19. Level

53.6K 4.3K 92
                                    

Happy reading!

"ALISSA!"

Teriakan yang cukup cempreng itu terdengar di sepanjang koridor, bahkan mencapai ruangan kelas Alissa yang saat ini cukup ramai karena sedang istirahat. Seorang gadis pemilik suara cempreng itu terlihat berdiri di pintu kelas dengan napas terengah-engah.

"Sha, harus berapa kali gue bilang buat jangan teriak-teriak kayak gitu," ucap Alissa sebal.

Bukannya apa, setiap kali Shasa berteriak, telinganya pasti berdengung karena teriakan yang cukup nyaring dan cempreng itu. Tentu saja ia tak ingin gendang telinganya pecah di usia muda, nanti nggak bisa dengar suara oppa-oppa Korea yang ganteng lagi.

"Bukan waktunya buat permasalahi teriakan gue sekarang!" ucap Shasa cepat. "Ayo ikut gue sekarang!"

Tanpa menunggu persetujuan dari Alissa, Shasa langsung menarik tangan Alissa begitu saja. Membuat ia berjalan dengan sedikit terseret di belakang Shasa dengan wajah kesal.

"Ad—"

Alissa langsung menghentikan ucapannya begitu langkah Shasa terhenti di pintu kantin. Kedua matanya membulat sempurna melihat seorang siswa dengan rompi berwarna merah yang tengah dibully habis-habisan oleh Echi.

Namun, ia tak langsung datang menghampiri Echi, langkahnya terhenti kala melihat siswa yang dibully tadi tak diam saja. Gadis itu terlihat melawan dan menampar wajah Echi balik, sontak hal itu mengundang senyum di wajah Alissa.

"Menarik," gumam Alissa.

Ia langsung berjalan menghampiri keduanya kala melihat Echi hendak menumpahkan segelas teh manis di kepala gadis itu. Melihat kedatangan Alissa, beberapa siswa yang tadinya berkerumun menonton pun memberikan jalan untuk Alissa. Bagi mereka, ini adalah tontonan yang akan semakin menarik.

Saat Echi hendak menumpahkan isi gelas itu di atas kepala gadis itu, tangan Alissa dengan sigap menahan tangannya dan mengambil alih gelas yang ia pegang. Mata Alissa memandang dingin ke arah Echi.

"Gak capek lo bully orang mulu?"

"Lo enggak usah ikut campur urusan gue! Dia usah kurang ajar sama gue, masih kelas sepuluh aja udah sok jagoan," ucap Echi tak kalah sengit.

Salah satu sudut bibir Alissa terangkat naik, membentuk senyum miring yang mengerikan. "Dia yang sok jagoan atau lo? Yang gue liat, dia cuma membela diri kok. Sementara lo? Mau apa lo pake segala nampar dia? Mau dibilang ratu bully? Paling jago di sini?"

Rahang Echi mengeras mendengar ucapan Alissa, ia merasa tak terima telah direndahkan seperti ini. Tapi, membalas Alissa sama saja seperti mencari mati.

"Apa? Gak terima? Semua yang gue omongin benar kok," tambah Alissa saat melihat wajah lawannya itu memerah padam.

"Lo kenapa sih selalu belain korban gue? Orang kayak mereka tuh nggak selevel sama kita, Lis!" ucap Echi yang mengalihkan pembicaraan.

Bukannya menjawab, Alissa malah tertawa meremehkan yang terdengar cukup ngeri di telinga yang lainnya.

"Lo siapa sampai berhak nentuin level seseorang? Padahal Tuhan aja menganggap semua makhluknya sama rata di dunia ini. Kita di bumi sama-sama numpang, tapi gaya lo kayak udah jadi tuan rumah aja," ucap Alissa seraya tersenyum remeh.

Saat Alissa hendak melangkah pergi, ia teringat akan suatu hal yang membuatnya kembali mengurungkan kegiatannya itu. Matanya menatap intens pada Echi yang berdiri angkuh di depannya.

"Oh iya, asal lo tau aja, sampai kapan pun gue enggak bakal pernah mau gabung sama lo. Kalau lo bisa buat level-levelan berdasarkan kekayaan seseorang, gue juga bisa buat. Dan sayangnya di dalam pandangan gue, kita enggak selevel," ucap Alissa. "Soalnya lo gak punya attitude sih."

Marry Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang