Part 1

3 0 0
                                    

Dira, gadis cantik, seksi dan sangat populer di area kampusnya baru saja merapikan alat tulis. Setelah selesai dengan kelasnya, ia segera mencari sahabatnya di kantin untuk memintanya menemani ke suatu tempat. Ia tersenyum setelah mendapatkan seseorang yang dicarinya sedang bersama seseorang yang tidak dikenalnya.

"Can you leave here?" Ucap Dira mengusir perempuan yang sedang mengobrol dengan sahabatnya itu.

Perempuan itu berdecak lalu memilih pergi meninggalkan kedua gadis itu. Kemudian Dira duduk menggantikan gadis yang sebelumnya.

"Kelas lo udah selesai?" Tanyanya sambil memakan buah yang dibeli sebelumnya.

"Rissa, kita shopping yuk, sekarang." Ajak Dira yang tak menjawab pertanyaan sahabatnya, Rissa.

"Lo habis putus lagi ya?" Tanya Rissa dengan malas.

"Rissaaa.."

"Dalam seminggu lo udah empat kali ganti pacar, Dira. Lo cari yang gimana sih?"

Dira menautkan tangannya untuk menyangga wajahnya. "Entahlah. Belum kepikiran."

Raut wajah Rissa berubah pasrah dan mengangguk. "Ayo, shopping."

Rissa dan Dira sudah bersahabat lama sejak awal masuk SMP. Sudah tidak heran lagi dengan kelakuan Dira yang selalu seperti ini, sudah terbiasa. Sudah tidak bisa dihitung berapa kali Dira berganti pasangan di saat Rissa sama sekali belum kembali pacaran sejak 10 tahun yang lalu.

Saat ini yang menjadi prioritas Rissa adalah lulus kuliah dan segera bekerja. Hal itu adalah kebalikannya dari prioritas Dira. Dira adalah anak yang keras kepala dan sulit untuk dinasehati. Rissa sangat sering memberikan wejangan kepadanya, tapi bak guru yang menjelaskan pelajaran, Dira hanya mendengar dan langsung mengeluarkannya lagi.

Rissa sudah menyerah dengan Dira. Tapi Dira selalu mengulang kesalahan yang sama dan Rissa tidak tega dengan apa yang terjadi padanya. Dira sudah Rissa anggap sebagai saudara sendiri. Walaupun bebas, Dira selalu ada setiap Rissa membutuhkannya, selalu menenangkan dengan caranya sendiri dan selalu tersenyum jika Rissa sedang memarahinya.

Menurut Rissa, Dira akan lebih kacau jika tidak ada dirinya dan Dira akan hancur jika dirinya tidak memberi batas untuk apa yang dilakukannya.

Kedua wanita itu menaruh tas belanjaan yang cukup banyak di kursi kosong, lalu mereka duduk di kursi yang masih tersisa.

"Lo pesan apa?" Tanya Rissa sambil melihat buku menu.

"Salad dan salmon roll ya mba, minumnya..."

"Lo diet lagi?" Tanya Rissa setelah menaruh buku menu di meja.

"Nggak, gue cuma ..."

"Astaga, Dira. Apa yang mau lo kecilin lagi?" Potong Rissa lalu menatap pelayan. "Akamaru special dua, gyoza satu porsi dan coke tiga. Itu aja mba."

Pelayan mengulang pesanan lalu pergi dari meja kedua gadis itu.

"Nanti malam mau ke club?" Tanya Dira dengan senyuman manisnya.

"Gue gak bisa malam ini. Harus selesaikan tugas. Lo aja, nanti gue jemput." Jawab Rissa tanpa memperhatikan lawan bicaranya.

"Oke deh."

Pesanan yang mereka pesan sudah dihidangkan di hadapan mereka. Mereka segera menghabiskan ramen yang di pesan dan segera kembali pulang.

Mereka tinggal di sebuah apartemen yang cukup mahal dan masing-masing mempunyai apartemen yang saling berhadapan. Awalnya mereka tinggal bersama, tapi karena Dira selalu membawa pria ke dalam apartemennya, Rissa memutuskan untuk mengambil satu unit untuknya.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang