Dira dinyatakan koma setelah melewati masa kritisnya dan sudah seminggu ia terbaring dengan lemah di bangsal rumah sakit. Dira di pindahkan ke rumah sakit terdekat apartemen agar Rissa dan Oliver bisa bergantian berjaga, walaupun kebanyakan Oliver yang menjaganya.
Dira sudah tidak punya orang tua, saudaranya juga berada di luar negeri, ia tinggal di Indonesia hanya sendiri. Bibinya meminta tolong kepada Rissa agar tinggal bersamanya dan menjaga Dira agar tidak macam-macam.
Berita tentang Dira overdosis sudah diketahui warga kampus, mereka merasa bersalah dan tidak ingin membahas tentang Dira. Tetapi masih ada juga yang membicarakannya, apalagi saat Oliver berada di sisi Dira akhir-akhir ini.
"Suka ngobat apa gimana? Sampai od gitu. Kasian keluarganya."
Perempuan itu menghentikan langkahnya setelah mendengar obrolan yang sangat tidak menyenangkan. Ia menghela nafas kasar lalu berhadapan dengan kedua mahasiswi yang sudah menghentikan obrolannya.
"Kalian bisa gak sih gak urusin hidup orang?" Tanya Rissa dengan sarkasnya.
"Apa sih, tiba-tiba ngomel." Celetuk perempuan berambut panjang.
"Dia sahabatnya Dira." Bisik perempuan berambut pendek ke temannya.
Perempuan berambut panjang itu terkejut lalu membuang wajahnya dengan khawatir. Rissa membaca buku yang dipegang oleh mereka, dan sadar jika mereka adalah mahasiswi kedokteran.
"Kalian pasti tau betul orang yang meminum obat anti depresan itu karena apa. Jadi kalian tau, kalian gak berhak untuk membicarakan orang depresi yang saat ini masih koma karena overdosis!"
Rissa menghela nafasnya dengan marah.
"Rissa."
Wanita itu menoleh setelah seseorang memanggilnya. Ia tersenyum lalu hendak pergi. Sebelum pergi, ia berdiri lebih dekat dengan kedua mahasiswi itu dan menatapnya tajam.
"Sepertinya kalian gak cocok ambil kedokteran. Karena kalian gak tau rasanya depresi hingga ingin mengakhiri hidup. Jangan sampai karena salah ambil jurusan, kalian juga minum obat anti depresan."
Kemudian berjalan pergi meninggalkan kedua mahasiswi kedokteran yang sudah kesal karena perkataan Rissa. Ia segera masuk ke dalam mobil dan pergi keluar area kampus untuk menuju rumah sakit. Sebelum ke rumah sakit, mereka menyempatkan membeli makanan untuk Oliver.
"Lo mau apa?" Tanya Kenan kepada Rissa.
"Gue tadi udah makan sih. Hmm ice cream, kentang dan burger aja." Jawab Rissa kepada pelayannya.
"Dessert lo banyak juga ya kalau habis makan."
Rissa terkekeh mendengarnya. "Sama paket combo.. lo mau makan juga?"
"Gak usah, beli buat Oliver aja."
"Paket combo 1 ya, itu aja."
Pelayan mengulang pesanan lalu segera membuatkan pesanan Rissa. Mereka menunggu sambil memperhatikan sekelilingnya.
"Lo mau makan bakso depan rumah sakit, nggak?"
Kenan menoleh. "Lo udah makan belom sih sebenarnya?"
"Udah, Kenan. Gue cuma lagi pengen bakso aja yang di depan rumah sakit itu enak tau."
"Emang udah pernah makan?"
Rissa mengangguk. "Udah kemarin pas nunggu lo jemput gue lamaaaa banget."
"Dan lo mau makan lagi nanti?"
Rissa mengangguk. "Lo kan belum coba, makanya gue nemanin lo makan."
"Rissa, astaga. Kok makan lo jadi banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionMenceritakan dua wanita yang sudah bersahabat sejak lama, keduanya saling ada di kala suka dan duka. Lingkungan pun mulai berubah saat mereka menginjakkan kedewasaan, salah satu dari mereka berubah menjadi tak terkontrol karena alasan suatu hal. Ap...