milih kamu!" Ungkapan Eva membuat Ferid tersenyum kemenangan. Mulai malam ini, Evangelina akan menjadi miliknya sepenuhnya.

Jangan salahkan Ferid Bathory yang terlalu menggila, semua pilihan ada pada setiap mahluk yang Tuhan ciptakan. Baik manusia atau vampir, punya jalan hidup yang dipilih atas kehendak mereka sendiri.

Cowok rambut putih ini melempar pisau ke sudut ruangan, lanjut mengelusi pipi Eva pelan. Detik selanjutnya, pria itu bangun sebentar dari kasur. Menyiapkan rantai untuk menjerat tangan dan kaki si gadis bangsawan.

Melancarkan aksi bejat dan licik yang sudah tertanam sejak lama dalam pikiran.

Beberapa menit kemudian ia kembali mendekat. Mengukir senyum mengerikan seperti iblis saja. "Malam ini adalah malam panjang bagi kita. Jangan pernah mencoba untuk jauh dari ku, Honey. Selamanya kamu jadi milikku, tidak ada yang bisa merebutmu dari lelaki ini, baik Urd atau pihak manusia brengsek itu."

"Ahaha, satu hal lagi. Ingatlah setiap detiknya, karna ini momen penting kita, baby," ucapnya sembari melepas kancing pakaian satu persatu. Mengukung Eva. Terlihat sangat bahagia diatas raut si vampir terkenal galak yang dari tadi sudah pucat pasi.

***
Catatan:

- Adegan mesra ini saya potong demi keamanan bersama.  Sankyu.

Tertanda,

Author Evanaa88.

FERID'S LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang