².⁴

1.4K 126 3
                                    

Jaemin memakan jas hitamnya rapih dengan setelan kemeja putih dasi biru muda, menuruni anak tangga satu persatu dengan wibawa nya, menyambut seorang bocah laki laki yang sedang duduk sarapan dengan pengasuhnya,

"wah Nono, udah bangun sayang?" tanya Jaemin, mencium pipi kanan anak nya,

"udah yah, sini ayah cepet sarapan nanti malah telat" kata Nono lucu, menarik narik tangan Jaemin untuk duduk di sebelahnya,

"iya iya ayo sarapan. Sini bi, biar saya aja yang suapin Nono, bibi siap siap ke sekolahnya Nono aja yah" kata Jaemin lembut, mengambil alih piring nasi goreng dari tangan bibi,

"ih kok sama bibi ke sekolahnya?! Nono mau sama ayah tauk!" omel Nono, membuang wajahnya sambil mengembungkan pipinya lucu, 

"Nono gak boleh gitu, ayah kan udah pernah bilang kalo ayah harus kerja dan hasilin uang buat Nono beli mainan. Nono mau mainan kan?" tanya Jaemin, membujuk Nono,

Awalnya Nono masih gak nengok, tapi setelah di janjikan jalan jalan setelah pulang sekolah, Nono akhirnya setuju dan setelah itu pergi kesekolah bersama bibi dan supir kepercayaan Jaemin.

Ia harus menjaga anak nya baik baik.

.

"mas, kamu yakin Jeno bakal baik baik aja?" tanya Haechan, bergeleyot manja pada Mark.

Haechan adalah pasangan Mark, mereka sudah menikah beberapa bulan. Mereka membawa Jeno juga kembali ke kota lama mereka, setelah Bunda meninggal 2 tahun yang lalu karena gagal ginjal, dana Ayah yang di rawat di rumah sakit,

"ya gak papa, lagi pula Jeno pasti juga udah lupa sama wajah teman temannya, dari SMA kan" jawab Mark tenang, mengelus surai lembut Haechan,

"mudah mudahan, kasihan Jeno kalo dia ketemu Jaemin juga" balas Haechan khawatir.

"bang Mark, Haechan! Jeno berangkat dulu yah" teriak Jeno dari ruang makan,

"iya Jen! hari hati yah!" jawab Mark berteriak dari ruang tamu,

Setelah itu Jeno tersenyum manis ke arah anaknya yang malah terlihat muram tanpa senyuman. Nana menyelonong begitu saja saat Jeno ingin memegang tangannya,

"ah.. anak itu, kenapa semakin mirip bapaknya woy?!!" teriak Jeno agak frustasi, setelah itu mengejar anaknya yang sudah keluar rumah.

Berbeda dari yang lain. Jeno mengajarkan anaknya untuk hemat, dan untungnya Nana tak masalah, katanya ia malah senang melihat pemandangan kota di pagi hari. Seperti biasa Jeno akan menyuruh Nana duduk di bangku dekat jendela untuk melihat lihat pemandangan.

"nanti disekolah jangan sombong sombong yah, kamu kan anak baru" peringat Jeno dan hanya di balas anggukan oleh Nana.

Jeno tersenyum sabar, mungkin emang Nana anaknya yang tertutup tidak seperti ayahnya yang petakilan. Nana jarang bicara bahkan tersenyum ke orang orang, anak itu lebih suka memendamnya sendirian lalu baru bercerita sambil menangis jika sudah tidak kuat.

tarikan kecil dari Nana menyadarkan Jeno dari lamunan. Ternyata sedikit lagi mereka akan sampai di halte dekat sekolah Nana yang baru.

