♡~♡

3K 362 17
                                    

"Mau kemana?" Tanya Jihoon pas lihat Hyunsuk mau keluar apartemen.

"Mau ke supermarket" sahut Hyunsuk santuy.

Jihoon menuruni anak tangga dengan cepat abaikan muka yang masih bau bantal.

Hyunsuk natap heran saat Jihoon tepat di hadapannya.

"Gue anterin! Lo duduk sini bentar gue mau mandi dulu!" Jihoon mendudukan Hyunsuk kasar ke sofa.

Hyunsuk cuma nurut aja.

Lima belas menit Jihoon udah siap untung sih libut sekolah jadi dia gak harus bolos buat nganterin Hyunsuk.









Hyunsuk sibuk milih milih sementara Jihoon sibuk sama ponselnya chat sama kawan sepergoblokannya di group sambil ngekorin Hyunsuk.

Setelah bosen Jihoon masukin ponselnya ke saku celananya.

Beberapa detik kemudian Jihoon menatap sekeliling kek lagi merhatiin Hyunsuk terus dia memicingkan matanya apa yang tengah jadi pusat perhatian.

Jihoon langsung buka jaketnya menalikan jaket itu pada pinggang Hyunsuk.

"Ih apaan sih!" Protes Hyunsuk.

"Paha lo kemana mana tuh cowok pihak atas pada sange! Kalau mau pergi pake celana panjang!" Omel Jihoon setelah menalikan jaketnya.

Hyunsuk langsung nunduk malun plus merona pipinya anjir ayolah Jihoon cuma bertindak gitu doang masa baper.

"Kemaren baru belanja perasaan koj lo belanja lagi?" Tanya Jihoon.

"Kemaren ada yang kurang makanya hari ini Uncuk belanja lagi" sahut si mungil itu kembali memilih apa yang dia butuhkan.

Setelah selesai mereka ke kasir buat bayar.

"Eh Hyunsuk" sapa seseorang.

"Kita ketemu lagi ya" Hyunsuk senyum ramah pada orang itu beda sama Jihoon yang natap datar orang itu.

"Jiun kenalin ini Yoshi kemaren dia...

"Ayo pulang!" Jihoon dingin narik pergelangan tangan Hyunsuk kebetulan belanjaannya udah beres di bayar.

Yoshi cuma diem menatap penuh tanya pada Jihoon dan Hyunsuk yang perlahan lenyap dari pandangannya.

Sepanjang perjalanan Hyunsuk gak berani lihat muka Jihoon yang keliatan marah.



'Brugh' Hyunsuk di hempasin ke sofa ampe meringis dia tuh sakit anjim.

"Kenapa Jiun marah?" Tanya Hyunsuk dengan meringis.

"Lo ketemu Yoshi dimana?" Jihoon mendekatkan wajahnyanpada wajah Hyunsuk.

"Kemaren di mol itu juga gak sengaja Yoshi bantuin aku ambil barang yang di rak atas" jawab Hyunsuk gak berani natap mata Jihoon.

Jihoon menjauhkan wajahnya kemudian duduk di samping Hyunsuk "kalau sampe ketahuan lo bareng Yoshi, gue pecat!" Bisik Jihoon lalu pergi.

Hyunsuk loading "apa hubungannya Yoshi sama kerjaan Uncuk?" Bathinnya kemudian ke dapur beresin belanjaan yang tadi.





Malam ini hujan di sertai petir plus mati lampu.

"Hiks... kakek... Uncuk takut" Hyunsuk nangis di pojokan meluk lututnya sendiri.

Sementara di kamar sebelah Jihoon lagi sibuk nyari hapenya.

"Ah si anjing mau lobet pula!" Gerutu Jihoon sama ponselnya sendiri terus keluar kamar bermaksud nyari lilin.

Langkah Jihoon terhenti tepat depan kamar Hyunsuk.

Jihoon merasa horor sih tengah malam begini ada yang nangis.

"Hyunsuk" Jihoon membuka kamar Hyunsuk yang kebetulan gak di kunci.

Bermodalkan hape yang bentar lagi lobet dia masuk mencari sosok Hyunsuk karena si mungil gak ada di tempat tidurnya.

Tangisan makin kenceng si Jihoon makin horor aja rasanya.

Di pojokan sana Jihoon lihat sesuatu kek manusia lagi memeluk lututnya sendiri.

"Lo kenapa nangis? Cengeng amat lo tibang mati lampu doang" Jihoon ngusap kepala Hyunsuk.

Hyunsuk mendongkak masih sesegukan gak sanggup ngomong.

Jihoon sadar Hyunsuk lagi ketakutan.

"Jangan lesehan di bawah dingin tahu nanti lo masuk angin gue yang repot" Jihoon bantu Hyunsuk berdiri mendudukannya di sisi ranjang.

Jihoon naruh hapenya di atas nakas masih dengan batrenya nyala mungkin tinggal nunggu detik demi detik aja tuh hape bakal mati.

"Lo tidur lagi aja. Tuh pake hape gue sebagai penerangan kalau lo takut gelap" Jihoon ngomong lembut banget pantesan aja malam ini hujan gede wkwkwk.

'Jlep'  hape Jihoon mati.

"Jiun~~" rengek Hyunsuk.

"Imut banget anjing ngomongnya" bathin Jihoon ngusap selangkangannya. Untung gelap jadi Hyunsuk gak lihat.

"Apa?" Jihoon datar.

"Uncuk takut kalau bobo sendirian" Hyunsuk nunduk meski gak bisa di lihat Jihoon.

Jihoon membulatkan matanya "maksud lo?"

"Jiun tidur disini ya? Uncuk mohon" Hyunsuk mengerucutkan bibirnya lucu hmm kalau Jihoon lihat pasti udah di cipok.

"Ya udah sana lo tidur gue duduk disini!" Perintah Jihoon narik kursi yang ada deket nakas.

Hyunsuk cuma nurut aja dan tidur menutupi badannya dengan selimut.

Sekitar setengah jam Jihoon disitu dan dia udah tertidur dalam keadaan duduk lampu kembali nyala.

Hyunsuk natap Jihoon iba ya dia belum tidur.

Dengan tenaga yang dia punya, Hyunsuk bawa Jihoon untuk tidur di sampingnya.

"Jiun berat banget! Keberatan dosa kayanya soalnya sering marahin Uncuk" gerutu Hyunsuk lalu kembali tertidur.








Matahari pagi menembus kamar Hyunsuk sedangkan pemilik kamar sudah pergi satu jam yang lalu.

Jihoon menggeliat dia meraba tubuhnya yang terbalut selimut "kok gue disini? Perasaan semalam di kursi" monolognya natap sekeliling.

Jihoon buru buru keluar kamar Hyunsuk.

Dia ke dapur tapi Hyunsuk gak ada. Matanya menatap ketas kecil yang nempel di kulkas.

Maaf Jiun, Uncuk pulang dulu ya kakek Uncuk sakit. Maaf gak pamit tadi Jiun masih tidur jadi Uncuk gak tega bangunin.

Jihoon tersenyum setelah baca itu lalu membuka kulkas begitu banyak makanan disana sepertinya makanan itu tinggal di panasin aja nanti.

"Perhatian banget sih lo udah kek bini gue aja" Jihoon terkekeh dia terbayang Hyunsuk lagi memasak, lagi nyapu de el el pokoknya.




































Jiun suka tapi masih gengsi wkwkwk

Babu Bibi BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang