3

3 1 0
                                    

Assalamualaikum
Hapy reading dan semoga kalian suka.
.
.
Sekuat apapun aku berusaha,tak akan mungkin bisa mengembalikan sinar yang pernah ada.

TASYA SINTIA ARABELE BAGASKARA
--

Matahari mulai menampak kan diri nya membangunkan semua orang untuk memulai hari yang baru tapi tidak dengan Tasya gadis buta itu tak dapat melihat matahari terbit di pagi hari dia tak akan terbangun dari tidur nya sekeras apapun cahaya itu menyinari dunia.dia tak kan pernah bisa bangun dari tidur malam nya bahkan dia juga tak tahu dan tak bisa membeda kan siang dan malam karena semua yang dia lihat hanya GELAP tak ada setitik cahaya pun yang dia lihat semua nya tetap sama.kecuali jika jam weker nya telah berbunyi baru dia akan tahu jika jam ini sudah pagi atau malam.

Tasya melangkah menuju kamar mandi untul membersih kan diri nya meskipun ia buta setidak nya dia masih bisa mandi,menggunakan baju dan celana nya sendiri.

Setelah selesai mandi dia mencoba untuk turun ke lantai bawah siapa tahu dia bisa mendengar suara kedua orang tua nya yang kata nya pulang hari ini. Tasya di tuntun oleh tongkat nya menuju lantai bawah menuruni tangga secara hati-hati agar tak jatuh.

"Hahahaha iya iya papa bangga sama kamu"

"Mama juga bangga sama kamu"

Kalian tahu itu suara siapa?,ya itu suara papa dan mama Tasya. Mereka mengatakan bangga tapi untuk siapa oh pasti untuk abang nya Satria batin Tasya.

Tasya tak berani mendekat ke arah mereka dia hanya bisa mendengar suara tawa bahagia dari ruang tengah saja itu pun sudah membuat dia ikut bahagia seandainya dia bisa berada di antara mereka pasti akan terasa sangat harmonis.tapi sayang kata "andai" tak bisa menjadi "nyata" bukan?.

"Eh ada si buta"ujar Satria melihat Tasya yang berdiri di ruang tengah.

"Ngapain kamu di sini balik sana ke kamar jangan merusak suasana bahagia orang"pungkas mama sinis.

"Emang Tasya nggk boleh ikut bahagia?"tanya Tasya.

"Tidak,seharus nya kamu sadar diri kamu siapa dan kita siapa masih untung kita mau menampung SAMPAH seperti kamu"jawab mama dingin.

"Tapi kenapa aku juga bagian dari kalian bukan?"tanya Tasya berusaha menahan tangisan nya.

"Itu dulu sebelum kamu menjadi pembunuh dan cacat seperti sekarang"jawab mama sarkas tak memikir kan perasaan Tasya.

"Tapi kalian yang membuat Tasya cacat"ujar Tasya.

"Itu karena ada yang lebih membutuhkan dari pada kamu"jawab mama.

"Tapi Tasya juga butuh,Tasya butuh itu buat menyinari hidup Tasya. Tapi kalian rebut membuat Tasya harus hidup dengan kegelapan"

Plak

"KAMU ITU SUDAH DI KASIH HATI MALAH MINTA JANTUNG,NGGK PUNYA SOPAN SANTUN MELAWAN TERUS DASAR ANAK TAK TAHU DIRI"teriak mama jangan lupa kan tamparan yang sangat keras itu membuat kepala Tasya menoleh ke samping.

"Maafin Tasya ma"kata Tasya meminta maaf.

"Inget ya kamu itu cuma anak pembawa sial,anak yang buta,nggk tahu diri.jadi jangan sekali-kali kamu meminta hak untuk di berikan rasa bahagia baik dengan kita maupun dengan tuhan"pungkas mama apa Tasya harus menuruti nya?,apa ia harus hidup dengan kegelapan di sepanjang hidup nya?,apa tak ada yang mau menemani nya menjadi pasangan hidup nanti?.

"Mama,papa,dan abang.donorin mata aku sama siapa?"tanya Tasya parau.

"Sini kamu sudah di kasih tahu malah bertanya terus,sini"kata mama menyeret Tasya menuju kamar mandi.

Sedangkan papa dan Satria tanpa rasa kasihan sedikit pun mereka malah melihat apa yang di lakukan istri dan mama nya itu dengan santai lalu berjalan menuju ruang makan tanpa memperdulikan teriakan kesakitan fisik dan batin gadis yang buta itu.

BUK
BYUR
PLAK
PLAK

"Ampun ma,ampun.maafin Ara AAARRRGG sakit ma"pupus sudah dinding pertahanan Tasya dia menangis dan teriak kesakitan mama nya tak segan-segan menyiram, memukul,menampar dan membenturkan kepala nya di dinding kamar mandi.

BUK

"Dasar pembawa sial"kata mama membentur kan kepala Tasya terakhir lalu pergi meninggalkan Tasya yang menangis kedinginan mendekap tubuh nya sendiri.

"I'm in pain"gumam Tasya pelan.

"Non astagfirullah,non Tasya. Kenapa bisa seperti ini ayo ke kamar biar bibi obatin luka nya"kata bibi datang dengan tergopoh-gopoh sambil membawa tongkat Tasya.

Bi Indah menuntun Tasya menuju kamar nya,dengan sesekali menghapus air mata nya mengingat kejadian miris tadi.

"Non duduk dulu bibi mau ambil p3k dulu"ujar bi Indah lalu keluar mengambil p3k.
 
"Tasya mati rasa bi,udah nggk ada semangat hidup"kata Tasya kepada bi Indah.

"Non jangan sedih bibi percaya jika suatu saat nanti mereka akan menyesali perbuatan mereka terhadap non Tasya. dan akan ada seseorang yang akan datang menyelamat kan hidup non"kata bi Indah memberi semangat dengan penuh keyakinan.

"Padahal Tasya sudah membangun dinding yang kokoh untuk kesehatan hati Tasya tapi tetap saja masih bisa mereka hancur kan"ujar Tasya pelan."Tasya nggk bisa benci sama mereka bi,bahkan setelah apa yang mama lakukan dengan Tasya sekarang Tasya masih tetap nggk bisa benci.i love my mom,my father and my brother but them close down my dreame to happy"lanjut nya.

"Sssttthh"desis Tasya kesakitan kala bibi mengobati kepala pipi dan juga bibir nya."sakit bi tapi nggk sesakit hati Tasya"gumam Tasya.

"Sudah selesai,non tidur dulu ya istirahat nanti kalau sudah waktu sholat bibi bangunin"ujar bibi dan di angguki oleh Tasya.

"Tasya memang butuh istirahat,bukan hanya tubuh.hati dan pikiran Tasya juga butuh istirahat.selamat istirahat hati dan pikiran semoga setelah kita bangun nanti ini semua hanya mimpi"racau Tasya menutup mata.

Mau menutup atau tidak pun yang di lihat oleh Tasya hanya Gelap tak ada cahaya yang mendekati.

Nge feel nggk sih guys?
Pembaca GELAP ada yang sudah berumah tangga nggk sih?.
Satu kata untuk:
Satria?
Mama nindya?
Papa raihan?
Bi Indah?
Tasya?

Spam komen
Dan
Vote
Aku maksa

A Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang