18. Suasana Berbeda

62.3K 4.5K 60
                                    

Happy reading guys♡

Alissa mengerjapkan matanya beberapa kali, membiasakan cahaya masuk ke dalam netranya. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang berat di perutnya, membuatnya menolehkan kepala ke arah samping.

"Z-zio?" gumam Alissa terkejut.

Pria itu tampak sama sekali rak terganggu dengan pergerakan Alissa, ia masih tertidur dengan nyenyak. Napasnya terdengar teratur dengan dada yang bergerak naik turun seirama.

Sejenak Alissa terpana melihat wajah tampan suaminya yang sangat tenang, pria itu sangat menggemaskan jika sedang tertidur seperti ini. Tak ada tatapan tajam, tak ada wajah datar dan dingin.

"Zi... bangun," bisik Alissa seraya menepuk pelan pipi Alanzio.

Ia sadar bukan waktunya untuk mengkhayal karena kalau mereka tak bangun sekarang, maka mereka akan berakhir terlambat ke sekolah.

"Zio, bangun!" ucap Alissa dengan suara yang lebih dikeraskan.

Kali ini Alissa berhasil membangunkan suaminya itu, perlahan Alanzio bergerak dan membuka kedua matanya yang dilapisi bulu kata lentik itu. Ia menatap ke arah Alissa dengan intens.

"Hm?"

"Ayo bangun, hari ini kita udah sekolah kan?" ucap Alissa dengan bersemangat.

Wajahnya sudah terlihat lebih segar, bibirnya tak pucat lagi, dan wajahnya tak semerah semalam. Hal ini membuat Alanzio yang melihatnya bernapas lega.

"Udah enakan?" tanya Alanzio. "Semalam kamu demam dan baju kamu..." Segera Alanzio menolehkan kepalanya ke arah lain.

Sejenak kening Alissa mengerut membuat kedua alisnya saling bertautan, hingga akhirnya ia melirik ke arah pakaiannya yang sudah berganti, membuat kedua matanya membulat sempurna.

"ZIO, ANJIR! KAMU YANG GANTI BAJU AKU, YA?!" pekik Alissa dengan heboh dan suara cempreng. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus akibat malu.

Ia itu bahkan memukul punggung Alanzio dengan bantal guling miliknya beberapa kali, membuat Alanzio terdengar meringis kesakitan.

"Kalau enggak diganti, sekarang kamu gak bakal bisa teriak gini," sindir Alanzio. "Bukannya terima kasih malah ngamuk."

Ia beranjak dari kasur dan berdiri. "Sana siap-siap kalau udah enakan." Usai mengatakan hal itu, Alanzio pun meninggalkan kamar Alissa.

Ucapan Alanzio berhasil membuat Alissa mematung, pandangannya tertarik pada ember berisi air yang sudah mendingin di atas nakasnya.

"Zio kompres aku semalam?" gumam Alissa.

Menyadari Alanzio cukup perhatian dan khawatir padanya entah mengapa membuat dada Alissa menghangat, kedua sudut bibirnya tertarik ke atas dengan sendirinya.

----

Begitu memasuki area sekolah, beberapa siswa tampak menghentikan langkahnya dan melihat Alissa dan Alanzio yang berjalan bersama-sama. Kedua sejoli itu tengah menjadi trending topik yang sangat panas di SMA Budi Bangsa saat ini.

"Eh, mereka beneran pacaran? Masa sih?"

"Kalau enggak pacaran terus apa dong? Masa mereka ciuman gitu aja pas dansa."

"Kalau dilihat-lihat cocok juga gak sih? Kak Alissa kan cantik, pinter juga, cocok sama Kak Zio yang ganteng sama pintar."

Sekiranya itulah bisikan-bisikan yang Alissa dengar saat berjalan di koridor, membuatnya sedikit risih. Namun, bukannya menjauh Alanzio malah menggandeng tangannya dengan erat.

Marry Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang