¹

10.6K 599 21
                                    

Lee Jeno, adalah siswa pendiam di sekolahnya, karena kesendiriannya ia jarang terlihat di lingkungan sekolahnya.

Jeno mengeluarkan earphone dan hp nya, menyetel musik klasik ke sukaan nya, tak lupa dengan bekal yang bunda nya kasih, ia mengeluarkan kotak makan kuning. Ia sengaja membawa bekal sendiri, agar tak berdesak desakan di kantin nanti.

Saat menikmati roti lapis kesukaannya, ada beberapa anak cowok yang masuk. Jeno tak terlalu memperhatikan, mungkin saja cuman mau minjem buku atau pianika kan?

Jeno melihat ke sekeliling kelas, tak ada teman kelasnya sekarang. Buru buru Jeno menundukkan kepalanya, memakan roti lapisnya dengan pelan, berharap tak ada yang melihatnya.

"Ini gak papa ngerokok disini?" Tanya salah satu dari mereka, yang lainnya mengangguk lalu berjalan menuju belakang,

"Loh ini ada orang nih? Ngadu gak nanti?" Kata orang itu, nunjuk nunjuk Jeno. Jeno menenggakan tubuhnya panik, keringat di balik seragamnya mulai bercucuran,

Satu diantara mereka mendekat, lalu duduk di bangku depan Jeno. Menatap Jeno intens dengan tatapan mengintrogasi, "kalian ngerokok di pojok sana, gw yang jagain nih bocah" katanya, menunjuk pojok kelas lainnya,

Jeno sedikit mengangkat kepalanya, lalu kembali di tundukkan saat melihat orang didepannya menatap balik ke arahnya lagi. Mereka akhirnya kepojokan kelas di sebelah kiri, bersebrangan dengan tempat Jeno berada, menyalahkan rokok laku merokok sambil mengobrol seperti biasa,

"Makan" kata orang didepan Jeno tiba tiba. Mau tak mau, Jeno sedikit gugup memakan roti lapisnya, orang didepannya mengeluarkan rokok lalu menyalahkannya, menyesapnya dalam dalam lalu menghembuskannya,

Jeno dengan cepat menutup hidupnya dengan telapak tangan, kata bunda perokok pasif lebih parah dari pada perokok aktif. Orang didepannya melihat Jeno menutup hidungnya langsung mematikan rokoknya dengan cara di injak, "maaf, lu gak suka rokok yah" katanya dengan nada gak enak,

"Lu Lee Jeno kan? Anak pindahan itu?" Tanya orang itu. Jeno mengangkat kepalanya, melihat ke arah orang didepannya, lalu mengangguk, "pulang sekolah nanti kita mau ke warnet, mau ikut?" Tawarnya,

Jeno sedikit ragu untuk mengiyakan. Dia tak mau membuat bundanya khawatir, tapi di satu sisi dia tertarik dengan tawaran orang didepannya. Jeno tau siapa orang didepannya, sosok jagoan sekolah dengan sebutan 'Dilan Asli' dia, Jaemin.

"Gimana?" Tanya Jaemin lagi, setelah itu Jeno menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kali kali dia harus jalan dengan orang baru, dan lebih terbuka. Jaemin dan teman temannya tidaklah buruk. Jaemin tersenyum cool ke arah Jeno, lalu memukul mukul bahu Jeno senang,

"Gw tunggu di parkiran nanti" katanya, terus pergi jalan ke teman temannya.

Jeno menghembuskan nafasnya, is mengambil botol minum di kolong meja nya untuk di minum, tapi saat di buka tak ada air sama sekali, bisa bisanya dia habiskan 1 botol di pelajaran Matematika tadi.

Jeno berdiri, lalu pergi keluar kelas. Koprasi, adalah tempat tujuannya, mungkin minum soda di sekolah adalah pilihan yang terbaik untuk sekarang. Ia pergi menuruni anak tangga satu per satu, tersenyum ramah saat berpapasan dengan guru.

Sampailah Jeno di bawah tangga tempat koprasi. Ia membuka lemari pendingin disana, lalu mengambil sekaleng soda rasa lemon favoritnya, setelah membayar ia ingin buru buru pergi kembali ke kelas, namun sayangnya saat ia berbalik ia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Eh? Maaf maaf gw gak sengaja" kata Jeno sambil nunduk panik, tangannya menggenggam kaleng soda dingin semakin kencang,

"Gak papa, santai aja" kata orang itu. Jeno kenal suaranya, suara serak dengan gaya cengegesan yang membuatnya degup hatinya memompa semakin cepat, "lu mau balik ke kelas?" Tanya Jaemin lagi,

"i- iya gw mau lanjut makan" jawab Jeno, "gw permisi" lanjut Jeno, buru buru jalan melewati Jaemin, namun baru saja satu anak tangga, tangan Jeno sudah di tahan oleh seseorang, pas diliat ternyata Jaemin,

"Makanan lu jatoh gak sengaja ke senggol sama temen gw. Lu makan di kantin aja sama gw, mau?" Tawar Jaemin. Jeno diem doang, terus karena lama akhirnya ditarik tangannya sama Jaemin menuju kantin.

Di kantin mereka duduk di pojok kantin, tempat dimana biasa Jaemin sama geng gengnya duduk. Jeno duduk di deket tembok terus sampingnya ada Jaemin.

"Pesen apa?" Tanya Jaemin,

Jeno berdiri, "gw aja yang pesen, lu duduk aja" kata Jeno, tapi tangannya ditarik sama Jaemin sampe Jeno kembali duduk,

"Bakso? Bentar gw pesen bakso" Jaemin beranjak dari tempatnya, lalu pergi ke sala satu penjual bakso. Jeno akhirnya cuman nunggu doang kayak orang bego, mana hp nya ketinggalan di kolong meja.

Gak lama, Jaemin dateng bawa nampan, diatas nampannya ada 2 mangkok bakso dan 2 gelases teh manis beserta botol saus dan kecap. Jaemin duduk di depan Jeno kali ini, nyodorin 1 mangkok ke depan Jeno. Dari yang Jeno liat, ini bakso paket komplit yang 15.000, yang kalo Jeno mau beli harus berpikir sampe 4x.

"Gw ganti nanti duitnya dikelas" kata Jeno,

"Gak usah, kali kali gw traktir. Sekarang kita bespren" jawab Jaemin, sambil ngaduk ngaduk kuah bakso nya yang berubah warna menjadi hitam,

"Hum.. yaudah, kapan kapan gw yang traktir" jawab Jeno, ngambil sendok terus meracik baksonya.

Selama makan benar benar hening. Jeno yang sibuk makan, sama Jaemin yang ngaduk ngaduk kuah bakso nya sambil ngeliatin Jeno. Jeno yang lagi makan jadi risih, dia dari tadi lirik lirik Jaemin gugup,

"Kenapa? Cara makan gw aneh?" Tanya Jeno akhirnya,

"Enggak, gak papa" jawab Jaemin terus senyum,

"Itu gak lu makan? Kuahnya udah coklat gitu loh" kata Jeno, mengingatkan Jaemin,

Jaemin ngaduk ngaduk baksonya terus di geser kedepan Jeno, "cobain" kata Jaemin, Jeno dengan ragu akhirnya nyobain, gak enak juga udah di traktir kan.

pas Jeno rasain, itu rasanya bener bener manis, dia sampe merem merem karena kemanisan, "kemanisan nih Jaem, gila ya lu" kata Jeno, buru buru ambil teh manis di sampingnya,

"Iya manis kayak lu" kata Jaemin tiba tiba. Jeno yang lagi minum aja sampe keselek, dia ngeliat Jaemin dengan mata bingung tak percaya, beda dengan Jaemin yang memandangnya balik dengan senyuman tengil tapi tampan andalannya.




































Tbc...

BECAUSE IT'S YOU | JAEMJEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang