1

13 2 0
                                    

Jangan lupa
Pajak
Vote
Komen
.
.
.
Sekuat apapun aku berusaha tetap saja sinar itu tak kan pernah datang,
Sekalipun aku menangis darah.

TASYA SINTIA ARABELE BAGASKARA

Gadis itu meraba samping nakas nya mengambil tongkat yang selalu menemani nya di kala ke gelapan nya ini.dia hidup dengan keluarga yang harmonis tapi harmonis tanpa ada nya diri nya.

Entah dosa apa yang gadis ini perbuat di masa lalu sehingga keluarga nya tak mau memandang nya lagi,dia selalu di kucil kan oleh mereka terlebih saudara nya sendiri abang nya sendiri dan berakhir dengan kekerasan fisik.

Dia adalah TASYA SINTIA ARABELE BAGASKARA gadis dengan ke gelapan di sepanjang hidup nya kini melangkah kan kaki nya di bantu dengan tongkat itu menuju balkon.dia duduk di ubin yang dingin itu dengan wajah yang menghadap lurus kedepan.

"Sekuat apapun aku berusaha tetap saja sinar itu tak kan pernah datang sekalipun aku menangis darah "gumam nya pelan."Suara bising ini membuat ku sadar jika seharus nya aku bersyukur karena tuhan tak mengambil pendengaran ku,setidak nya aku masih bisa mendengar gunjingan mereka tentang ku yang membuat aku harus lebih kuat lagi untuk membangun tembok yang kokoh untuk kesehatan hati ini"gumam nya lagi.

Tasya yang kerap di panggil BUTA oleh keluarga nya,tak ada satu orang pun yang mengasihani nya kecuali bi Indah art di rumah nya.saking tegar nya hati nya ia tak pernah meneteskan air mata nya di depan orang lain kecuali keluarga nya.tapi percayalah,dengan ke gelapan dia sekarang dengan kesendirian dia sekarang.dia rapuh sangat rapuh meratapi hidup nya yang malang."kalian tak mau mendengar kan penjelasan ku.tapi kenapa aku tak bisa membenci kalian,kenapa ketika aku menangis karena kalian aku malah mengingat saat-saat kita bisa tertawa bersama.abang Aya rindu abang"bantin Tasya.

"Aku kuat,aku perempuan kuat.aku nggk boleh nangis aku harus terlihat baik-baik saja di depan mereka"gumam Tasya menghapus air mata nya.

Tok tok tok

"Non bibi boleh masuk"kata bi Indah dari luar.

"Masuk saja bi"jawab Tasya.

"Non makan dulu ya,ini kesukaan non loh ayam goreng udah bibi suir kan tadi"ujar bi Indah antusias membawa nampan berisi kan nasi serta lauk dan juga air putih.

"Bibi taruh di nakas saja"jawab Tasya membuat bi indah menatap nya sendu.

"Non yang sabar ya,bibi yakin suatu saat nanti kamu akan bahagia,bibi taruh ini di meja nakas nanti kamu makan ya"kata bi Indah lalu melangkah pergi.

"Amin"gumam nya mengaminkan ucapan bi indah.

Otak nya kembali mengingat kejadian di mana satu-satu nya organ yang dapat ia gunakan untuk melihat terik nya matahari tiba-tiba menghilang.


"Aku kuat,suatu saat nanti aku akan bukti kan kalau aku bukan perempuan seperti itu"ucap Tasya."dan seharus nya aku berterimakasih sama papa,mama dan abang setidak nya mereka masih mengizin kan aku untuk tinggal di rumah ini"lanjut nya.

Tasya bangun dari duduk nya berjalan menuju kasur nya meraba nakas di samping kasur nya untuk mengambil makanan nya tapi sebelum itu dia lebih dulu menyala kan musik di radio dia sangat ngefans dengan justin bieber suara yang merdu membuat dia nyaman mendengar nya.radio tersebut memutar kan lagu justin bieber yang berjudul "lonely"sangat cocok untuk kisah cerita ini.

Tangan Tasya meraba gundukan nasi dan juga lauk di atas piring tersebut dan mulai menyuapi nya kedalam mulut nya tak lupa mengucapkan bissmillah.

"Alhamdulillah aku masih bisa makan sampai hari ini,tapi tak bisa bahagia hahaha"gumam Tasya miris dengan kekehan nya.

Setelah selesai makan Tasya merebahkan badan nya di kasur empuk nya tangan nya meraba selimut kemudian menarik nya,dia tak melakukan apapun dia bingung harus apa.

Sepi

"I'm so Lo....nely lo.....nely"nyanyi Tasya mengikuti lagu yang berputar di radio nya,mungkin karena tak ada yang bisa ia lakukan dan pada akhir nya dia memutuskan untuk bernyanyi.

"Sepi,tak ada siapapun.sunyi,tak ada suara yang terdengar.gelap,tak ada orang atau benda yang terlihat"gumam nya.

Seperti itulah yang gadis ini lakukan setiap malam,tak ada yang menemani gadis tuna netra atau sering di sebut buta ini.bibi?,pasti nya dia lelah karena terus berkerja dari pagi sampai malam dan Tasya mengerti itu.

Seandai nya abang nya mau menemani nya,saling bertukar cerita,saling melempar lelucon layak nya seorang adik dan kakak.

Tapi nyata nya khayalan Tasya di hantam secara kasar oleh realita yang teramat pahit.sadar,kata itu yang menjadi patokan hidup Tasya. Dia sadar bahwa itu tak mungkin terjadi,dia sadar bahwa dia mempunyai kekurangan dan dia sadar bahwasa nya realita tak semanis ekspetasi.

Mata nya mulai sayup karena kantuk yang melanda pada akhir nya dia pun menutup mata nya menuju alam mimpi yang mungkin bisa baik dan buruk.

Assalamualaikum temen temen
Gimana part ini feel nya dapet?.
Sorry pendek sengaja aja mau ngegantung gitu.nanti lanjut lagi kalau kalian suka
Tolong
Jangan lupa tinggal kan jejak

A Blind GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang