Episode 02 : Permulaan

12 0 0
                                    



Siangnya~

Singapore, 12:40 am

Sabtu, 21 April 2021



"Kak Zahra aku berangkat yaa!" Seru Diva sebelum menutup pintu apartment, pada Zahra yang sedang buang air besar sambal bernyanyi nyanyi, hahaha.


Diva POV
.
.
.

Aku berangkat lebih awal karena harus absen izin terlebih dahulu ditempat aku mengajar les Bahasa inggris, tak jauh dari Gedung Revan Company.

cukup 3 pemberhentian bus dan berjalan kaki sekitar 100 meter, aku sampai di tempat les. Ada apa ini?


beberapa murid yang akan masuk kelas dan salah satunya akan masuk kelas English ku menghampiriku.
"Kakak! masa katanya gedung ini akan ditutup, apa kita akan pindah gedung kak?"

"kalo pindah mana mungkin kita tidak diberitahu." Sahut teman yang lain

"atau bangkrut kak? Padahal kan kita sebentar lagi akan masuk lomba besar",

aku terdiam memandang Gedung 3 lantai itu dikosongkan, tak begitu mendengarkan murid muridku berkomentar. "Sebentar ya, coba aku tanya dulu ke pak Lee" Singkatku
  



itu dia pak Lee
Diva: "Permisi pak Lee.."
Pak Lee sepertinya mendengarku tapi dia tidak menoleh sedikit pun,

mengapa beliau menghindar?


Sechan, guru Bahasa Jerman menghampiriku dan berbisik. "Kamu saja didiamkan apalagi kami, kasian dia pasti sedang bingung karena bisnis dia disini ada rekan yang mengkhinatinya dan akhirnya juga kita yang kena-"

"ada apa dengan kita?" Sela ku

"Kita tak dapat pesangon, kau tau kan betapa pelitnya pak Lee itu, gak mungkin dia berupaya keras memberi kita pesangon besar. padahal akhir minggu ini aku harus membayar spp sekolah 2 anak laki-lakiku. hhh bulan ini sial sekali"



ya ampun- niatku disini hanya mampir sebentar untuk izin tidak mengajar hari ini karena ada urusan di Revan Company, malah jadi kehilangan pekerjaan utamaku selama akhir 4 bulan ini. Tak dapat pesangon.



Melihat jam pukul 13:12
"Baiklah kalo begitu, kalo ada kabar terbaru chat aku aja ya. Aku harus pergi sekarang" Gegas ku, Sechan menggangguk dan melambaikan tangan padaku

aku harus sampai 15 menit sebelum kegiatan seleksinya dimulai, itu instruksi dalam email. Di Singapore, tepat waktu jalan ninjaku.












sedikit lagi-













13.16
Diruang informasi Revan Company
aku sampai nafasku tersengal"Sel- lamat siang, aku Diva Shafina, ruang selek-" dipotong, "Silahkan lewat sini, biar saya arahkan langsung karena sebentar lagi briefingnya akan segera dimulai. Ruang seleksi ada di lantai 4 CPRoom nomor 2". Aku menggangguk, mengikuti Wanita itu. Gaya staff disini keren sekali, gumam ku.




"Disini ruangannya, Silahkan masuk" Ramahnya.
"Terimakasih, bajumu sangat pas padamu" tak sengaja aku berbicara itu padanya lagi pula aku takjub dengan style ilegan dirinya. Wanita itu tersenyum seraya bicara terimakasih dan berjalan Kembali ke lift.







sementara kak Zahra di Apartment...

"DIVAA HANDUK AKAK KAU CUCI YA?!" Berteriak sambil keluar kamar mandi, "Diva? Pegi tak beri kabar pun"
padahal udah diteriakin sama diva di awal, dasar kakak ini -Author
.
.
.
maklum, semenjak Diva dapat beasiswa kuliah di singapura kak Zahra sudah dianggap seperti kakaknya sendiri.






Back to Diva POV







"Kau Diva Shafina kan?" wahh ternyata permintaanku benar benar terkabul.


Don't Wanna FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang