³.⁴

1.1K 83 2
                                    

"Jen! woi Jen buka dong!" Jaemin mengetuk ngetuk pintu rumah Jeno, sudah 20 menit dan Jeno masih belum membukakan pintu nya, "Jen lo dapet foto itu dari mana hah?! itu semua salah faham Jen" kata Jaemin, masih tak menyerah pada cintanya,

"pak berisik pak! jangan teriak teriak!" omel tetangga Jeno,

"loh?! napa lo! emang ini komplek punya lo!" jawab Jaemin nyolot, menunjuk pria dengan rambut grepes di tengahnya itu,

"loh kok lu songong si pak! ini kan juga bukan kompleknya Jeno, kenapa jadi lo yang berisik!" jawab pria itu tak terima,

dan kemudian terjadilah keributan adu bacot Jaemin dan tetangganya Jeno yang sama sama tak mau mengalah,

Jeno dan Nana baru saja pulang dari makan si luar, tiba tiba saja Nana mau makan makanan Jepang, jadi Jeno ajak aja ke hakbon makan makan dikit, toh ia harus melepas stresnya karena foto itu. Jeno berfikir itu adalah hal bodoh, siapapun itu tak ada yang percaya Jaemin berselingkuh dengan Hyunjin, bahkan saat Jeno memberi tau Ten, pria campuran Thailand itu tertawa tanpa henti,

"ayah, itu papah bukan sih yah?" tanya Nana, menunjuk seseorang yang sedang berteriak teriak adu bacot sama tetangga nya, "papah kenapa kayak orang gila yah?" tanya Nana lagi, menjilat ice cream yang ada di tangan kirinya,

Jeno mengusap wajahnya kasar, sepertinya Jaemin kesini untuk menjelaskan semuanya. Jujur, Jeno malu menghampiri Jaemin, namun karena itu rumahnya akhirnya ia berjalan mendekat ke arah Jaemin,

"lo! gw tandain muka lo yah!" teriak tetangga Jeno gak terima,

"halah rambut lo dulu tuh benerin" jawab Jaemin tak kalah songong,

Jeno dengan cepat membawa Jeno dan Nana  masuk ke dalam rumahnya, segera ia menyuruh Nana masuk ke dalam kamarnya.

"Jen" panggil Jaemin.

"ga usah deket deket! gw malu tau ga lo?! lo tau ga? tetangga yang tadi adu bacot sama lo itu polisi!, kalo gw di laporin gara gara menganggu warga sekitar gimana hah?!" marah Jeno, suaranya naik beberapa oktaf menandakan ia amat marah,

"lo tau sendiri Jen, gw disini cuman mau ngasih tau ke lo kalo semua foto itu cuman salah faham, gw ga begitu sama Hyunjin" jawab Jaemin, menenangkan Jeno yang sudah kelewat emosi,

"ya itu mah gw tau, orang tolol mana yang percaya lo sama Hyunjin begituan" balas Jeno, dirinya duduk di atas sofa dengan tangan yang ia lipat di depan dada,

"Nana, masuk ke kamar, ayah sama om Jeno mau bicara" perintah Jeno,

Nana pun menurut, melihat emosi ayahnya yang meluap luap sepertinya keadaan sedang tidak baik baik saja. Ia pun berpamitan pada ayah dan om Jeno.,

"jadi gimana? kamu masih sayang dong sama aku" Jaemin duduk di sebelah Jeno,

"gak tau" jawab Jeno singkat, "udah sana lo pulang, gw capek mau istirahat" Jeno berdiri dari sofa segera masuk ke dalam kamar meninggalkan Jaemin sendirian,

Jaemin hanya diam, jawaban Jeno tak pernah berubah kala ia menanyakan rasa sayang nya, padahal Jaemin telah berharap dan mereka akan membangun keluarga dengan Nana dan Nono.

.

Jaemin bekerja seperti biasanya. Hyunjin masih uring uringan di kantornya gak jelas sambil memakan cemilan yang di belikan okeh Ryujin. Suara ketukan pintu berhasil membuat atensi keduanya mengarah pada pintu hitam tersebut,

"lo ada tamu?" tanya Hyunjin, ia membereskan cemilan yang berantakan di karpet kantor Jaemin,

"enggak, Ryujin gak ngomong apa apa ke gw" jawab Jaemin, "masuk!" suruh Jaemin,

seseorang masuk setelahnya, dengan setelan full hitam dari atas sampai bawah membuat penampilannya mencolok di siang hari itu. Wajah tak asing membuat Jaemin ternganga nganga,

plak!

satu tamparan mendarat tepat di pipi kanan Jaemin. Ibu paru baya itu tampak senang melihat ekhem.. mantan menantunya kesakitan menahan nyeri di pipinya,

"bunda Jeno?!" teriak Hyunjin tak percaya,

seingatnya bunda sudah lailahaillallah, kenapa tiba tiba nongol lagi batang idung nya di kantor Jaemin?!

"akhirnya saya puas nampar kamu" kata bunda penuh emosi,

Jaemin terdiam beberapa saat, otaknya masih memproses kejadian yang sungguh mendadak ini.

"kok bunda masih hidup?!" tanya Hyunjin,

"kamu berharap bunda mati ya Hyunjin?!" tanya bunda tambah nyolot,

Hyunjin menggeleng kicep, bunda semakin tua semakin seram aja,

"kamu udah nemuin anak saya?" tanya bunda, ia mengambil posisi duduk di samping Hyunjin sambil melihat lihat kantor milik Jaemin,

"sudah bunda" jawab Jaemin, ia ikut nimbrung duduk bersama bunda dan Hyunjin,

"bagaimana? apa Jeno setuju kembali?" tanya bunda,

"belum bunda" jawab Jaemin sedih,

bunda gak terkejut, ia menganggukan kepalanya mendengarkan keluh kesah Jaemin yang susah mendapatkan Jeno kembali ke pelukannya dan banyaknya pesaing akhir akhir ini,

"huh, anak bontot saya itu emang kembang desa" kata bunda, ia tak meragukan kecantikan Jeno dan daya tariknya walaupun sudah menjadi duda anak satu tapi auranya tetap terus semerbak,

"terus Jeno selama ini kemana aja? pura pura meninggal juga kayak di sinetron sinetron" tanya Hyunjin penasaran,

"bunda kesini sebenernya bawa seseorang, paling sedikit lagi ia bakal dateng" kata bunda,

Jaemin dan Hyunjin saling tatapan, penasaran selama ini kemana perginya bunda. Tak lama, datanglah Nono dan seorang perempuan yang menggendongnya dengan akrab, perempuan itu memiliki wajah bule yang pekat dengan mata coklat yang indah,

"Nono?! heh siapa kamu?! ngapain sama anak saya?" tanya Jaemin, ia menarik narik Nono yang tak mau lepas dari si perempuan itu,

"aduh ih tolol! bunda tolongin Somi bun! woi bentar dulu lah" kata Somi, is berusaha menarik Nono untuk tetap di pelukannya,

"papah! papah! ini tuh kak Somi pah! ini yang urus aku pas di luar negeri dulu sebelum ke korea!!" teriak Nono,

Jaemin dan Hyunjin sama sama diam, Somi dengan cepat berpindah di belakang bunda.

"kamu tau kenapa Nono itu mirip sama wajah Jeno?" tanya bunda,

Jaemin menggeleng tak tau. Saat dulu ia melihat Nono pertama kali, saat anak itu menjual kue dan mengatakan ia tinggal di salah satu panti asuhan bersama teman temannya. Sebelum mengasuh nya dulu, Jaemin sudah di beritahu kalau Nono adalah pindahan dari luar negeri namun ia tak terlalu menghiraukannya, Nono terlalu mirip dengan Jeno.

"jangan bilang ini anak Jaemin juga?!" tanya Hyunjin gak selaw,

Somi menganggukan kepalanya. Rencana bunda atas anak kembar tak seiras Jaemin Jeno dan memisahkan mereka saat waktu bayi ternyata manjur. Bunda merencanakan nya dengan sangat detail, dari menyogok dokter yang melakukan pemeriksaan setiap hari untuk Jeno dan mengatakan kandungannya adalah kandungan biasa bukan kembar.

"pantes Jaem, Nono kalo malem suka ngiler gitu se bantal, keturunan dari bapak satunya" bisik Hyunjin,

Jaemin mengangguk setuju. Sekarang ia sedang berdiskusi dengan bunda apa yang harus ia lakukan kedepannya. Rencana bunda selalu benar maka dari itu Jaemin akan menjadi pion bunda sekarang, untuk masa depannya dan untuk Jeno.


























tbcc...

hai woi !!! akhirnya update juga !!! shshh jangan lupa vomen yah !




BECAUSE IT'S YOU | JAEMJEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang