Seperti angin kencang yang bertiup, kuat bak baja dan beton. Itulah gambaran yang pas untuk pasukan vampir khusus yang dipimpin oleh seorang moyang ke-dua Urd. Bersama Ferid juga beberapa anak buah, mereka melesat menuju markas si pembangkang-Saitou.
Kata jenius memang patut melekat pada Ferid Bathory, serang vampir kelas atas yang memiliki otak diatas rata-rata yang mampu menemukan persembunyian Saitou dengan mudah.
Kalau kalian bertanya, bagaimana bisa? Itu karena lambang mereka-para vampir yang menyerang sama seperti logo sebuah organisasi yang diduga milik Saitou.
Sebuah organisasi gila yang disangka melakukan percobaan vampir menjadi iblis tak berakal.
Sikap Ferid yang begitu gentle man juga membuat para perempuan sontak berdecak kagum. Bagai anugerah Tuhan tatkala lelaki sesempurna ia bisa dimiliki.
Oleh karenanya tadi, sembari menyelidiki asal-muasal Evangelina serta negara yang pernah menjadi kediaman sang gadis, menemukan fakta bahwa ternyata Saitou hampir tertangkap namun berhasil kabur menghilangkan jejak.
Ya, dari sanalah vampir bersurai putih ini yakin bahwa Eva dibawa Saitou.
Tepat didepan sebuah gedung pencakar langit, pasukan Urd langsung dihadang gerombolan manusia dan beberapa vampir.
Manusia? Batin Urd bingung.
Jelas ini aneh baginya, bukan kah organisasi itu hanya merekrut kaum vampir? Atau jangan-jangan mereka juga mempengaruhi manusia dari pihak tentara? Memikirkannya saja membuat kepala Urd nyaris pecah!
Kembali pada perang yang terus berlanjut, pasukan manusia campur dengan vampir lawan memang tidak perlu diragukan. Mereka dilatih, seolah telah meramalkan dan mengetahui kejadian hari ini.
Gesit, kuat, dan sangar. Bahkan hampir setengah pasukan Urd dan Ferid kalah, terpojok lalu binasa.
Urd memutar otak untuk menyelamatkan Eva, satu-satunya cara adalah dia menerobos masuk ke dalam gedung.
Jangan khawatir, tentu Urd sudah tahu posisi Evangelina-bawahan kesayangannya itu sekarang. “Ferid, kau atasi para bajingan disini! Biar aku yang ke dalam! Kita tidak punya banyak waktu lagi.”
Ekspresi tak suka jelas nampak diwajah vampir arogan kita-Ferid Bathory.
Apa-apaan si Urd!? Mau merebut Eva nya dari dia? Begitukah?!
“Aha, meskipun Anda atasan. Tapi kata-kata tadi sudah melewati batas loh. Jujurlah Tuan Urd yang terhormat, apa Anda mau mengambil Eva dari saya?”
Ditengah pertarungan, Less Car mendecak. Melempar nada sinis untuk Ferid. “Bodoh! Sadar situasinya, tidak mungkin Tuan Urd mencoba mengambil gadis mu itu! Ini darurat, bego!!”
Tak punya pilihan, Ferid mengijinkan.
Toh si Urd bisa menjadi pengulur waktu.
***
Urd berlari sangat cepat-hampir tidak terlihat oleh mata manusia biasa.Menyerang mereka yang dengan bodoh menghadang, menebas kepala- entah manusia atau sesama jenisnya. Ia bersikap ganas.
Lorong berkelok-kelok sudah habis, tiba didepan pintu besar berlapis baja. Berbekal tangan-tangan kekar, Urd membobol pintu dengan mudah hingga terlepas.
Ya, sebegitu berbahayanya kekuatan moyang kedua kita. Tapi kalau dibandingkan dengan Saitou? Hasilnya akan jadi bagaimana? Entahlah.
Benar dugaan Urd, ruang bawah tanahnya ada disana. Beberapa jalan panjang lagi, ia pasti bertemu bajingan meresahkan-Saitou.
Suara langkah kaki kembali menggema, tiba diujung lorong-Urd menggeram tertahan. Lelaki buronannya sudah menampakkan batang hidung. Bahkan terkesan menunggu dengan santai.
“Selamat datang Urd! Awalnya ku pikir tadi anak tak berguna. Tahu-tahunya seorang moyang kedua.” Ucap pria itu sembari memandang rendah Urd. Ia melepas jas yang terasa pengap.
Suasana mulai memanas.
Vampir berkulit sao matang ini berdecih, cukup menyebalkan ternyata meladeni orang macam Saitou. “Cih, seperti biasa, kau memang banyak bacot.” Sejurus kemudian, tendangan keras menghantam muka songong moyang vampir berambut rapi.
Kepala Saitou terlepas, namun rantai di dalamnya kembali menyatukan bagian itu.
Seram memang, tapi kenyataannya begitu.
Urd sampai tidak bisa membayangkan apa saja yang dilakukan lawannya beberapa ratus tahun belakangan. Vampir di depannya gila. Lebih gila dari yang pernah ia temui.
Tapi tentu saja akal seorang Urd-bangsawan pihak kerajaan takkan putus asa karna hal sepele. Mereka mempersiapkan senjata khusus untuk para pemberontak macam mantan moyang kedua.
Konon ada beberapa buah tombak perak khusus yang dapat ditancap ke jantung vampir sesat. Efeknya cukup dapat melumpuhkan dan menyegel.
Ya, Urd hendak menangkap buronan hidup-hidup. Supaya bisa menggali lebih dalam tentang organisasi terlarang Eksperiment.
Ia menyerang lagi dari depan, mengincar berbagai arah.
Beberapa pukulan keras dikepala, lanjut serangan membabi buta di tangan dan kaki Saitou membuatnya sangat tersiksa.
Tusukan tombak kecil dipunggung dan perut juga tak kalah menyakitkan.
“ARGH! URD SIALAN!!” Maki Saitou dengan nada murka, memegangi perut dengan sebelah tangan. Dengan memaksakan diri, ia menyerang Urd dengan sebilah pedang.
Meski hampir tumbang, Saitou tak menyerah. Saat dia menyerang, Urd menghindar. Namun secara tiba-tiba dari arah belakang.
Bless
Moyang kedua-Urd Gaeless tertusuk pedang.
Bukannya kesakitan, malah tertawa sinis. Kemudian menyikut perut Saitou hingga pria itu terpental. Luka Urd sembuh.
Berjalan santai, sosok berwibawa ini mengisyaratkan tatapan marah.“Bagaimana? Kau mengaku kalah? Kalau menyerah maka aku hanya akan menyegel. Tapi itu semua tergantung pilihan mu.”
Dengan nada lirih, Saitou membuang harga dirinya. Semua telah berakhir. “I-iya.” Tepat setelahnya, sebilah tombak kecil tadi menusuk badan. Menyegel sementara kekuatan tak masuk akal nya.
Beralih ke sel penjara, Urd tersenyum simpul untuk Evangelina. Tangannya hampir menyentuh besi. Sebelum seseorang tiba-tiba berdiri lalu hendak menyerang.
Urd tak sadar akan itu.
“Bisa tidak jangan pakai cara licik, Ayah tercinta?” Suara khas Ferid mengagetkan semua, matanya memandang Urd.
“Bawa dia pergi dulu, bajingan ini biar aku urus.” Segera Urd pergi dan membawa Eva.
Saitou tambah marah. Mendelik tajam saat sadar dihalangi oleh pedang milik anaknya.
Ia sontak menjaga jarak menjauh, “Wah kita ketemu lagi. Sudah lama aku ingin membunuh mu, Ferid.”
“Terimakasih atas kata-katanya, Ayah. Tapi sepertinya Ayah yang harus mati lebih dulu.” Ferid berucap sembari berusaha menebas kaki kiri Saitou.
Saitou tertawa, kakinya tersambung kembali. Bahkan tubuh luka tadi tak berbekas. Tombak perak nyatanya tidak mempan pada sang antagonis.
Disaat berbalik, hendak melakukan balasan ternyata Ferid ada dibelakangnya.
“Skakmat.” Ucap vampir itu penuh penekanan.
Sebilah tombak kecil berbahan emas, langsung menancap pada dada kanan Ayahnya. “Jangan dipikir aku bodoh, Ayah. Sudah lama aku tahu kelemahan Ayah, selama ini aku cuman diam. Menyembunyikan yang sebenarnya.”
BRAK
Sosok orang tua Ferid ambruk lalu mati-mengeluarkan banyak darah nan deras seakan tak berhenti.
***
Tertanda,
Author Evanaa88.
KAMU SEDANG MEMBACA
FERID'S LOVE (END)
Fiksi PenggemarMenceritakan seorang vampir arogan, tindakan seenak jidat, punya kuasa yang melindungi dari segala tuduhan negatif. Bangsawan terkenal psikopat sadis. Hobi meminum darah anak kecil, memanfaatkan mereka. Ferid Bathory. Ia sangatlah jenius untuk me...