"ayo turun" kata Jeno, menuntun Nana hati hati turun dari bus,

mereka harus berjalan lagi sekitar 3 menit an baru sampe di sekolah Nana. Gak lama juga sih 3 menit, karena emang Nana nya juga ajak ngobrol terus,

"dadah pah" teriak Nana saat Jeno mengantarkannya sampai didepan gang,

rasanya ia ingin menangis kala melihat anaknya dengan santai dan berani telah sekolah. Kayaknya baru aja kemarin dia dijahit di perut nya sehabis mengeluarkan Nana.

"mudah mudahan kamu ketemu orang baik" kata Jeno sehabis itu bergegas untuk pergi ke toko brownis miliknya. Yah, setelah mohon mohon sambil nangis darah ke Mark, tapi boong. Jeno akhirnya dapet modal buat buka toko brownis sendiri dan untungnya Felix juga bantu sekalian buat brownis.

pas lagi jalan buru buru, ponselnya Jeno bunyi, ternyata dark Felix. Ia sempatin angkat telfonnya dan yang pertama kali ia dengar adalah teriakan marah dari Felix karena pintu toko belum di buka dan Felix nungguin didepan,

"hehehe iya maap, lu tau kan gue harus anter Nana dulu" kata Jeno, sambil melihat jam tangannya takut takur ketinggalan bis,

"ini dikit lagi bis nya sampe santai aja kali, gue udah mau otw" kata Jeno lagi,

karena terlalu fokus ke telfon dan jam, tanpa sadar Jeno menabrak seseorang yang juga sedang berjalan dengan secangkir kopi di tangannya. Kopi dari orang tersebut jatuh mengenai baju Jeno hingga Jeno terkejut panas,

buru buru ia meminta maaf dan mengatakan kalau ia tak apa apa, urusan baju masih bisa di ganti di toko nanti sekarang yang terpenting Felix gak marah dan gak batalin kerja sama dia,

gak lama ia di halte, bis akhirnya sampai dan Jeno buru buru masuk dan duduk di bangku pojok paling belakang. Menghembuskan nafasnya tenang, sambil mengelap keringatnya,

"aduh gila panas banget nih kopi" kata Jeno mengibas ngibas bajunya yang basah, "mana bau kopi lagi anj" kata Jeno pas cium baju nya.

Melupakan tentang kopi, ia melihat ke luar jendela dimana orang orang masih mencoba untuk masuk kedalam bis. Namun, mata Jeno menemukan sosok seseorang yang ia kenal.

Mata mereka saling bertubrukan, mata Jeno dengan kilauan rindu yang dalam, Jeno bahkan tanpa sadar menitikan air matanya. Orang yang di lihat Jeno tersenyum manis, senyuman lama yang Jeno rindukan dari dulu.

"bunda" kata Jeno, setelah itu bis nya jalan, Jeno yang gak rela lihat bahkan sampe muter muter badannya buat lihat orang yang mirip bundanya itu,

tapi Jeno harus menerima kenyataan, bahwa bunda yang selalu mendukungnya sudah tenang di surga sana. Melihat dirinya yang berjuang membesarkan cucu pertamanya, Nana.

"eh tapi, yang tadi gue tabrak gak papa kan?" tanya Jeno pada dirinya sendiri, "ah bodo deh, gue aja bau kopi, siapa suruh jalan sambil main hp" lanjut Jeno tak peduli.

.

Jaemin keluar dari toko pakaian mewah di sebuah mall, biasa bisa nya ada orang sembrono yang berjalan sambil bermain hp sampe kopi nya tumpah,

"kalo gue sampe ketemu sama orang kayak gitu lagi, gue gak akan biarin dia kabur" kata Jaemin, membuang nafasnya pasrah karena baru pagi nasib nya aja udah sial.

...
























tbc...
jangan lupa sholat jumat
jangan baca wattpad mulu gblk :'>
eh ini kak ayo vote 🙏
kenapa vote nya lebih sedikit dari yang baca !

btw, turut berduka cita
pasti kalian kehilangan banget sama sosok bunda

(っ˘̩╭╮˘̩)っ

BECAUSE IT'S YOU | JAEMJEN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang